Kamis, 13 September 2018

TEORI, PERILAKU DAN BUDAYA ORGANISASI



TEORI, PERILAKU DAN BUDAYA ORGANISASI
(Drs. Adam Ibrahim Indrawijaya, MPA.)




Book Report
Disampaikan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Menempuh Mata Kuliah kepemimpinan dan perilaku organisasi
Program Studi Magister Administrasi Pendidikan
PPs FKIP Universitas Bengkulu Semester 3 Tahun Akademik 2013/1014
Dosen Pengampu
Dr. Osa Juarsa, M.Pd


 





Oleh
JON SASTRO
A2K012115


PROGRAM STUDI
MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA FKIP
UNIVERSITAS BENGKULU
2014

Kata Pengantar
Bismillahirramanirrahim

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penyusun berhasil menyelesaikan book report ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya dengan buku yang berjudul. Teori, Perilaku Dan Budaya Organisasi. Mudah-mudahan sedikit banyaknya dapat menambah wawasan mengenai kepemimpinan dan perilaku organisasi, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi teman-teman dan parah pembaca lainnya.
Buku yang akan dikupas berjudul “Teori, Perilaku Dan Budaya Organisasi.” merupakan buku yang membahas sejumlah aspek yang secara teoritis dapat mempengaruhi perilaku yang dikelompokan salah satunya yaitu membahas Manajemen Konflik.
Penulis menyadari bahwa book report ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, Penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan book report ini dari awal sampai akhir khususnya kepada dosen mata kuliah Dr. Osa Juarsa, M.Pd, dan rekan-rekan seperjuangan di semester 3 Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Tahun Akademik 2013/1014. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin Ya robbal’Alamin.

Wassalamualaikum wr.wb

Bengkulu,      April 2014

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................  I
DAFTAR ISI ...........................................................................................................  II

BAB I. PENDAHULUAN
A.    Buku Sumber ................................................................................................ 1
B.     Latar Belakang .............................................................................................. 1
C.     Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
D.    Tujuan............................................................................................................ 3
E.     Metode .......................................................................................................... 3

BAB II. GARIS BESAR ISI BUKU
Garis Besar Isi Bahasan........................................................................................................................ 4

BAB III. PEMBAHASAN
A.    Definisi Konflik ............................................................................................ 6
B.     Sebab Terjadinya Konflik ............................................................................. 7
C.     Bentuk Konflik.............................................................................................. 8
D.    Strategi Penanggulangan Konflik.................................................................. 9
E.     Proses Pemecahan Persoalan ......................................................................... 10

BAB IV. SIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan........................................................................................................ 11
B.     Saran ............................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 13



BAB I
PENDAHULAUAN
A.    Identitas Buku

Judul buku
Penulis
Penerbit



Email
Cetakan
ISBN
Halaman
: Teori, Perilaku dan Budaya Organisasi
: Drs. Adam Ibrahim Indrawijaya, MPA
: PT. Refika Aditama
Jl. Mengger Girang No. 98, Bandung 40254
Telp (022) 5205985 Fax. (022) 5205984
Website: www.refika_aditama.com
: Kesatu Juli 2010
: 978-602-8650-20-5
: 260 halaman

B.     Latar Belakang
Organisasi adalah suatu tempat di mana banyak orang berkumpul dan saling berinteraksi satu sama lain. Organisasi bisa terbentuk karena adanya kesamaan misi dan visi yang ingin dituju. Setiap anggota yang ada di dalam organisasi, secara langsung ataupun tidak langsung harus yakin dengan apa yang menjadi prinsip di dalam organisasi tersebut. Sehingga untuk mencapai visi dan menjalankan misi yang ditentukankan dapat berjalan dengan baik. Tetapi seiring berjalannya waktu, di dalam organisasi pasti pernah mengalami konflik. Baik konflik internal maupun konflik eksternal antar organisasi atau anggota di dalamnya. Konflik yang terjadi bisa karena permasalahan yang sangat sepele ataupun permasalahan yang benar-benar penting.
Adanya sekelompok orang di dalam organisasi tersebut pasti juga terdapat beberapa pemikiran dan pendirian yang berbeda-beda. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu timbulnya konflik. Konflik tidak muncul seketika dan langsung menjadi besar. Konflik itu berkembang secara bertahap. Jadi, jika konflik sudah teridentifikasi sejak awal, dicarikan langkah penyelesaian yang lebih dini, maka relatif lebih mudah dalam penanganan konflik. Kebijakan-kebijakan dan cara anggota berkomunikasi yang diterapkan pada suatu organisasi sangat mempengaruhi keberlangsungan sebuah organisasi dalam mempertahankan anggota dan segenap unsurnya.
Konflik dalam organisasi sering dilihat sebagai sesuatu yang negatif. Oleh sebab itu, penanganan yang dilakukan pun diarahkan kepada pernyelesaian konflik. Sebuah realita bahwa konflik merupakan sesuatu yang sulit dihindari karena berkaitan erat dengan proses interaksi manusia. Karenanya, yang dibutuhkan bukan meredam konflik, tapi bagaimana menanganinya sehingga bisa membawa dampak yang tidak negatif bagi organisasi. Akan tetapi tidak semua konflik merugikan, asalkan konflik tersebut ditata dengan baik maka dapat menguntungkan organisasi. Dan semua anggota bisa menjadikan konflik dalam organisasi sebagai sebuah pembelajaran dan bagian pertimbangan atas banyaknya pemikiran-pemikiran yang berbeda pada setiap anggota organisasi.
Oleh sebab itu penulis tertarik mengupas buku Drs. Adam Ibrahim Indrawijaya, MPA yang berjudul Teori, Prilaku dan Budaya Organisasi, karena pada bab VIII buku ini membahas masalah Konflik, sesuai dengan latar belakang diatas bahwa konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan. Bahkan sepanjang kehidupan, manusia senantiasa dihadapkan dan bergelut dengan konflik. Demikian halnya dengan kehidupan organisasi. Anggota organisasi senantiasa dihadapkan pada konflik. Sehingga ketertarikan penulis mengupas buku ini trutama pada bab VIII, yang membahas masalah penyebab dari konflik, bentuk konflik yang seperti apa serta membahas masalah strategi penanggulangan konflik dan proses pemecahan persoalan tersebut.

C.    Rumusan Masalah
1.      Apa Definisi Konflik?
2.      Apa Sebab Terjadinya Konflik?
3.      Bagaimana Bentuk Konflik?
4.      Bagaimana Strategi Penanggulangan Konflik?
5.      Bagaimana Proses Pemecahan Persoalan?
D.    Tujuan
1.      Untuk Mengetahui Apa Definisi Konflik
2.      Untuk Mengetahui Apa Sebab Terjadinya Konflik
3.      Untuk Mengetahui Bagaimana Bentuk Konflik
4.      Untuk Mengetahui Bagaimana Strategi Penanggulangan Konflik
5.      Untuk Mengetahui Bagaimana Proses Pemecahan Persoalan

E.     Metode
Dalam penulisan Book Report ini penulis menggunakan metode studi pustaka, yang mana penulis memaparkan secara garis besar isi dari buku Drs. Adam Ibrahim Indrawijaya, MPA yang berjudul “Teori, Perilaku dan Budaya Organisasi”, tepatnya membahas masalah Konflik dan strategi penanganannya serta memberikan penjelasan lebih lanjut dengan buku-buku dan literature lainnya.


BAB II
GARIS BESAR ISI BAHASAN

Konflik dalam suatu organisasi atau dalam hubungan antar kelompok adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari. Malah dalam batas-batas tertentu justru akan sangat bermanfaat bagi penciptaan perilaku organisasi yang efektif.
Drs. Adam Ibrahim Indrawijaya, MPA

Bahasan Pertama menjelaskan tentang Pengertian Konflik. Konflik dalam pengertian yang sangat luas dapat dikatakan sebagai segala macam bentuk hubungan antarmanusia yang bersifat berlawanan (antagonistik). Ia dapat terlihat secara jelas dan dapat pula tersembunyi.
Bahasan Kedua menjelaskan tentang sebab terjadinya konflik. Para manejer perlu memahami beberapa sebab yang dapat menimbulkan konflik. Sebab-sebabnya itu dapat kita telusuri dari situasi dan bentuk konflik. Seperti, unsure pertama yaitu situasi dari konflik, unsur kedua adalah bidang konflik, unsure ketiga adalah the dynamics of the situation. Unsur yang terakhir adalah management, control, or resolution of conflict.
Bahasan Ketiga menjelaskan tentang bentuk konflik. Secara umum dapat dikatakan bahwa ada tiga bentuk konflik, yaitu konflik dalam kelompok sendiri(within group conflict), konflik antar kelompok(conflict between groups in a particular organization), dan konflik antar organisasi(conflict between organization).
Bahasan Keempat menjelaskan strategi penanggulangan konflik. Secara garis besar dapat dikemukakan beberapa strategi penanggulangannya, yaitu: pemecahan persoalan, perundingan atau musyawarah, mencari lawan yang sama, memina bantuan pihak ketiga, mensubordinasikan kepentingan dan tujuan pihak-pihak yang sedang konflik kepada kepentingan dan tujuan yang lebih tinggi, peningkatan interaksi dan komunikasi, latuhan kepekaan serta koordinasi.
Bahasan Terakhir ini menjelaskan proses pemecahan persoalan. Pemecahan persoalan merupakan suatu hal yang penting. Penting, bukan saja karena kita selalu dihadapkan untuk mengambil keputusan, tetapi juga karena menentukan tindakan dan perilaku berikutnya. Oleh sebab itu, walaupun cukup banyak literature yang ditulis mengenai pemecahan persoalan dengan segala prosesnya, masih tetap juga perlu kita bahas, terutama dalam hubungannyadengan perilaku organisasi.


BAB III
PEMBAHASAN

A.     Definisi Konflik
Konflik berasal dari kata kerja configere yang artinya saling memukul. Dilihat dari sisi sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu. Hal itu lalu menimbulkan perbedaan yang menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Karena ciri-ciri individu dibawa dalam hal interaksi sosial, konflik merupakan hal yang wajar. Dalam kehidupan sehari-hari tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Robbins (1996) dalam “Organization Behavior” menjelaskan bahwa konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.  Sedang menurut Luthans (1981) konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh  adanya kekuatan yang saling bertentengan. Kekuatan-kekuatan ini bersumber pada  keinginan manusia. Istilah konflik sendiri diterjemahkan dalam beberapa istilah yaitu  perbedaan pendapat, persaingan dan permusuhan. 
Perbedaan pendapat tidak selalu berarti perbedaan keinginan. Oleh karena konflik  bersumber pada keinginan, maka perbedaan pendapat tidak selalu berarti konflik.  Persaingan sangat erat hubungannya denga konflik karena dalam persaingan  beberapa pihak menginginkan hal yang sama tetapi hanya satu yang mungkin  mendapatkannya. Persaingan tidak sama dengan konflik namun mudah menjurus kearah konflik, terutuma bila ada persaingan yang menggunakan cara-cara yang  bertentengan dengan aturan yang disepakati. Permusuhan bukanlah konflik karena  orang yang terlibat konflik bisa saja tidak memiliki rasa permusuhan. Sebaliknya  orang yang saling bermusuhan bisa saja tidak berada dalam keadaan konflik. Konflik sendiri tidak selalu harus dihindari karena tidak selalu negatif akibatnya.  Berbagai konflik yang ringan dan dapat dikendalikan (dikenal dan ditanggulangi)  dapat berakibat positif bagi mereka yang terlibat maupun bagi organisasi.

B.     Sebab Terjadinya konflik
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan adanya konflik dalam suatu organisasi antara lain adalah :
1.      Berbagai sumber daya yang langka
Karena sumber daya yang dimiliki organisasi terbatas / langka maka perlu dialokasikan. Dalam alokasi sumber daya tersebut suatu kelompok mungkin menerima kurang dari kelompok yang lain. Hal ini dapat menjadi sumber konflik.
2.      Perbedaan dalam tujuan
Dalam suatu organisasi biasanya terdiri dari atas berbagai macam bagian yang bisa mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Perbedaan tujuan dari berbagai bagian ini kalau kurang adanya koordinasi dapat menimbulkan adanya konflik. Sebagai contoh : bagian penjualan mungkin ingin meningkatkan valume penjualan dengan memberikan persyaratan-persyaratan pembelian yang lunak, seperti kredit dengan bunga rendah, jangka waktu yang lebih lama, seleksi calon pembeli yang tidak terlalu ketat dan sebagainya. Upaya yang dilakukan oleh bagian penjualan semacam ini mungkin akan mengakibatkan peningkatan jumlah piutang dalam tingkat yang cukup tinggi. Apabila hal ini dipandang dari sudut keuangan, mungkin tidak dikehendaki karena akan memerlukan tambahan dana yang cukup besar.
3.      Saling ketergantungan dalam menjalankan pekerjaan
Organisasi merupakan gabungan dari berbagai bagian yang saling berinteraksi. Akibatnya kegiatan satu pihak mungkin dapat merugikan pihak lain. Dan ini merupakan sumber konflik pula. Sebagai contoh : bagian akademik telah membuat jadwal ujian beserta pengawanya, setapi bagian tata usaha terlambat menyampaikan surat pemberitahuan kepada para pengawas dan penguji sehingga mengakibatkan terganggunya pelaksanaan ujian.
4.      Perbedaan dalam nilai atau persepsi
Perbedaan dalam tujuan biasanya dibarengi dengan perbedaan dalam sikap, nilai dan persepsi yang bisa mengarah ke timbulnya konflik. Sebagai contoh : seorang pimpinan muda mungkin merasa tidak senang sewaktu diberi tugas-tugas rutin karena dianggap kurang menantang kreativitasnya untuk berkembang, sementara pimpinan yang lebih senior merasa bahwa tugas-tugas rutin tersebut merupakan bagian dari pelatihan.
5.      Sebab-sebab lain
Selain sebab-sebab di atas, sebab-sebab lain yang mungkin dapat menimbulkan konflik dalam organisasi misalnya gaya seseorang dalam bekerja, ketidak jelasan organisasi dan masalah-masalah komunikasi.

C.    Bentuk Konflik
Konflik yang terjadi dalam suatu organisasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
1.      Dari segi pihak yang terlibat dalam konflik. Dari segi ini konflik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
a. Konflik individu dengan individu
Konflik semacam ini dapat terjadi antara individu pimpinan dengan individu pimpinan dari berbagai tingkatan. Individu pimpinan dengan individu karyawan maupun antara inbdividu karyawan dengan individu karyawan lainnya.
b. Konflik individu dengan kelompok
Konflik semacam ini dapat terjadi antara individu pimpinan dengan kelompok ataupun antara individu karyawan dengan kempok pimpinan.
c. Konflik kelompok dengan kelompok
Ini bisa terjadi antara kelompok pimpinan dengan kelompok karyawan, kelompok pimpinan dengan kelompok pimpinan yang lain dalam berbagai tingkatan maupun antara kelompok karyawan dengan kelompok karyawan yang lain.
D.    Strategi Penanggulangan Konflik
Menurut Wijono (1993) Strategi Mengatasi Konflik Organisasi (Organizational Conflict) ada beberapa strategi yang bisa dipakai untuk mengantisipasi terjadinya konflik organisasi diantaranya adalah:
1) Pendekatan Birokratis (Bureaucratic Approach)
Konflik muncul karena adanya hubungan birokratis yang terjadi secara vertikal dan untuk menghadapi konflik vertikal model ini, manajer cenderung menggunakan struktur hirarki (hierarchical structure) dalam hubungannya secara otokritas. Konflik terjadi karena pimpinan berupaya mengontrol segala aktivitas dan tindakan yang dilakukan oleh bawahannya. Strategi untuk pemecahan masalah konflik seperti ini biasanya dipergunakan sebagai pengganti dari peraturan-peraturan birokratis untuk mengontrol pribadi bawahannya. Pendekatan birokratis (Bureaucratic Approach) dalam organisasi bertujuan mengantisipasi konflik vertikal (hirarkie) didekati dengan cara menggunakan hirarki
struktural (structural hierarchical).
2) Pendekatan Intervensi Otoritatif Dalam Konflik Lateral (Authoritative Intervention in Lateral Conflict)
Bila terjadi konflik lateral, biasanya akan diselesaikan sendiri oleh pihak-pihak yang terlibat konflik. Kemudian jika konflik tersebut ternyata tidak dapat diselesaikan secara konstruktif, biasanya manajer langsung melakukan intervensi secara otoratif kedua belah pihak.
3) Pendekatan Sistem (System Approach)
Model pendekatan perundingan menekankan pada masalah-masalah kompetisi dan model pendekatan birokrasi menekankan pada kesulitan-kesulitan dalam kontrol, maka pendekatan sistem (system Approach) adalah mengkoordinasikan masalah-masalah konflik yang muncul.
Pendekatan ini menekankan pada hubungan lateral dan horizontal antara fungsi-fungsi pemasaran dengan produksi dalam suatu organisasi.
4) Reorganisasi Struktural (Structural Reorganization)
Cara pendekatan dapat melalui mengubah sistem untuk melihat kemungkinan terjadinya reorganisasi struktural guna meluruskan perbedaan kepentingan dan tujuan yang hendak dicapai kedua belah pihak, seperti membentuk wadah baru dalam organisasi non formal untuk mengatasi konflik yang berlarut-larut sebagai akibat adanya saling ketergantungan tugas (task interdependence) dalam mencapai kepentingan dan tujuan yang berbeda sehingga fungsi organisasi menjadi kabur.

E.     Proses Pemecahan Persoalan
Menurut Stevenin (2000), terdapat lima langkah meraih kedamaian dalam konflik. Apa pun sumber masalahnya, lima langkah berikut ini bersifat mendasar dalam proses pemecahan masalah:
1. Pengenalan
Kesenjangan antara keadaan yang ada diidentifikasi dan bagaimana keadaan yang seharusnya. Satu-satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan dalam mendeteksi (tidak mempedulikan masalah atau menganggap ada masalah padahal sebenarnya tidak ada).
2. Diagnosis
Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar dan telah diuji mengenai siapa, apa, mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil dengan sempurna. Pusatkan perhatian pada masalah utama dan bukan pada hal-hal sepele.
3. Menyepakati suatu solusi
Kumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Saringlah penyelesaian yang tidak dapat diterapkan atau tidak praktis. Jangan sekali-kali menyelesaikan dengan cara yang tidak terlalu baik. Carilah yang terbaik.
4. Pelaksanaan
Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Hati-hati, jangan biarkan pertimbangan ini terlalu mempengaruhi pilihan dan arah kelompok.
5. Evaluasi
Penyelesaian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru. Jika penyelesaiannya tampak tidak berhasil, kembalilah ke langkah-langkah sebelumnya dan cobalah lagi.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A.    Simpulan
Dari pembahasan yang telah disampaikan, maka dapat disimpulkan bahwa kehadiran konflik dalam suatu organisasi tidak dapat dihindarkan tetapi hanya dapat diminimalisir. Konflik dalam organisasi dapat terjadi antara individu dengan individu, baik individu pimpinan maupun individu karyawan, konflik individu dengan kelompok maupun konflik antara kelompok tertentu dengan kelompok yang lain. Tidak semua konflik merugikan organisasi. Konflik yang ditata dan dikendalikan dengan baik dapat berujung pada keuntungan organisasi sebagai suatu kesatuan, sebaliknya apabila konflik tidak ditangani dapat merugikan kepentingan organisasi. Yang terpenting adalah mengembangkan pengetahuan yang cukup dan sikap yang positif terhadap konflik, karena peran konflik yang tidak selalu negatif terhadap organisasi.
Dengan pengendalian yang cukup tenang, pimpinan dapat cepat mengenal, mengidentifikasi dan mengukur besarnya konflik serta akibatnya dengan sikap positif dan kemampuan kepemimpinannya, seorang pimpinan akan dapat mengendalikan konflik yang akan selalu ada, dan bila mungkin menggunakannya untuk keterbukaan organisasi dan anggota organisasi yang dipimpinnya. Tentu manfaatnya pun dapat dirasakan oleh dirinya sendiri. Penyeselaian dari konflik adalah dengan cara menimbulkan sikap dalam diri masing-masing, yaitu rasa saling menghormati, menghargai dan rasa toleransi yang bisa  menghindarkan kita dari permasalahan yang menyebabkan terjadinya suatu konflik.

B.     Saran
1.      Menanggapi konflik dengan kepala dingin, jangan emosi agar konflik dapat di selesaikan dengan baik.
2.      Meminimalisir ego pada sifat alami diri sendiri saat sedang ada dalam kelompok.
3.      Mengutamakan kepentingan bersama, jika mempunyai pendapat sosialisasikan bersama anggota kelompok yang lain.
4.      Motivasi rekan atau bawahan dengan apresiasi secara benar karena dukungan sangat penting dalam menyelesaikan masalah.
5.      Menghargai setiap pendapat yang disampaikan atau yang diutarakan.
6.      Selalu berfikir positif setiap ada masukan pendapat.
7.      Menyelesaikan setiap masalah yang timbul sampai tuntas.
8.      Menghindari konflik dengan berkomunikasi baik sesama anggota.
9.      Memanfaatkan setiap ide atau pendapat yang masuk.
10.  Keterbukaan pada setiap anggota kelompok harus ada agar dapat menyelesaikan konflik dengan baik dan tidak berlarut-larut.

  


DAFTAR PUSTAKA

Badeni. 2013. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta
Ibrahim Indrawijaya, Adam. 2010. Teori, Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: PT. Refika Aditama
Fahmi, Irham. 2013. Perilaku Organisasi. Bandung: CV. Alfabeta


Robbins, Stephen P. 2006. Organization Behevior. New Jersey: Prentice-Hall
Thoha, Miftah. 2011. Perilaku organisasi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Wahyudi. 2011. Manajemen Konflik dalam Organisasi. Bandung: CV. Alfabeta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar