Rabu, 12 September 2018

EKONOMI KEPENDIDIKAN DAN KETENAGAKERJAAN




EKONOMI KEPENDIDIKAN DAN KETENAGAKERJAAN

TUGAS
Disampaikan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Menempuh Mata Kuliah Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan
Program Studi Magister Administrasi Pendidikan
PPs FKIP Universitas Bengkulu Semester 2 Tahun Akademik 2013/1014
Dosen Dr. Zakaria, M.Pd


 





Oleh

Jon Sastro
A2K012115

PROGRAM STUDI
MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA FKIP
UNIVERSITAS BENGKULU
2013

TUGAS 1

A.    Makna Ekonomi, Ekonomi Kependidikan dan Ekonomi ketenagakerjaan
1.      Ekonomi
Ekonomi adalah studi tentang cara mengalokasikan sumber daya terbatas diantara penggunaan yang saling bersaing. Ekonomi terbagi menjadi 2 yaitu, Ekonomi makro yaitu studi tentang perilaku ekonomi agregat yang sering menggunakan indikator-indikator nasional, misalnya: tingkat pengangguran, inflasi, pertumbuhan, dan umumnya kurang fokus pada pemerataan dan Ekonomi mikro yaitu studi tentang perilaku ekonomi individu yang merupakan komponen ekonomi makro.
2.      Ekonomi Pendidikan
Ekonomi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang cara terbaik dalam mengalokasikan sumber daya pendidikan yang terbatas (terutama dana) antar jalur, jenis, jenjang pendidikan baik negeri maupun swasta. Analisis biaya dapat mambantu membeberkan: (1) pemborosan internal sekolah dan inefisiensi serta cara-cara yang dapat mengeliminasi mereka; dan (2) peningkatan efisiensi eksternal dan keuntungan individu dan masyarakat dari investasi pendidikan yang benar-benar terarah dengan baik.
3.      Ekonomi Ketenagakerjaan
Ekonomi ketenagakerjaan adalah studi tentang cara kerja dan hasil pasar kerja. Lebih spesifiknya, ekonomi ketenagakerjaan adalah studi tentang perilaku pihak pengusaha/manajemen dan pihak pekerja/ serikat pekerja dalam menanggapi/ mengalokasikan  upah, harga, keuntungan, dan aspek-aspek bukan uang tetapi terkait dengan uang misalnya kondisi kerja, keselamatan kerja, kesehatan karyawan, rekreasi, dsb. (Ehrenberg & Smith, 1985).
Jadi ekonomi ketenagakerjaan itu menyangkut pengalokasian/pemanfaatan tenagakerja dengan sebaik-baiknya agar efektif dan efisien dalam menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sebanyak mungkin. Lebih spesifiknya, ekonomi ketenagakerjaan mempelajari perilaku permintaan tenaga kerja, persediaan tenaga kerja, dan pasar kerja.
B.     MODAL UNTUK MEMPELAJARI EKONOMI PENDIDIKAN
Pertama, untuk memahami biaya pendidikan, seseorang harus memahami pendidikan sebagai sistem yang terdiri dari tujuan pendidikan yang akan dicapai dan komponen-komponen pendidikan yang membetuk sistem yaitu konteks, input, proses, output, dan outcome (jangka pendek dan jangka panjang), Kedua, memahami jenis dan sumber pendapatan yang dibutuhkan untuk memenuhi biaya pendidikan dan bagaimana pendapatan bervariasi dalam situasi yang bervariasi, Ketiga, siapapun yang ingin mempelajari ekonomi pendidikan harus memahami biaya pendidikan, jenis-jenis biaya pendidikan, faktor-faktor yang mem-pengaruhinya, dan akibat dari faktor-faktor tersebut terhadap jumlah dan jenis biaya pendidikan, Keempat, memahami segitiga anggaran pendidikan yang meliputi rencana pendidikan, rencana biaya pendidikan (biaya yang dibutuhkan untuk, dan rencana sumber dana pendidikan.

C.    RENCANA PENDIDIKAN
Contoh-contoh rencana pendidikan: (1) peningkatan akses, pemerataan, dan keadilan misalnya: beasiswa untuk siswa miskin, pembangunan SD-SMP satu atap, SMP/SMA/SMK Terbuka; (2) peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing, misalnya: pelatihan guru, kepala sekolah; pengembangan bahan ajar; pengembangan model pembelajaran (pembelajaran tuntas, pembelajaran dengan melakukan, pembelajaran kontekstual, pembelajaran kooperatif, PAIKEM, lessons study, dsb.); pengemban karakter, budipekerti, dsb.); dan (3) peningkatan efisiensi, misalnya pengurangan angka putus sekolah, pengurangan angka mengulang, rasio siswa/guru, penggunaan (gedung, ruang, dan fasilitas pendidikan) secara maksimal;  modifikasi proses belajar mengajar (team teaching), mengganti tatap muka ke e-learning, dsb. Ekonomi pendidikan lebih cenderung ke efisiensi pendidikan, tetapi tidak bisa mengorbankan mutu. Jadi, meskipun efisien tetapi mutunya rendah (tidak efektif), maka tetap tidak efisien. Misalnya, tidak ada siswa yang putus sekolah dan tidak ada siswa yang mengulang, tetapi hasil belajarnya rendah dan apa yang diajarkan tidak relevan dengan kebutuhan siswa/berbagai sektor ekonomi.
D.    BIAYA PENDIDIKAN
Biaya pendidikan meliputi: (1) biaya satuan pendidikan, (2) biaya penyelenggaraan dan/ atau pengelolaan pendidikan, dan (3) biaya pribadi peserta didik (lihat PP 48/2008 tentang Pendanaan Pendidikan dan UU 9/2009 tentang Badan Hukum Pendidikan). Dalam ekonomi pendidikan juga dikenal istilah biaya peluang (opportunity cost) atau penghasilan yang hilang (foregone earning) selama seseorang sedang melakukan studi. Sumber dana pendidikan bisa dari Pusat: APBN. Propinsi: APBD (PAD, DAU, DAK, Dana Bagi Hasil, Pinjaman/Hibah, Dana Dekonsentrasi, dan Dana Tugas Pembantuan) dan dari Kabupaten/Kota: APBD (PAD, DAU, DAK, Dana Bagi Hasil, Pinjaman/ Hibah, dan Dana Tugas Pembantuan).

E.     EFISIENSI PENDIDIKAN
Efisiensi pendidikan merujuk pada hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar. Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal. Efisiensi internal merujuk kepada hubungan antara output sekolah dan input yang digunakan untuk memroses/menghasilkan output sekolah, misalnya: peningkatan angka kelulusan, rasio keluaran/masukan, angka kenaikan kelas/transisi, penurunan angka mengulang, angka putus sekolah, dan peningkatan angka kehadiran.

F.     KOMPONEN-KOMPONEN KETENAGAKERJAAN
1.      Perencanaan tenaga kerja
2.      Rekrutmen dan seleksi
3.      Penempatan/pengalokasian
4.      Pengembangan
5.      Pemanfaatan
6.      Pemeliharaan tenaga kerja
7.      Evaluasi kinerja

8.      Imbal jasa
9.      Hubungan kerja
10.  Dokumentasi personalia
11.  Informasi Pasar Kerja
12.  Link & Match antara Pendidikan Kejuruan dan Dunia Kerja                                
13.  Mempromosikan kerja penuh

TUGAS 2

1.      Menurut anda, bagaimana alokasi 20% APBN dan APBD untuk pendidikan karena rata-rata kabupaten/kota telah mengalokasikan 28,3% APBD untuk pendidikan namun 96% nya untuk gaji pegawai?
Menurut saya alokasi dana APBN dan APBD untuk pendidikan sebesar 20% sudah tepat karena dana tersebut untuk meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan guru dan dosen. Pendidikan itu mahal, jadi wajar jika alokasi dana untuk pendidikan itu besar, seperti di daerah yang rata-rata sudah mengalokasikan sebesar 28,3%, karena pendidikan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, begitu juga dengan gaji pegawai yang sudah mencapai 96% sudah tepat, karena pegawai sangat mempengaruhi kinerjanya jadi jika mereka gaji kecil maka kemungkinan kinerja mereka tidak maksimal.

2.      Jika dikaitkan dengan PP 38/2007 tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota, apakah alokasi 20% sudah tepat?
Setuju, karena dengan di alokasikan dana sebesar 20% akan menjamin pendidikan di masa depan di kota maupun di daerah, asalakan dana itu benar-benar teralokasikan dengan baik, tidak ada kata tebang pilih, daera maupun kota sama saja, mereka juga butuh dana untuk meningkatkan mutu pendidikan.dan itu sudah menjadi menjadi kewenangan pemerintah dan urusan pemerintahan yang dikelola secara bersama antar pemerintahan.

3.      Perubahan proporsi siswa SMA:SMK dari 70%:30% menjadi 30%:70% efisien?
Sangat efisien, karena SMK saat ini merupakan sekolah yang banyak digemari para peserta didik, yang menjamin kemampuan dan memberi modal kerja di masa yang akan dating, SMK yang merupakan sekolah kejuruan yang mengutamakan nilai praktek untuk peserta didik sehingga membutuhkan alat praga yang memadai, tidak halnya dengan SMA yang hanya mengandalkan teori saja, jadi sudah jelas SMK lebih banyak membutuhkan dana dibandingkan dengan SMA.

4.      Apakah pemberian (alokasi) tunjangan guru dan dosen cukup efisien dari sudut pandang ekonomi pendidikan karena saat ini di daerah gaji pegawai pendidikan telah menyerap 96% dari APBD?
Sangat efisien, karena kesejahteraan pegawai terutama guru dan dosen sangat mempengaruhi output yang dihasilkan sehingga mempengaruhi kinerja para guru dan dosen, semakin mereka di hargai, semakin maksimal juga kinerja mereka. Apalagi menyangkut masalah pendidikan, karena kemajuan suatu Negara sangat di pengaruhi dengan tingkat dan mutu SDMnya.

5.      Akibat desentralisasi pendidikan yang ditekankan di kabupaten/kota, telah terjadi kesenjangan yang sangat lebar antara daerah yang memiliki pendapatan bagi hasil SDA dan yang tidak memilikinya (misal APBD pendidikan di Kutai Kertanegara 750 milyar dan di Kabupaten Bima 50 milyar dengan jumlah penduduk yang justru lebih banyak). Pendapat Anda dari sudut pandang ekonomi pendidik?
Inilah yang menjadi kesenjangan pendidikan di Indonesia, dimana tidak meratanya dana yang di alokasikan, sepertinya pemerintah hanya memperhatikan pendidikan yang ada di kota saja sehingga kurang ada perhatian terhadap pendidikan yang d pedalaman, ibarat kata, yang maju makin maju, dan yang tertinggal makin tertinggal, ini lah gambaran pendidikan yang terjadi di Indonesia saat ini.

6.      Identifikasikan jenis-jenis inefisiensi akibat alasan operasional dan alasan pengambilan keputusan yang keliru di bidang pendidikan kejuruan dan pendidikan vokasi!
Inefisiensi yang disebabkan oleh alasan operasional dan ini terjadi karena: (a) pemanfaatan/penggunaan sumberdaya (SDM, peralatan, perlengkapan, bahan, dan uang) yang kurang optimal (terjadi idle capacity/under utilization/low use factor), (b) penggunaan uang yang kurang tepat akibat struktur pembiayaan yang kurang tepat, (c) para anggota dalam sistem tidak berkontribusi secara maksimal dalam proses transformasi (mengubah kondisi saat ini menjadi kondisi yang lebih baik), (d) pemilihan proses yang tidak efisien, dan (e) ketidakpedulian terhadap berbagai penggunaan sumberdaya (listrik, air, genting bocor, dsb.) sehingga terjadi pemborosan yang seharusnya tidak perlu terjadi). Kedua, inefisiensi disebabkan oleh pengambilan keputusan yang keliru yaitu yang tidak mendasarkan pada kriteria efisiensi (biaya terkecil, untung terbesar), dan yang tidak mendasarkan pada informasi yang valid dan reliabel (akurat).

7. Bagaimana cara mengurangi inefisiensi yang disebabkan oleh kedua alasan tersebut (alasan operasional dan alasan pengambilan keputusan)?
1.      Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja para anggota dalam sistem (sekolah) misalnya guru, kepala sekolah, karyawan, dan siswa;
2.      Mengoptimalkan penggunaan/pemanfaatan sumberdaya dalam sistem (misalnya SDM dan fasilitas sekolah);
3.      Memperbaiki struktur pembiayaan dengan menerapkan prinsip prioritas (yang harus dibiayai, yang seharusnya dibiayai, dan yang dapat dibiayai);
4.      Mengubah batas-batas proses, misalnya: (1) SD dan SMP yang terpisah pada daerah-daerah terpencil, terpencar, dan terisolir dijadikan SD-SMP satu atap; (2) dari pengelolaan yang sentralistik ke desen-tralistik (misalnya pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan uang, dan pengelolaan kurikulum); dan
5.      Memperbaiki lingkungan kerja misalnya memperbaiki hubungan kerja, memperkuat teamwork, meningkatkan loyalitas kerja, dan memberi insentif bagi yang kinerjanya lebih baik



TUGAS 3

1.      Bagaimanakah caranya merencanakan tenaga kerja agar seimbang antara permintaan dan persediaan tenaga kerja?
Merencanakan tenaga kerja agar seimbang antara permintaan dan persediaan tenaga kerja perlu diterapkan pendekatan perencanaan tenaga kerja yang tepat. Manpower approach adalah pendekatan perencanaan tenaga kerja yang paling tepat untuk digunakan. Perencanaan tenaga kerja dengan menggunakan manpower approach  memerlukan syarat yaitu tersedianya data tentang supply dan demand tenaga kerja.

2.      Kriteria rekrutmen dan seleksi yang seperti apa agar memperoleh the right person in the right place?
Agar memperoleh the right person in the right place dalam kriteria rekrutmen dan seleksi maka perlu disusun cara-cara melakukan rekruitmen dan kriteria seleksi tenaga kerja yang memperhatikan potensi dan pengalaman yang diperlukan oleh dunia kerja. Kriteria ang di maksud yaitu: trainable, educable, and faster learner.

3.      Bagaimana caranya mengalokasikan/ menempatkan tenaga kerja agar distribusinya merata secara jenis pekerjaan, bidang pekerjaan, dan geografis?
Cara mengalokasikan/ menempatkan tenaga kerja agar distribusinya merata secara jenis pekerjaan, bidang pekerjaan, dan geografis yaitu perlu disusun program-program yang dirancang untuk menstimulasi mobilitas kerja secara geografis dan perlu diupayakan persebaran DU/DI yang merata diseluruh tanah air dan jangan mengumpul di satu lokasi geografis.



4.      Bagaimana caranya mengembangkan tenaga kerja agar tetap produktif di tempat kerja?
Dalam mengembangkan tenaga kerja agar tetap produktif di tempat kerja, tenaga kerja perlu dikembangkan daya pikirnya, daya qolbunya, daya pisiknya, dan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seninya sesuai dengan tuntutan di tempat kerjanya. Cara-cara pengembangan dapat dilakukan melalui pendidikan formal, pelatihan, pemagangan, dsb

5.      Bagaimana caranya memanfaatkan tenaga kerja yang ada agar maksimum penggunaannya?
Cara memanfaatkan tenaga kerja yang ada agar maksimum penggunaannya yaitu perlu dilakukan melalui penugasan kerja sesuai dengan kemampuannya, mengurangi ketidakhadiran, mereduksi angka kecelakaan, meningkatkan program-program keselamatan kerja dan kesehatan, mengurangi diskriminasi, memformulasikan kebijakan hubungan kerja untuk meningkatkan produktivitas kerja.

6.      Bagaimana caranya memelihara tenaga kerja yang sudah ada agar tetap produktif?
Cara memelihara tenaga kerja yang sudah ada agar tetap produktif maka perlu dilakukan pembinaan daya pikir, daya qolbu, daya pisik dan pemutakhiran penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi malalui pelatihan/workshop, magang, internship, dan cara-cara lain yang relevan.

7.      Bagaimana caranya mengevaluasi tenaga kerja agar hasilnya benar-benar otentik?
Cara mengevaluasi tenaga kerja agar hasilnya benar-benar otentik yaitu dengan cara dibuatkan kriteria evaluasi tenaga kerja berdasarkan tugas pokok dan fungsi pekerja yang dievaluasi dan dilaksanakan dengan cara-cara yang fair/adil. Kriteria evaluasi tenaga kerja: valid, reliabel, dan objektif (otentik).

8.      Bagaimana caranya merumuskan kriteria dan pelaksanaan imbal jasa karyawan agar dirasakan adil oleh semua karyawan?
Cara merumuskan kriteria dan pelaksanaan imbal jasa karyawan agar dirasakan adil oleh semua karyawan yaitu dengan cara disusunnya struktur pengupahan berdasarkan nilai kerja. Setiap tugas dan fungsi pada posisi tertentu dihitung nilai kerjanya dan ditetapkan unit cost nya setiap nilai kerja tersebut. Nilai kerja dikalikan unit cost akan ditemukan besarnya imbal jasa yang proporsional.

9.      Bagaimana caranya membangun hubungan kerja yang harmonis antara pihak pekerja dengan pihak manajemen (pemilik pekerjaan)?
Cara membangun hubungan kerja yang harmonis antara pihak pekerja dengan pihak manajemen yaitu dibentuknya paguyuban yang terdiri dari pihak pekerja dan pihak manajemen melalui pembentuan serikat pekerja atau dengan memperbaiki hubungan kerja melalui cara-cara lain yang dianggap cocok bagi kedua belah pihak yaitu pekerja dan manajemen.

10.  Model dokumentasi tenaga kerja yang seperti apa agar mudah diakses penggunaannya?
Agar mudah diakses penggunaan model dokumentasi tenaga kerja maka perlu diterapkan e-document atau e-administration tentang pendataan tenaga kerja melalui penggunaan information and communication technology (ICT).

11.  Model informasi pasar kerja yang seperti apa agar pertemuan antara pencari kerja dan pekerjaan yang ditawarkan mudah diakses?
Agar pertemuan antara pencari kerja dan pekerjaan yang ditawarkan mudah diakses dalam model informasi pasar kerja diperlukan Penerbitan informasi pasar kerja melalui jaringan internet yang dibangun berdasarkan sistem informasi pasar kerja (labor market information system). Selain itu, penerbitan informasi pasar kerja juga dapat dilakukan melalui publikasi tertulis.
12.  Model link & match yang seperti apa agar hubungan antara dunia pendidikan dan dunia kerja erat?
Agar hubungan antara dunia pendidikan dan dunia kerja erat perlu  Model link & match  seperti menerapkan model pendidikan sistem ganda (PSG) yang dirumuskan secara bersama antara Depdiknas dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN), baik pusat maupun daerah. Selain itu, pendidikan berbasis kompetensi diterapkan dalam pengembangan pendidikan kejuruan.

13.  Bagaimana caranya memobilisasi dan memanfaatkan tenaga kerja ke seluruh tanah air agar mereka bekerja penuh? 
Caranya memobilisasi dan memanfaatkan tenaga kerja ke seluruh tanah air agar mereka bekerja penuh yaitu dengan cara pendistribusian lapangan kerja yang merupakan motor penggerak utama mobilisasi tenaga kerja untuk menghindari menumpuknya pekerjaan disatu tempat dan diusahakan penerbitan informasi pasar kerja lintas daerah di seluruh tanah air agar perpindahan/likuiditas tenaga kerja antar daerah berlangsung lancar.















TUGAS 4

Isu 1 :
Bagaimanakah caranya merencanakan tenaga kerja agar seimbang antara permintaan dan persediaan tenaga kerja?
Solusi 1:
Perencanaan tenaga kerja menyangkut penyeimbangan permintaan dan persediaan tenaga kerja dilihat dari dimensi berikut: jenis pekerjaan (primer, sekunder, tersier, kuarter), jumlah tenaga kerja (berapa banyak), tempat pekerjaan (dimana pekerjaan dibutuhkan), waktu (kapan dibutuhkan), dan apa persyaratan untuk memasuki pekerjaan (kualifikasi dan kompetensi). Untuk itu perlu diterapkan pendekatan perencanaan tenaga kerja yang tepat. Manpower approach adalah pendekatan perencanaan tenaga kerja yang paling tepat untuk digunakan. Perencanaan tenaga kerja dengan menggunakan manpower approach  memerlukan syarat yaitu tersedianya data tentang supply dan demand tenaga kerja.
Tanggapan 1:
Saya sangat setuju dalam merencanakan tenaga kerja agar seimbang antara permitaan dan persediaan tenaga kerja diperlukan manpower approach dimana tersdianya data tentang supply (persediaan tenaga kerja) dan demand (permintaan tenaga kerja) sehingga dapat melakukan perencanaan yang sedemikian rupa.

Isu 2:
Kriteria rekrutmen dan seleksi yang seperti apa agar memperoleh the right person in the right place?
Solusi 2:
Perlu disusun cara-cara melakukan rekruitmen dan kriteria seleksi tenaga kerja yang memperhatikan potensi dan pengalaman yang diperlukan oleh dunia kerja. Potensi meliputi daya pikir, daya qolbu, daya pisik, penguasaan disiplin ilmu, dan pengalaman kerja yang dimaksud adalah yang relevan dengan persyaratan kerja yang dibutuhkan. Kriteria utama: trainable, educable, and faster learner.
Tanggapan 2 :
Cara melakukan rekrutmen diperlukan perencanaan dan criteria-kriteria tertentu agar tidak mengalami kesalahan yang fatal maka di perlukan pemimpin yang bijak dalam menentukan pekerjanya, seperti melakukan seleksi. Dan di butuhkan criteria seperti trainable, educable, and faster learner.

Isu 3:
Bagaimana caranya mengalokasi-kan/menempatkan tenaga kerja agar distribusinya merata secara jenis pekerjaan, bidang pekerjaan, dan geografis?
Solusi 3:
Perlu disusun program-program yang dirancang untuk menstimulasi mobilitas kerja secara geografis dan perlu diupayakan persebaran DU/DI yang merata diseluruh tanah air dan jangan mengumpul di satu lokasi geografis.
Tanggapan 3:
Kembali lagi bagaimana manajemen atau seorang pemimipin itu sendiri dalam pengambilan keputusan, jika pemimpin mampu merancang program-program dalam mengalokasian atau menempatkan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan, jangan ada sifat kawanisme, yang kenal dia di tempatkan di tempat strategies, yang tidak kenal di tempatkan yang jauh-jauh, ini bukan seorang pemimpin yang bagus.

Isu 4:
Bagaimana caranya mengembangkan tenaga kerja agar tetap produktif di tempat kerjanya?
Solusi 4:
Tenaga kerja perlu dikembangkan daya pikirnya, daya qolbunya, daya pisiknya, dan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seninya sesuai dengan tuntutan di tempat kerjanya. Cara-cara pengembangan dapat dilakukan melalui pendidikan formal, pelatihan, pemagangan, dsb.
Tanggapan 4:
Dari solusi di atas saya sangat setuju bahwa Tenaga kerja perlu dikembangkan daya pikirnya, daya qolbunya, daya pisiknya, dan  ilmu pengetahuan dan teknologi. Cara-cara pengembangan dapat dilakukan melalui pendidikan formal, pelatihan, pemagangan, dan sebagainya.

Isu 5:
Bagaimana caranya memanfaatkan tenaga kerja yang ada agar maksimum penggunaannya?
Solusi 5:
Dilakukan melalui penugasan kerja sesuai dengan kemampuannya, mengurangi ketidakhadiran, mereduksi angka kecelakaan, meningkatkan program-program keselamatan kerja dan kesehatan, mengurangi diskriminasi, memformulasikan kebijakan hubungan kerja untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Tanggapan 5:
Sangat jelas sekali bahwa untuk memanfaatkan tenaga kerja yang maksimum harus sesuai dengan kemampuannya, tapi ingat bahwa setiap pekerja harus mendapatkan kebahagiaan dan asuransi kesehatan serta gaji yang memadai atau sesuai dengan kemampuan tenaga kerja sehingga tenaga kerja merasa sangat dihargai.

Isu 6:
Bagaimana caranya memelihara tenaga kerja yang sudah ada agar tetap produktif?
Solusi 6:
Dilakukan pembinaan daya pikir, daya qolbu, daya pisik dan pemutakhiran penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi malalui pelatihan/workshop, magang, internship, dan cara-cara lain yang relevan.
Tanggapan 6:
Ya benar sekali  caranya memelihara tenaga kerja yang sudah ada agar tetap produktif  perlu dilakukan pembinaan daya pikir, daya qolbu, daya pisik dan pemutakhiran penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi malalui pelatihan/workshop, magang, internship, dan cara-cara lain yang relevan.

Isu 7:
Bagaimana caranya mengevaluasi tenaga kerja agar hasilnya benar-benar otentik?
Solusi 7:
 Dibuat kriteria evaluasi tenaga kerja berdasarkan tugas pokok dan fungsi pekerja yang dievaluasi dan dilaksanakan dengan cara-cara yang fair/adil. Kriteria evaluasi tenaga kerja: valid, reliabel, dan objektif (otentik)
Tanggapan 7:
Dalam mengevaluasi tenaga kerja agar hasilnya benar-benar otentik di perlukan suatu criteria yaitu sesuai dengan TUPOKSI pekerja yang dievaluasi dan dilaksanakan dengan cara-cara yang fair/adil. Kriteria evaluasi tenaga kerja

Isu 8:
Bagaimana caranya merumuskan kriteria dan pelaksanaan imbal jasa karyawan agar dirasakan adil oleh semua karyawan?
Solusi 8:
Disusun struktur pengupahan berdasarkan nilai kerja. Setiap tugas dan fungsi pada posisi tertentu dihitung nilai kerjanya dan ditetapkan unit cost nya setiap nilai kerja tersebut. Nilai kerja dikalikan unit cost akan ditemukan besarnya imbal jasa yang proporsional.
Tanggapan 8:
Sangat perlu merumuskan kriteria dan  pelaksanaan  imbal jasa karyawan agar dirasakan adil oleh semua karyawan seperti perlu disusunnya struktur pengupahan berdasarkan nilai kerja. Setiap tugas dan fungsi pada posisi tertentu dihitung nilai kerjanya dan ditetapkan unit cost nya setiap nilai kerja tersebut
Isu 9:
Bagaimana caranya membangun hubungan kerja yang harmonis antara pihak pekerja dengan pihak manajemen (pemilik pekerjaan)?
Solusi 9:
Dibentuk paguyuban yang terdiri dari pihak pekerja dan pihak manajemen melalui pembentuan serikat pekerja atau dengan memperbaiki hubungan kerja melalui cara-cara lain yang dianggap cocok bagi kedua belah pihak yaitu pekerja dan manajemen.
Tanggapan 9:
Yang jelasnya seorang pemimin harus mampu menciptakan komunikasi aktif terhadap karyawan sehingga terjalin hubungan kerja yang harmonis antara pihak pekerja dengan pihak manajemen.

Isu 10:
Model dokumentasi tenaga kerja yang seperti apa agar mudah diakses penggunaannya?
Solusi 10:
Perlu diterapkan e-document atau e-administration tentang pendataan tenaga kerja melalui penggunaan information and communication technology (ICT).
Tanggapan 10:
Sangat perlu diterapkan e-document atau e-administration tentang pendataan tenaga kerja melalui penggunaan information and communication technology (ICT) agar muda di akses oleh penggunanya.

Isu 11:
Model informasi pasar kerja yang seperti apa agar pertemuan antara pencari kerja dan pekerjaan yang ditawarkan mudah diakses?
Solusi 11:
Penerbitan informasi pasar kerja melalui jaringan internet yang dibangun berdasarkan sistem informasi pasar kerja (labor market information system). Selain itu, penerbitan informasi pasar kerja juga dapat dilakukan melalui publikasi tertulis.
Tanggapan 11:
 Informasi pasar kerja sangat perlu karena merupakan informasi para ppencari kerja untuk mendapatkan kerja yang menyenangkan atau sesuai dengan keinginan, seperti melalui publikasi tertulis, dalam bentuk Koran, majalah, maupun internet.

Isu 12:
Model link & match yang seperti apa agar hubungan antara dunia pendidikan dan dunia kerja erat?
Solusi 12:
Terapkan model pendidikan sistem ganda (PSG) yang dirumuskan secara bersama antara Depdiknas dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN), baik pusat maupun daerah. Selain itu, pendidikan berbasis kompetensi diterapkan dalam pengembangan pendidikan kejuruan.
Tanggapan 12:
Dalam  menerapkan model pendidikan sistem ganda (PSG) yang dirumuskan secara bersama antara Depdiknas dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN), baik pusat maupun daerah merupakan model link & match mempererat hubungan antara dunia pendidikan dan dunia kerja.

Isu 13:
Bagaimana caranya memobilisasi dan memanfaatkan tenaga kerja ke seluruh tanah air agar mereka bekerja penuh? 
Solusi 13:
 Pendistribusian lapangan kerja merupakan motor penggerak utama mobilisasi tenaga kerja untuk menghindari menumpuknya pekerjaan disatu tempat dan diusahakan penerbitan informasi pasar kerja lintas daerah di seluruh tanah air agar perpindahan/likuiditas tenaga kerja antar daerah berlangsung lancar.

Tanggapan 13:
memobilisasi dan memanfaatkan tenaga kerja ke seluruh tanah air agar mereka bekerja penuh perlu dilakukan pendistribusian lapangan kerja yang  merupakan motor penggerak utama mobilisasi tenaga kerja untuk menghindari menumpuknya pekerjaan disatu tempat. Sehingga pengalokasian/penempatan tenaga kerja merata secara jenis pekerjaan, bidang pekerjaan, dan geografis serta mampu bekerja penuh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar