Kamis, 13 September 2018

KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI




KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI



Disampaikan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Menempuh Mata Kuliah kepemimpinan dan perilaku organisasi
Program Studi Magister Administrasi Pendidikan
PPs FKIP Universitas Bengkulu Semester 3 Tahun Akademik 2013/1014
Dosen Pengampu
Dr. Aliman, M.Pd


 





Oleh
JON SASTRO
A2K012115


PROGRAM STUDI
MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA FKIP
UNIVERSITAS BENGKULU
2014



1.      Fungsi kepemimpinan dan kaitannya dengan efektifitas organisasi pendidikan.
Kepemimpinan dalam organisasi pendidikan menaruh perhatian pada aspek institusi sebagai mana organisasi dan masyarakat, dengan menaruh perhatian pada proses internal dan hubungan eksternal. Kepala sekolah yang efektif akan mendorong terciptanya institusi pendidikan untuk berfungsi sebagai masyarakat pembelajar professional untuk mendukung dan menopang kinerja seluruh karyawan, termasuk di dalamnya guru dan juga siswa.
Dalam mengembangkan efektivitas organisasi, seorang kepala sekolah dapat berfungsi sebagai (Leithwood & Riehl, 2003): Pertama, strengthening school culture; kepala sekolah sebagai pemimpin efektif berfungsi untuk mengembangkan budaya sekolah (institusi pendidikan) yang mewujudkan norma, nilai, kepercayaan, dan sikap bersama yang menggambarkan kepedulian bersama dan kepercayaan diantara pada anggota. Sebagai suatu organisasi, sekolah menunjukkan kekhasan sesuai dengan core bisnis yang dijalankan, yaitu pembelajaran. Budaya sekolah semestinya menunjukkan kapabilitas yang sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan.
Kedua, modifying organizational structure; pemimpin dalam institusi pendidikan melakukan pengawasan dan penyesuaian mengenai struktur organisasi dalam institusinya, termasuk bagaimana tugas dilaksanakan, penggunaan waktu untuk menyelesaikannya, pengalokasian perlengkapan, penawaran dan sumber-sumber lainnya, dan segala prosedur operasional rutin yang ada di dalam institusi. Pemimpin efektif dalam institusi pendidikan membuat perubahan struktural langsung yang dapat menghasilkan kondisi positif bagi proses belajar dan membelajarkan.
Ketiga, building collaborative processes; kepala sekolah sebagai pemimpin dalam institusi pendidikan akan berusaha meningkatkan kinerja dari institusi yang dipimpinnya dengan menyediakan kesempatan kepada seluruh staf untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan berkaitan dengan isu yang mempengaruhi mereka dimana kapasitas mereka sangat penting. Dengan cara ini, pemimpin membantu membentuk institusi pendidikan dengan cara menyempurnakan tujuan yang dirumuskan secara bersama.
Keempat, managing the environment; kepala sekolah efektif akan bekerja dengan perwakilan orang-orang yang berasal dari lingkungan disekitarnya, termasuk orang tua, anggota masyarakat, pemerintah, industri dan lainnya. Kemampuan untuk berkolaborasi dengan masyarakat sekitar atau stakeholder pada umumnya merupakan kekuatan tersendiri dari sekolah untuk menghimpun kekuatan dalam rangka peningkatan kekuatan kelembagaan
Sedangkan menurut James M. Kouzes (1995) dan David W. Johnson (1997) dalam buku Badeni (2013) mengemukakan beberapa fungsi kepemimpinan dalam memaksimumkan efektivitas organisasi adalah:
1.      Menantang Proses dan Status quo
            Dalam organisasi atau kelompok ,pada satu pihak ,sering kali terdapat kelompok status quo yaitu adanya sekelompok orang tetap berkeinginan untuk emmpertahankanpola-pola lama ,di pihak lain, tuntutan untuk perubahan dibutuhkan dalam berbagai aspek, misalnya pola kerja,sikap, dan keahlian. Oleh karna itu pemimpinan harus berjuang untuk mempengaruhi perubahan dengan cara yang benar.
2.      menyamakan Visi Bersama
Kesamaan Visi ,misi dan tujuan sangat diperlukan dalam mengarahkan perilaku semua anggota .dalam kaitan ini menjadi tugas pemimpin harus berjuang untuk membangun visi dan misi yang dipahami semua anggota, sehingga mereka menjadi commit terhadap visi tersebut. Agar terjadinya komitmen anggota, pemimpin harus:
a)      mempunyai visi organisasi yang rasional (didasarkan oleh teori,hasil penelitian dan proses pencapaian yang tepat.)dan relevan dengan harapan masa depan.
b)      Mengomunikasikan visi secara komit dan antusias yang tinggi.
c)      Mengupayakan visi itu diterima semua anggota.

3.      Memberdayakan anggota melalui tim Kerja yang Kooperatif
hal yang dapat dilakukan dengan cara menstrukturkan organisasi secara hati-hati sehingga tercipta positive interdependence, face to face promotive interaction, individual accountabi;ity, social skill, dan group processing.
4.      Memberikan Contoh
Sebagaimana konsepkepemimpinan kihajardewantoro”ingngarsosung tulodo” dimana menjadi pemimpn harus bisa dicontoh perilakunya dan bagaimana cara untuk mencapai tujuan.
5.      Membangkitkan Jiwa untuk Terus memperbaiki Keahlian Konseptual,teknis, dan Keahlian Interpersonal

2.      Fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan menurut Rivai (2012), bahwa kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu di dalam situasi sosial suatu kelompok/organisasi.
Rivai menegaskan bahwa fungsi kepemimpinan sendiri dikelompokkan dalam dua dimensi berikut :
1.      Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin.
2.     Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/organisasi.
Menurut Hamdani Nawawi menyebutkan ada lima fungsi kepemimpinan. Kelima fungsi kepemimpinan itu adalah:

1) Fungsi instruktif 
            Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi satu arah, pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahkan pelaksanaannya pada orang-orang yang dipimpin. Pemimpin sebaga komunikator merupakan pihak yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah. Inisiatif tentang segala sesuatu yang ada kaitannya dengan perintah itu, sepenuhnya merupakan fungsi pemimpin.
2) Fungsi konsultatif
            Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, fungsi pemimpin sebagai konsultan untuk mendengarkan pendapat, saran serta pertanyaan  dari bawahannya, mengenai keputusan yang akan diambil oleh pemimpin.
3) Fungsi partisipasi
            Dalam fungsi ini pemimpin menjalankan serta mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompoknya memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi atau jabatan masing-masing. Pemimpin juga tidak hanya ikut dalam proses pembuatan keputusan dalam fungsi ini pemimpin ikut serta dalam proses pelaksanaannya.
            Fungsi partisipasi ini bukan berarti pemimpin memberikan kebebasan semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain.  
4) Fungsi delegasi
            Fungsi ini pemimpin sebagai pemegang wewenang tertinggi harus bersedia dan dapat mempercayai oran-orang lain, sesuai dengan posisi atau jabatannya, apabila diberi atau mendapat pelimpahan wewenang.
5) Fungsi pengendalian
            Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses dan efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Sehubungan dengan itu bahwa fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan  bimbingan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan.
            Dengan bimbingan dan pengarahan, koordiansi dan pengawasan, pemimpin berusaha mencegah terjadinya kekeliruan atau kesalahan setiap unit atau perseorangan dalam melaksanakan volume dan beban kerjanya atau perintah dari pimpinannya. Pengendalian dilakukan dengan cara mencegah anggota berfikir dan berbuat sesuatu yang cenderung merugikan kepentingan bersama.

3.      Perilaku Organisasi
Stephen P. Robins (2006) menjelaskan perilaku organisasi merupakan bidang yang menyelidiki pengaruh yang di timbulkan oleh individu dan kelompok, Dan struktur terhadap tingkah laku manusia secara individu maupun secara kelompok di dalam organisasi dengan tujuan Menerapkan pengetahuan yang dapat untuk meningkatkan efektivitas organisasi.
Sedangkan menurut Miftah Toha (2011) Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Serentetan Defenisi tentang perilaku organisasi selalu titik awal dimulai dari perilaku manusia dan atau lebih banyak menekankan pada aspek-aspek psikologi dari tingkah laku individu maupun tingkah laku kelompok
Hal-hal lain yang kiranya bisa dipertimbangkan, seperti yang dijelaskan oleh duncan, antara lain : 1. Studi perilaku organisasi termasuk di dalamnya bagian-bagian yang relevan dari semua ilmu tingkah laku yang berusaha menjelaskan tindakan-tindakan manusia di dalam organisasi. 2. Perilaku organisasi sebagaimana suatu disiplin mengenal bahwa individu dipengaruhi oleh bagaimana pekerjaan diatur dan siapa yang bertanggung jawab untuk pelaksanaannya. 3. Walaupun dikenal adanya keunikan pada individu, namun perilaku organisasi masih memusatkan pada kebutuhan manajer untuk menjamin bahwa keseluruhan tugas pekerjaan bisa dijalankan.
Sehingga dari pembahasan tentang perilaku organisasi diatas pada dasarnya mencakup tiga bidang yaitu, tingkah laku individu, tingkah laku kelompok serta tingkah laku organisasi yang merupakan gabungan antara tingkah laku individu dan tingkah laku kelompok.




Sumber
Badeni. 2013. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta
Rivai, Veithzal dan Mulyadi, Deddy. 2012. Kepemimpinan dan prilaku Organisasi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Robbins, Stephen P. 2006. Organization Behevior. New Jersey: Prentice-Hall
Thoha, Miftah. 2011. Perilaku organisasi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada



Tidak ada komentar:

Posting Komentar