Selasa, 11 September 2018

STRATEGI PEMBELAJARAN INOVATIF BERBASIS ICT




STRATEGI PEMBELAJARAN INOVATIF BERBASIS ICT

MAKALAH

Disampaikan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Menempuh Mata Kuliah Inovasi Pendidikan
Program Studi Magister/Manajemen Pendidikan
PPs FKIP Universitas Bengkulu Semester 1 Tahun Akademik 2012/1013
Dosen Dr. Puspa Djuwita, M.Pd


 






Oleh
Jon Sastro



PROGRAM STUDI
MAGISTER ADMINISTRASI/MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA FKIP
UNIVERSITAS BENGKULU
2013




KATA PENGANTAR
Bismillahirramanirrahim

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis ICT
Makalah ini berisikan informasi tentang inovasi pendidikan atau lebih rincinya tentang Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis ICT. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis ICT.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen mata kuliah Dr. Puspa Djuwita, M.Pd serta rekan-rekan seperjuangan di semester 1 Program Studi Magister/Manajemen Pendidikan Tahun Akademik 2012/1013.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin Ya robbal’Alamin.
Wassalamualaikum wr.mb

                                                                        Bengkulu,        April 2013


Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB 1. PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ..................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C.     Tujuan .................................................................................................. 2
D.    Manfaat ................................................................................................ 3

BAB II. PEMBAHASAN
A.    Implikasi perkembangan teknologi informasi dan internet .................. 4
B.     Teknologi informasi dan pendidikan ................................................... 5
C.     Dasar pemikiran strategi penerapan E-Learning................................... 6
a.       Tinjauan kondisi pembelajaran........................................................ 6
b.      Kondisi pembelajaran yang berkualitas........................................... 7
c.       Tinjauan tentang E-Learning........................................................... 9
d.      Penggunaan ICT dan E-Learning................................................. 11
e.       Pengelolaan program E-Learning.................................................. 12
f.       Upaya memanfaatkan E-LLearning.............................................. 14
D.    Kendala dan solusi.............................................................................. 17

BAB III. PENUTUP
A.    Kesimpulan ........................................................................................ 19
B.     Saran................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 21


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
 Kemajuan suatu bangsa salah satu indikatornya, dapat dilihat dari perkembangan dunia pendidikan pada bangsa tersebut. Kemajuan pendidikan juga menggambarkan tingkat tingginya kebudayaan suatu bangsa. Kemajuan sektor pendidikan akan berpengaruh cukup signifikan terhadap kemajuan suatu bangsa, khususnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian pula sebaliknya kemajuan suatu bangsa berpengaruh yang cukup signifikan pula terhadap sektor pendidikannya.
Sekarang bagaimana halnya dengan perkembangan kemajuan pendidikan di negara kita. Kalau kita amati secara kasustik perkembangan pendidikan di negara kita sebenarnya cukup menggembirakan, seperti telah diraihnya prestasi juara I Olympiade Fisika Internasional beberapa kali oleh putera- puteri Indonesia. Hanya saja prestasi ataupun tingkat kemajuan pendidikan di negara kita justru menggambarkan hal yang sebaliknya. Ini terungkap dari hasil penelitian yang oleh lembaga-lembaga internasional yang berkompeten mengadakan penelitiandi bidang pendidikan. Bahkan kita berada jauh di bawah Malaysia, dan Singapura, dan yang sangat mengagetkan kita justru berada di bawah Vietnam.
Terlepas dari kriteria-kriteria yang dijadikan acuan dari penelitian tersebut, yang jelas dari hasil penelitian itu, sudah menggambarkan kondisi pendidikan di negara kita saat ini. Hal ini tentunya akan menjadi pemicu bagi khususnya seorang guru yang berkecimpung dalam dunia pendidikan untuk lebih meningkatkan kinerja dan inovasi-inovasi dalam dunia pendidikan.
Salah satu inovasi yang perlu dilakukan adalah model dari pelaksanaan pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan sebab dalam kegiatan pembelajaran inilah transfer berbagai kompetensi berlangsung. Sesuai dengan kondisi saat ini di mana perkembangan teknologi sangat pesat,khususnya di bidang teknologi informasi. Jadi sudah merupakan keharusan untuk memanfaatkan teknologi informasi tersebut ke dalam dunia pendidikan. Eksistensi pembelajaran yang ada di sekolah saat ini khususnya di daerah pedesaan pada umumnya masih teacher sentries (berpusat pada guru) dan belum memanfaatkan media pembelajaran secaraoptimal,serta memanfaatkan media teknologi informasi, khususnya internet.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana hasil-hasil dari penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis ICT?
2.      Seperti apa hasil-hasil dari penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis ICT?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui Bagaimana hasil-hasil dari penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis ICT
2.      Mengetahui Bagaimana hasil-hasil dari penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis ICT
D.    Manfaat
Supaya mengetahui tentang Strategi-strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis ICT, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, serta bisa dijadikan sebagai referensi tentang Strategi-strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis ICT atau inovasi pendidikan berbasis TIK.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Implikasi Perkembangan Teknologi Informasi dan Internet
Pada abad ke 21, komputer menjadi suatu media yang sangat konvensional di dunia, terlebih dengan teknologi lain yang telah ditanamkan di dalamnya yaitu jaringan internet. Jaringan internet adalah jaringan komputer yang mampu menghubungkan komputer di seluruh dunia sehingga informasi, berbagai jenis dan dalam berbagai bentuk dapat dikomunikasikan antar belahan dunia secara instan dan global. Teknologi informasi telah membuka mata dunia akan sebuah dunia baru, interaksi baru, market place baru, dan sebuah jaringan bisnis dunia yang tanpa batas. Disadari betul bahwa perkembangan teknologi yang disebut internet, telah mengubah pola interaksi masyarakat, yaitu; interaksi bisnis, ekonomi, sosial, dan budaya. Internet telah memberikan kontribusi yang demikian besar bagi masyarakat, perusahaan / industri maupun pemerintah. Hadirnya internet telah menunjang efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan, terutama peranannya sebagai sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh sebuah badan usaha dan bentuk badan usaha atau lembaga lainya.
Bahkan krisis ekonomi ini tidak dapat menghalangi pengaruh dari globalisasi teknologi dunia ini. Sebab dengan penerapan teknologi informasi maka semakin besar peluang masyarakat untuk mengakses komputer dan jaringan internet beserta kandungan informasi yang ada di dalamnya. Walaupun belum mampu melayani seluruh rakyat Indonesia, tetapi prosentasi masyarakat yang akan terlayani akan jauh lebih besar dari keadaan sekarang ini sebab di prediksikan oleh para ahli bahwa teknologi informasi akan memiliki potensi yang besar di Indonesia

B. Teknologi Informasi dan Pendidikan
Pengalaman empiris bangsa kita telah membuktikan ketidakjelasan arah kebijakan pendidikan. Pendidikan di Indonesia membawa kepada terjadinya involusi pendidikan. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah kerapkali bersifat “Jalan pintas”, semisalkan yang masih “hangat” adalah penetapan angka batas minimal kelulusan Ujian Nasional (UN) dengan nilai sebesar 4,25. Kebijakan yang tidak bijak ini adalah refleksi sikap pragmatis pemerintah yang tidak mau direpotkan oleh faktor-faktor non-struktural dan menganakemaskan hasil daripada proses. Para siswa justru akan mencari rumus-rumus “jalan pintas” untuk menjawab dengan soal dengan paradigma “yang penting benar”, bukannya menjawab soal dengan uraian yang sistematik dan rasional. Hakikat filosofis pendidikan sebagai “pencerah” yang telah terlupakan menjadi semakin terkubur.
Apabila kita amati dengan seksama, apa sebenarnya yang menjadi inti permasalahan pada dunia pendidikan, mungkin jauh lebih sulit dari menggantang asap. Berbagai hal dapat saja dipersalahkan sebagai pokok masalah yang menghambat kemajuan dunia pendidikan di Indonesia. Namun demikian, yang jelas-jelas dapat kita temukan sebagai suatu kecacatan ialah proses “belajar-mengajar konvensional” yang mengandalkan tatap muka antara guru dan murid, dosen dengan mahasiswa, pelatih dengan peserta latihan, bagaimanapun merupakan sasaran empuk yang paling mudah menjadi sasaran bagi suara-suara kritis yang menghendaki peningkatan kualitas pada dunia pendidikan.
Inefektifitas adalah kata yang cocok untuk menggambarkan pola sistem pendidikan kita sekarang, sebab seiring dengan perkembangan zaman, pertukaran informasi menjadi semakin cepat dan instan, namun institusi yang masih menggunakan sistem tradisional ini mengajar (di jenjang sekolah tinggi kita anggap memberikan informasi) dengan sangat lambat dan tidak seiring dengan perkembangan teknologi dan mobilitas informasi itu sendiri.
Sistem konvensional ini seharusnya sudah ditinggalkan sejak ditemukannya media komunikasi multimedia (internet). Karena sifat internet yang dapat dihubungi setiap saat, artinya siswa dapat memanfaatkan program-program pendidikan yang disediakan di jaringan internet kapan saja sesuai dengan waktu luang mereka sehingga kendala ruang dan waktu yang mereka hadapi untuk mencari informasi sebagai sumber belajar dapat teratasi. Dengan perkembangan pesat di bidang teknologi telekomunikasi, multimedia, dan informasi; mendengarkan ceramah, mencatat di atas kertas sudah tentu ketinggalan jaman.

C. Dasar Pemikiran Strategi Penerapan E-Learning dalam Pembelajaran
a. Tinjauan Kondisi Pembelajaran Saat Ini
E. Mulyasa, 2005 menyatakan bahwa guru, kreatif, profesional, dan menyenangkan harus memiliki berbagai konsep dan cara untuk mendongkrak kualitas pembelajaran.Langkah untuk mendongkrak kualitas pembelajaran antara lain dengan mengembangkan kecerdasan emosi, mengembangkan kreatifitas dalam pembelajaran, mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang, membangkitkan nafsu belajar, memecahkan masalah,mendayagunakan sumber belajar, dan melibatkan masyarakat dalam pembelajaran.
Sumber belajar untuk kegiatan pembelajaran harus lebih variatif, hal ini untuk meningkatkan kualitas dari mutu pembelajaran itu sendiri. Salah satu sumber belajar yang sangat sedikit disentuh adalah sumber belajar yang memanfaatkan media elektronika atau komputer. Hal ini tidak terlepas dari minimnya penguasaan guru-guru di sekolah terhadap media ini, disebabkan pula karena adanya beberapa sekolah di tanah air kita yang belum memliliki alat tersebut dengan berbagai alasan, tidak ada dana, tidak ada tenaga yangmampu mengoperasikan dan lain-lain. Sebagai akibatnya kegiatan pembelajaran berlangsung dengan memanfaatkan sumber belajar yang itu- itu saja, yaitu guru dan buku.Sebagai akibat dari kondisi ini siswa akan belajar dengan situasi yang monoton dari hari ke hari.
Pada umumnya yang terjadi di lapangan saat ini yaitu bahwa pembelajaran terjadi dengan dominansi dari guru. Artinya pembelajaran berlangsung dengan peranan guru yangsangat dominan dan umumnya metode yang sering digunakan adalah metode ceramah.Dengan kondisi seperti ini pembelajaran berlangsung secara teacher centris.

b. Kondisi Pembelajaran yang Berkualitas
Istilah pembelajaran sendiri mengacu pada segala daya dan upaya yang sengaja dikondisikan untuk terjadinya proses belajar pada diri siswa. Sedangkan istilah belajar sendiri memiliki pengertian suatu proses fisik dan psikis pada diri siswa. Di mana seseorang yang mengalami peristiwa belajar akan berbeda keadaannya dengan kondis sebelum dia mengalami belajar, seperti dia akan semakin memiliki banyak pengetahuan (kognitif), memiliki sikap yang semakin dewasa (afektif), dan memiliki beberapaketerampilan gerak, yang juga semakin bertambah (psikomotor).
Oemar Hamalik, 2001 menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahantingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadiserangkaian pengalaman belajar. Sedangkan William Burton mengemukakan bahwa a good learning situation consist of a rich and varied series of learning experiences unified around a vigorous purpose and carried on in interaction with a rich, varied and provocative environment.
 Sudjana, 1991 menyatakan bahwa kondisi pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh faktor-faktor: Tujuan pengajaran yang jelas, bahan pengajaran yang memadai, metodelogi pengajaran yang tepat, dan cara penilaian yang baik. Bahan pengajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu pengetahuan yang bersumber dari kurikulum. Saat ini hal-haltersebut akan merupakan suatu kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa. Di dalam metodelogi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yaitu metode mengajar danmedia pengajaran, sebagai alat bantu mengajar, di mana media pengajaran ini merupakan salah satu lingkungan belajar yang dikondisikan oleh guru.
Salah satu ciri dari pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas adalahdimanfaatkannya media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Di zaman yangserbacanggih seperti kondisi saat ini di mana teknologi berkembang sedemikian pesatnya,komputer sudah bukan merupakan barang yang langka dan mewah. Dengan adanya mediakomputer sebagai pengolah informasi sudah selayaknyalah apabila di tiap-tiap sekolahdasar minimal memiliki satu unit komputer. Baik komputer sebagai sarana pengolah administrsi sekolah dan akan lebih baik lagi apabila komputer dapat berfungsi sebagaimedia pembelajaran bagi siswa.

c. Tinjauan tentang E- Learning
Istilah e-learning tergolong hal baru dan hal aktual dalam khasanah perkembanganilmu pengetahuan. Istilah ini muncul seiring dengan perkembangan kemajuan duniaelektronika yang berkembang saat ini. Artinya mencari literatur yang membahas tentang e-learning  ini untuk saat ini tergolong sulit. Istilah e-learning  muncul seiring dengan dimanfaatkannya alat-alat elektronika dalam kehidupan manusia, terutama teknologi yang berbasiskan komputer sebagai alat pengolah data dan informasi. Dan terlebih lagi dengan dimanfaatkan atau munculnya internet dalam kehidupan manusia. Istilah e-learning  Muncul seiring dengan munculnya istilah e-e yang lain, seperti: E-Goverment  ( strategi pembangunan dan pengembangan sistem pelayanan publik berbasis teknologi digital),  E-Tendering, dan lain-lain.
Istilah E-Learning sebenarnya merupakan frase yang tersusun dari dua kata yaitu kata Electronic disingkat E, dan kata Learning yang dalam bahasa Indonesia berarti pembelajaran. Dengan demikian, e-learning memiliki pengertian ‘Pembelajaran dengan memakai atau memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi’.
Perkembangan teknologi komunikasi saat ini semakin canggih. Kalau pada awalnya jaringan sarana komunikasi masih memanfaatkan kabel, maka saat ini jaringan komunikasisudah memanfaatkan gelombang elektromagnetik atau gelombang radio yang tanpa kabel.Saat ini kebanyakan orang sudah memanfaatkan informasi dengan memanfaatkan jaringandata pada komputer dengan cara mengadakan koneksi ke komputer lain, hal ini dikenaldengan istilah internet. Dengan adanya jaringan internet ini seseorang dapat mengakses data apa saja dengan melakukan browsing  ke berbagai penyelia data (server) di berbagai belahan bumi ini. Artinya dengan adanya internet ini masalah ruang tidak menjadi halangan. Sebagai misal kita dapat mengakses data dari berbagai tempat di Amerika dengan memanfaatkan layanan Yahoo, hanya dalam hitungan detik berbagai data berhasil kita akses.
Data-data tersebut sebenarnya dapat kita manfaatkan sebagai materi pembelajaran (learning) di sekolah dasar. Tentunya dalam hal ini diperlukan suatu keterampilan khusus,yang pertama keterampilan memanfaatkan atau mengoperasikan komputer dan yangterutama penguasaan dalam menggunakan fasilitas internet. Di sini dibutuhkan guru yang terampil, yang pertama terampil mengoperasikan komputer, dan yang selanjutnya harus terampil pula memanfaatkan internet. Jika hal ini terpenuhi maka teknologi komunikasi dan informasi yang ada pada internet dapat digunakan dalam pembelajaran.

d. Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) dan e-Learning di Dunia Pendidikan Pada Saat Ini
Arti teknologi informasi bagi dunia pendidikan seharusnya berarti tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program pendidikan. Namun mengenai pemanfaatan teknologi informasi di Indonesia baru memasuki tahap pembelajaran dan kecenderungan yang telah dikembangkan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK atau ICT) dalam pembelajaran adalah program e-learning.
Beragam istilah dan batasan telah dikemukakan oleh para ahli teknologi informasi dan pakar pendidikan. Secara sederhana e-learning dapat difahami sebagai suatu proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi berupa komputer yang dilengkapi dengan sarana telekomunikasi (internet, intranet, ekstranet) dan multimedia (grafis, audio, video) sebagai media utama dalam penyampaian materi dan interaksi antara pengajar (guru/dosen) dan pembelajar (siswa/mahasiswa).
Model pembelajaran berbasis ICT dengan menggunakan e-learning berakibat pada perubahan budaya belajar dalam kontek pembelajarannya. Setidaknya ada empat komponen penting dalam membangun budaya belajar dengan menggunakan model e-learning di sekolah. Pertama, siswa dituntut secara mandiri dalam belajar dengan berbagai pendekatan yang sesuai agar siswa mampu mengarahkan, memotivasi, mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran. Kedua, guru mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan, memfasilitasi dalam pembelajaran, memahami belajar dan hal-hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Ketiga tersedianya infrastruktur yang memadai dan yang ke empat administrator yang kreatif serta penyiapan infrastrukur dalam memfasilitasi pembelajaran.

e. Pengelolaan Program e-learning
Menyiapkan program e-learning tidaklah sesulit apa yang kita bayangkan, selama kita memiliki kemauan dan komitmen yang kuat untuk menuju ke arah itu. Tanpa komitmen dan dukungan secara teknis maka program e-learning di sekolah tidak mungkin akan terealiasi. Terealisasinya program e-learning, sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Bates, 2005) dalam journal of e-learning volume 5 tahun 2005, yakni adanya perencanaan dan leadership yang terarah dengan mempertimbangkan efektifitas dalam pembiayaan, integritas sistem teknologi serta kemampuan guru dalam mengadapsi perubahan model pembelajaran yang baru yang sudah barang tentu didukung kemampuan mencari bahan pembelajaran melalui internet serta mempersiapkan budaya belajar bagi siswa.
Ada empat langkah dalam manajemen pengelolaan model pembelajaran berbasis ICT dengan program e-learning yakni pertama menentukan strategi yang jelas tentang target audience, pembelajarannya, lokasi audience, ketersediannya infrastruktur, budget dan pengembalian investasi yang tidak hanya berupa uang tunai. Kedua menentukan peralatan misalnya hoste vs installed CMS, ketiga adalah adanya hubungan dengan perusahan yang mengembangkan penelitian berkaitan dengan program e-learning yang dikembangkan di sekolah. Keempat menyiapkan bahan-bahan yang akan dibutuhkan bersifat spesifik. Kesemuanya itu, hendaknya perlu dipikirkan masak-masak dalam konteks investasi jangka panjang.
Berkembangnya teknologi pembelajaran berbasis ICT mulai tahun 1995 an, salah satu kendalanya adalah menyiapkan peserta didik dalam budaya belajar berbasis teknologi informasi serta kurang trampilnya dalam menggunakan perangkat komputer sebagai sarana belajar, serta masih terbatasnya ahli dalam teknologi multimedia khususnya terkait dengan model-model pembelajaran. Untuk mempersiapkan budaya belajar berbasis ICT adalah keterlibatan orang tua murid dan kultur masyarakat akan teknologi serta dukungan dari lingkungan merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan. Pembentukan kominitas ICT sangat mendukung untuk membudayakan anak didik dengan teknologi.
Selain itu ada tiga kompetensi dasar yang harus dimiliki guru untuk menyelenggarakan model pembelajaran e-learning. Pertama kemampuan untuk membuat desain instruksional (instructional design) sesuai dengan kaedah-kaedah pendagogis yang dituangkan dalam rencana pembelelajaran. Kedua, penguasaan ICT dalam pembelajaran yakni pemanfaatan internet sebagai sumber pembelajaran dalam rangka mendapatkan materi ajar yang up to date dan berkualitas dan yang ketiga adalah penguasaan materi pembelajaran (subject matter) sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.
Langkah-langkah kongkrit yang harus dilalui oleh guru dalam pengembangan bahan pembelajaran adalah mengidentifikasi bahan pelajaran yang akan disajikan setiap pertemuan, menyusun kerangka materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional dan pencapainnya sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Bahan tersebut selanjutnya dibuat tampilan yang menarik mungkin dalam bentuk power point dengan didukung oleh gambar, video dan bahan animasi lainnya agar siswa lebih tertarik dengan materi yang akan dipelajari serta diberikan latihan-latihan sesuai dengan kaedah-kaedah evaluasi pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi kemajuan siswa. Bahan pengayaan (additional matter) hendaknya diberikan melalui link ke situs-situs sumber belajar yang ada di internet agar siswa mudah mendapatkannya. Setelah bahan tersebut selesai maka secara teknis guru tinggal meng-upload ke situs e-learning yang telah dibuat.
Beberapa hal yang perlu dicermati dalam menyelenggarakan program e-learning (digital classroom) adalah guru menggunakan internet dan email untuk berinteraksi dengan siswa untuk mengukur kemajuan belajar siswa, siswa mampu mengatur waktu belajar, dan pengaturan efektifitas pemanfaatan internet dalam ruang multi media.

f. Upaya Memanfaatkan E-learning untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Sekolah
Tidak dapat dipungkiri bahwa eksistensi sekolah-sekolah sangat beragam. Hal ini tidak terlepas dari faktor geografis dan topografis di negara kita yang beragam pula. Ditambah pula adanya faktor kultural yang ada pada berbagai suku juga beragam.
Terlepas dari hal di atas telah kita ketahui bersama bahwa keberadaan seperangkatkomputer pada suatu sekolah sampai saat ini secara garis besar masih cukup jarang, artinyasekolah yang memiliki fasilitas komputer dengan sekolah yang belum memiliki fasilitaskomputer masih banyak yang belum memiliki fasilitas komputer.

Hal ini dikarenakan beberapa faktor, yaitu :
(1) Faktor dana, artinya sekolah tidak cukup dana untuk membeli seperangkat komputer,
(2) Faktor kemampuan penguasaan teknologi, maksudnya masih banyak guru di sekolah belum mampu mengoperasikan komputer (GAPTEK = Gagap Teknologi),
(3) Faktor lain, misalnya faktor keamanan. Sekolah yang tidak aman enggan untuk membeli computer.
Mengacu pada sekolah-sekolah yang telah memiliki dan memanfaatkan komputer agar dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran harus memenuhi syarat. Syarat sebuah komputer agar dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi adalah komputer tersebut harus dapat dikoneksikan keinternet. Tidak semua komputer dapat dikoneksikan ke internet.
Sebagai mana yang dijelaskan Mico Pardosi (2000), komputer akan dapatdikoneksikan ke internet apabila memiliki persaratan berikut:
1). Komputer tersebut harus dilengkapi dengan modem, baik modem internalmaupun modem eksternal.
2). Komputer dengan prosessor Pentium 100 Mhz (minimal), lebih tinggi lebih baik.3) Memiliki jaringan telepon atau wareless .
4). Menginstall program Internet (browse) ke dalam komputer, misalnyaInternet Explorer.
5). Mendaftarkan diri ke ISP (Perusahaan Penyelia Jasa Internet) yang ada,misalnya RADNET, INDONET, MEGANET, atau TELKOMNET).
Fasilitas internet dapat dimanfaatkan sebagai media dalam pembelajaran atau e-learning yaitu dengan memanfaatkan menu search, yaitu:
1) Hubungkan komputer ke ISP
2) Setelah komputer terhubung ke ISP, klik ganda Internet Explorer,
3) Klik menu search,
4) Ketik web atau data yang akan dicari pada kotak yang tersedia misalnya kata” pembelajaran inovatif ”, maka kita akan kita dapatkan data-data yang berhubungan dengan pembelajaran inovatif. Demikian pula apabila kita mengetikkan kata-kata yang lain tentu kita akan memperoleh data-data yang kita inginkan.
Di sinilah letak essensialnya internet sebagai teknologi komonikasi dan informasi yang dapat dimanfaatkan dalam dunia pembelajaran, atau E-learning. Dengan kecanggihan internet, apabila dapat dimanfaatkan dengan tepat, maka akan menjadi sumber belajar yang sangat lengkap, ibarat sebuah perpustakaan yang menyediakan berbagai referensi.

D. Kendala Dan Solusi
Manfaat teknologi informasi di bidang pendidikan memang menggiurkan bagi kaum akademisi yang haus akan informasi, juga bagi mereka yang hendak memobilisasi bangsa Indonesia agar lebih maju lagi dalam bidang ini. Namun ada beberapa kendala di Indonesia yang menyebabkan teknologi informasi, program e-learning dan Internet belum dapat digunakan seoptimal mungkin. Kesiapan pemerintah Indonesia masih patut dipertanyakan dalam hal ini. Salah satu kendala utamanya : kurangnya ketersediaan sumber daya manusia untuk melakukan proses transformasi teknologi dan menyediakan infrastruktur telekomunikasi beserta perangkat hukumnya yang mengaturnya.Sedangkan permasalahan di tingkat sekolah pada saat ini adalah tingkat kesiapan peserta belajar, guru, infrastruktur sekolah, pembiayaan, efektifitas pembelajaran, sistem penyelenggaraan dan daya dukung sekolah dalam menyelenggarakan pembelajaran berbasis ICT. Untuk itu diperlukan adanya sosialisasi dan pelatihan mengenai ICT baik untuk siswa maupun guru, sedangkan untuk penyediaan sarana dan infrastruktur, sekolah dapat bekerja sama dengan masyarakat (stake holder) dan juga dukungan serta partisipasi pemerintah sangatlah diperlukan dalam hal ini.
Selain itu masih terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur teknologi telekomunikasi, multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat terselenggaranya teknologi informasi untuk pendidikan sementara penetrasi komputer (PC) di Indonesia masih rendah. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal bahkan jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia. Untuk itu perlu dipikirkan akses ke Internet tanpa melalui komputer pribadi di rumah. Sementara itu tempat akses Internet dapat diperlebar jangkauannya melalui fasilitas di kampus, sekolah, bahkan melalui warung Internet. Hal ini tentunya diperhadapkan kembali kepada kesiapan pihak pemerintah maupun pihak swasta; Yang pada akhirnya pemerintahlah yang memegang kunci keberhasilan penerapannya. Sebab pemerintah merupakan pihak yang dapat menciptakan iklim kebijakan dan regulasi yang kondusif bagi investasi swasta di bidang pendidikan.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sistem pendidikan di Indonesia yang kita lihat sekarang adalah siswa menjadi kaset yang menghafal materi yang diberikan guru dan menjawab soal ulangan mirip dengan materi yang telah direkamnya sebelumnya. Mengenalkan Teknologi Informasi (ICT) kepada dunia pendidikan kita dapat menjadi stimulan untuk memutarbalik proses pemunduran yang terjadi. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, informasi menjadi semakin “berlimpah ruah” dan urgensi untuk mendapatkannya juga semakin meningkat. Namun kekayaan informasi yang segudang ini apabila tidak disertai dengan kunci gudangnya maka percuma saja. Maka diperlukan kunci untuk membuka gudang informasi ini, yakni teknologi informasi. Kecenderungan yang telah dikembangkan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK atau ICT) dalam pembelajaran adalah program e-learning.
E-learning dapat difahami sebagai suatu proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi berupa komputer yang dilengkapi dengan sarana telekomunikasi (internet, intranet, ekstranet) dan multimedia (grafis, audio, video) sebagai media utama dalam penyampaian materi dan interaksi antara pengajar (guru/dosen) dan pembelajar (siswa/mahasiswa).
Dengan adanya teknologi informasi sebagai media pembelajaran di sekolah maka untuk mencegah “kebanjiran” informasi, diperlukan tenaga edukatif sebagai pengontrol langsung di lingkungan akademik dan orang tua di lingkungan rumah untuk bersama-sama memberikan penjelasan secara gamblang / tidak ditutup-tutupi kepada peserta didik. Sehingga dengan demikian mereka mendapatkan informasi yang tepat dan berguna. Selain itupula permasalahan lain mengenai ICT atau program e-learningmerupakan suatu pemikiran kita bersama agar kendala-kendala tersebut di atas dapat teratasi dengan baik sehingga penerapan ICT dalam proses pembelajaran mempunyai pengaruh yang signifikan dengan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
Serta manfaat yang lain dari penerapan ICT ini adalah:
1) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan dengan pemanfaatan e-learning  (pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam pembelajaran).
2) E-learning merupakan merupakan inovasi yang sangat tepat untuk dikembangkan di sekolah saat ini sesuai dengan perkembangan teknologi yang sedemikian pesat, demikian pula dengan perkembangan informasi yang tak kalah pesatnya.

B. Saran
Ada beberapa hal agar penerapan e-learning (pemanfaatan internet), berjalan optimal:
1) Seharusnya tiap sekolah memiliki komputer yang dapat diakseskan ke internet (langkah ini perlu difasilitasi oleh pemerintah).
2) Seluruh sekolah harus memiliki jaringan telepon.
3) Perlu Diklat yang dapat melatih guru agar terampil menggunakan computer.

DAFTAR PUSTAKA

E, Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. http://en.wikipedia.org/wiki/ E-learning.
Indrajit, Richardus Eko. 2002. Electronic Goverment. Yokyakarta: Penerbit Andi.
Mico, Pardosi. 2001. Sistem Operasi Windows dan Internet Secara Cepat dan Mudah. Surabaya: Penerbit Indah.
Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Juri, Mohamad. 2008. Penerapan E-learning dalam pembelajaran Inovatif. Madura.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar