EKONOMI
KEPENDIDIKAN DAN KETENAGAKERJAAN
TUGAS
Disampaikan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat
Menempuh Mata Kuliah Ekonomi dan
Pembiayaan Pendidikan
Program Studi Magister Administrasi
Pendidikan
PPs FKIP Universitas Bengkulu Semester 2
Tahun Akademik 2013/1014
Dosen Dr. Zakaria, M.Pd
Oleh
Jon Sastro
A2K012115
PROGRAM
STUDI
MAGISTER
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM
PASCASARJANA FKIP
UNIVERSITAS
BENGKULU
2013
TUGAS
1
A.
Makna
Ekonomi, Ekonomi Kependidikan dan Ekonomi ketenagakerjaan
1.
Ekonomi
Ekonomi adalah
studi tentang cara mengalokasikan sumber daya terbatas diantara penggunaan yang
saling bersaing. Ekonomi terbagi menjadi 2 yaitu, Ekonomi makro yaitu studi
tentang perilaku ekonomi agregat yang sering menggunakan indikator-indikator
nasional, misalnya: tingkat pengangguran, inflasi, pertumbuhan, dan umumnya
kurang fokus pada pemerataan dan Ekonomi mikro yaitu studi
tentang perilaku ekonomi individu yang merupakan komponen ekonomi makro.
2.
Ekonomi
Pendidikan
Ekonomi
pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang cara terbaik dalam
mengalokasikan sumber daya pendidikan yang terbatas (terutama dana) antar
jalur, jenis, jenjang pendidikan baik negeri maupun swasta. Analisis biaya
dapat mambantu membeberkan: (1) pemborosan internal sekolah dan inefisiensi
serta cara-cara yang dapat mengeliminasi mereka; dan (2) peningkatan efisiensi
eksternal dan keuntungan individu dan masyarakat dari investasi pendidikan yang
benar-benar terarah dengan baik.
3.
Ekonomi
Ketenagakerjaan
Ekonomi
ketenagakerjaan adalah studi tentang cara kerja dan hasil pasar kerja. Lebih
spesifiknya, ekonomi ketenagakerjaan adalah studi tentang perilaku pihak
pengusaha/manajemen dan pihak pekerja/ serikat pekerja dalam menanggapi/
mengalokasikan upah, harga, keuntungan,
dan aspek-aspek bukan uang tetapi terkait dengan uang misalnya kondisi kerja,
keselamatan kerja, kesehatan karyawan, rekreasi, dsb. (Ehrenberg & Smith,
1985).
Jadi ekonomi
ketenagakerjaan itu menyangkut pengalokasian/pemanfaatan tenagakerja dengan
sebaik-baiknya agar efektif dan efisien dalam menghasilkan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sebanyak mungkin. Lebih spesifiknya,
ekonomi ketenagakerjaan mempelajari perilaku permintaan tenaga kerja, persediaan
tenaga kerja, dan pasar
kerja.
B.
MODAL UNTUK MEMPELAJARI
EKONOMI PENDIDIKAN
Pertama,
untuk memahami biaya pendidikan,
seseorang harus memahami pendidikan sebagai sistem yang terdiri dari tujuan
pendidikan yang akan dicapai dan komponen-komponen pendidikan yang membetuk
sistem yaitu konteks, input, proses, output, dan outcome (jangka pendek dan
jangka panjang), Kedua, memahami jenis dan sumber pendapatan yang
dibutuhkan untuk memenuhi biaya pendidikan dan bagaimana pendapatan bervariasi
dalam situasi yang bervariasi, Ketiga, siapapun yang ingin
mempelajari ekonomi pendidikan harus memahami biaya pendidikan, jenis-jenis
biaya pendidikan, faktor-faktor yang mem-pengaruhinya, dan akibat dari
faktor-faktor tersebut terhadap jumlah dan jenis biaya pendidikan, Keempat,
memahami segitiga anggaran pendidikan yang meliputi rencana pendidikan, rencana
biaya pendidikan (biaya yang dibutuhkan untuk, dan rencana sumber dana
pendidikan.
C.
RENCANA PENDIDIKAN
Contoh-contoh
rencana pendidikan: (1) peningkatan akses, pemerataan, dan keadilan misalnya:
beasiswa untuk siswa miskin, pembangunan SD-SMP satu atap, SMP/SMA/SMK Terbuka;
(2) peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing, misalnya: pelatihan guru,
kepala sekolah; pengembangan bahan ajar; pengembangan model pembelajaran
(pembelajaran tuntas, pembelajaran dengan melakukan, pembelajaran kontekstual,
pembelajaran kooperatif, PAIKEM, lessons study, dsb.); pengemban
karakter, budipekerti, dsb.); dan (3) peningkatan efisiensi, misalnya
pengurangan angka putus sekolah, pengurangan angka mengulang, rasio siswa/guru,
penggunaan (gedung, ruang, dan fasilitas pendidikan) secara maksimal; modifikasi proses belajar mengajar (team
teaching), mengganti tatap muka ke e-learning, dsb. Ekonomi pendidikan
lebih cenderung ke efisiensi pendidikan, tetapi tidak bisa mengorbankan mutu.
Jadi, meskipun efisien tetapi mutunya rendah (tidak efektif), maka tetap tidak
efisien. Misalnya, tidak ada siswa yang putus sekolah dan tidak ada siswa yang
mengulang, tetapi hasil belajarnya rendah dan apa yang diajarkan tidak relevan
dengan kebutuhan siswa/berbagai sektor ekonomi.
D.
BIAYA PENDIDIKAN
Biaya pendidikan
meliputi: (1) biaya satuan pendidikan, (2) biaya penyelenggaraan dan/ atau
pengelolaan pendidikan, dan (3) biaya pribadi peserta didik (lihat PP 48/2008
tentang Pendanaan Pendidikan dan UU 9/2009 tentang Badan Hukum Pendidikan).
Dalam ekonomi pendidikan juga dikenal istilah biaya peluang (opportunity
cost) atau penghasilan yang hilang (foregone earning) selama
seseorang sedang melakukan studi. Sumber dana pendidikan bisa dari Pusat: APBN.
Propinsi: APBD (PAD, DAU, DAK, Dana Bagi Hasil, Pinjaman/Hibah, Dana
Dekonsentrasi, dan Dana Tugas Pembantuan) dan dari Kabupaten/Kota: APBD (PAD,
DAU, DAK, Dana Bagi Hasil, Pinjaman/ Hibah, dan Dana Tugas Pembantuan).
E.
EFISIENSI PENDIDIKAN
Efisiensi
pendidikan merujuk pada hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar. Efisiensi
dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu efisiensi internal dan
efisiensi eksternal. Efisiensi internal merujuk kepada hubungan
antara output sekolah dan input yang digunakan untuk memroses/menghasilkan
output sekolah, misalnya: peningkatan angka kelulusan, rasio keluaran/masukan,
angka kenaikan kelas/transisi, penurunan angka mengulang, angka putus sekolah,
dan peningkatan angka kehadiran.
F.
KOMPONEN-KOMPONEN KETENAGAKERJAAN
1.
Perencanaan tenaga kerja
2.
Rekrutmen dan seleksi
3.
Penempatan/pengalokasian
4.
Pengembangan
5.
Pemanfaatan
6.
Pemeliharaan tenaga kerja
7.
Evaluasi kinerja
|
8.
Imbal jasa
9.
Hubungan kerja
10.
Dokumentasi personalia
11.
Informasi Pasar Kerja
12.
Link & Match antara Pendidikan Kejuruan dan Dunia Kerja
13.
Mempromosikan kerja penuh
|
TUGAS
2
1.
Menurut
anda, bagaimana alokasi 20% APBN dan APBD untuk pendidikan karena rata-rata
kabupaten/kota telah mengalokasikan 28,3% APBD untuk pendidikan namun 96% nya
untuk gaji pegawai?
Menurut
saya alokasi dana APBN dan APBD untuk pendidikan sebesar 20% sudah tepat karena
dana tersebut untuk meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan guru dan dosen.
Pendidikan itu mahal, jadi wajar jika alokasi dana untuk pendidikan itu besar,
seperti di daerah yang rata-rata sudah mengalokasikan sebesar 28,3%, karena
pendidikan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, begitu juga dengan gaji
pegawai yang sudah mencapai 96% sudah tepat, karena pegawai sangat mempengaruhi
kinerjanya jadi jika mereka gaji kecil maka kemungkinan kinerja mereka tidak
maksimal.
2.
Jika
dikaitkan dengan PP 38/2007 tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah,
Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota, apakah alokasi 20% sudah
tepat?
Setuju, karena dengan di alokasikan dana
sebesar 20% akan menjamin pendidikan di masa depan di kota maupun di daerah,
asalakan dana itu benar-benar teralokasikan dengan baik, tidak ada kata tebang
pilih, daera maupun kota sama saja, mereka juga butuh dana untuk meningkatkan
mutu pendidikan.dan itu sudah menjadi menjadi kewenangan pemerintah dan urusan
pemerintahan yang dikelola secara bersama antar pemerintahan.
3.
Perubahan
proporsi siswa SMA:SMK dari 70%:30% menjadi 30%:70% efisien?
Sangat efisien, karena SMK saat ini
merupakan sekolah yang banyak digemari para peserta didik, yang menjamin
kemampuan dan memberi modal kerja di masa yang akan dating, SMK yang merupakan
sekolah kejuruan yang mengutamakan nilai praktek untuk peserta didik sehingga
membutuhkan alat praga yang memadai, tidak halnya dengan SMA yang hanya
mengandalkan teori saja, jadi sudah jelas SMK lebih banyak membutuhkan dana
dibandingkan dengan SMA.
4.
Apakah
pemberian (alokasi) tunjangan guru dan dosen cukup efisien dari sudut pandang
ekonomi pendidikan karena saat ini di daerah gaji pegawai pendidikan telah
menyerap 96% dari APBD?
Sangat efisien, karena kesejahteraan
pegawai terutama guru dan dosen sangat mempengaruhi output yang dihasilkan
sehingga mempengaruhi kinerja para guru dan dosen, semakin mereka di hargai,
semakin maksimal juga kinerja mereka. Apalagi menyangkut masalah pendidikan,
karena kemajuan suatu Negara sangat di pengaruhi dengan tingkat dan mutu
SDMnya.
5.
Akibat
desentralisasi pendidikan yang ditekankan di kabupaten/kota, telah terjadi
kesenjangan yang sangat lebar antara daerah yang memiliki pendapatan bagi hasil
SDA dan yang tidak memilikinya (misal APBD pendidikan di Kutai Kertanegara 750
milyar dan di Kabupaten Bima 50 milyar dengan jumlah penduduk yang justru lebih
banyak). Pendapat Anda dari sudut pandang ekonomi pendidik?
Inilah
yang menjadi kesenjangan pendidikan di Indonesia, dimana tidak meratanya dana
yang di alokasikan, sepertinya pemerintah hanya memperhatikan pendidikan yang
ada di kota saja sehingga kurang ada perhatian terhadap pendidikan yang d
pedalaman, ibarat kata, yang maju makin maju, dan yang tertinggal makin
tertinggal, ini lah gambaran pendidikan yang terjadi di Indonesia saat ini.
6.
Identifikasikan
jenis-jenis inefisiensi akibat alasan operasional dan alasan pengambilan
keputusan yang keliru di bidang pendidikan kejuruan dan pendidikan vokasi!
Inefisiensi
yang disebabkan oleh alasan operasional dan ini terjadi karena: (a)
pemanfaatan/penggunaan sumberdaya (SDM, peralatan, perlengkapan, bahan, dan
uang) yang kurang optimal (terjadi idle capacity/under utilization/low use
factor), (b) penggunaan uang yang kurang tepat akibat struktur pembiayaan
yang kurang tepat, (c) para anggota dalam sistem tidak berkontribusi secara
maksimal dalam proses transformasi (mengubah kondisi saat ini menjadi kondisi
yang lebih baik), (d) pemilihan proses yang tidak efisien, dan (e)
ketidakpedulian terhadap berbagai penggunaan sumberdaya (listrik, air, genting
bocor, dsb.) sehingga terjadi pemborosan yang seharusnya tidak perlu terjadi). Kedua,
inefisiensi disebabkan oleh pengambilan keputusan yang keliru yaitu yang tidak
mendasarkan pada kriteria efisiensi (biaya terkecil, untung terbesar), dan yang
tidak mendasarkan pada informasi yang valid dan reliabel (akurat).
7. Bagaimana cara mengurangi inefisiensi yang
disebabkan oleh kedua alasan tersebut (alasan operasional dan alasan
pengambilan keputusan)?
1. Meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja para anggota dalam sistem (sekolah)
misalnya guru, kepala sekolah, karyawan, dan siswa;
2. Mengoptimalkan
penggunaan/pemanfaatan sumberdaya dalam sistem (misalnya SDM dan fasilitas
sekolah);
3. Memperbaiki
struktur pembiayaan dengan menerapkan prinsip prioritas (yang harus dibiayai,
yang seharusnya dibiayai, dan yang dapat dibiayai);
4. Mengubah
batas-batas proses, misalnya: (1) SD dan SMP yang terpisah pada daerah-daerah
terpencil, terpencar, dan terisolir dijadikan SD-SMP satu atap; (2) dari
pengelolaan yang sentralistik ke desen-tralistik (misalnya pengelolaan pendidik
dan tenaga kependidikan, pengelolaan uang, dan pengelolaan kurikulum); dan
5.
Memperbaiki lingkungan
kerja misalnya memperbaiki hubungan kerja, memperkuat teamwork,
meningkatkan loyalitas kerja, dan memberi insentif bagi yang kinerjanya lebih
baik
TUGAS
3
1.
Bagaimanakah
caranya merencanakan tenaga kerja agar seimbang antara permintaan dan
persediaan tenaga kerja?
Merencanakan tenaga kerja agar seimbang
antara permintaan dan persediaan tenaga kerja perlu diterapkan pendekatan
perencanaan tenaga kerja yang tepat. Manpower approach adalah pendekatan
perencanaan tenaga kerja yang paling tepat untuk digunakan. Perencanaan tenaga
kerja dengan menggunakan manpower approach memerlukan syarat yaitu tersedianya data
tentang supply dan demand tenaga kerja.
2.
Kriteria
rekrutmen dan seleksi yang seperti apa agar memperoleh the right person in the
right place?
Agar
memperoleh the right person in the right place dalam kriteria rekrutmen dan
seleksi maka perlu disusun cara-cara melakukan rekruitmen dan kriteria seleksi
tenaga kerja yang memperhatikan potensi dan pengalaman yang diperlukan oleh
dunia kerja. Kriteria ang di maksud yaitu: trainable, educable, and faster learner.
3.
Bagaimana
caranya mengalokasikan/ menempatkan tenaga kerja agar distribusinya merata
secara jenis pekerjaan, bidang pekerjaan, dan geografis?
Cara
mengalokasikan/ menempatkan tenaga kerja agar distribusinya merata secara jenis
pekerjaan, bidang pekerjaan, dan geografis yaitu perlu disusun program-program
yang dirancang untuk menstimulasi mobilitas kerja secara geografis dan perlu
diupayakan persebaran DU/DI yang merata diseluruh tanah air dan jangan
mengumpul di satu lokasi geografis.
4.
Bagaimana
caranya mengembangkan tenaga kerja agar tetap produktif di tempat kerja?
Dalam
mengembangkan tenaga kerja agar tetap produktif di tempat kerja, tenaga kerja
perlu dikembangkan daya pikirnya, daya qolbunya, daya pisiknya, dan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta seninya sesuai dengan tuntutan di tempat
kerjanya. Cara-cara pengembangan dapat dilakukan melalui pendidikan formal,
pelatihan, pemagangan, dsb
5.
Bagaimana
caranya memanfaatkan tenaga kerja yang ada agar maksimum penggunaannya?
Cara memanfaatkan tenaga kerja yang ada
agar maksimum penggunaannya yaitu perlu dilakukan melalui penugasan kerja
sesuai dengan kemampuannya, mengurangi ketidakhadiran, mereduksi angka
kecelakaan, meningkatkan program-program keselamatan kerja dan kesehatan,
mengurangi diskriminasi, memformulasikan kebijakan hubungan kerja untuk
meningkatkan produktivitas kerja.
6.
Bagaimana
caranya memelihara tenaga kerja yang sudah ada agar tetap produktif?
Cara memelihara tenaga kerja yang sudah
ada agar tetap produktif maka perlu dilakukan pembinaan daya pikir, daya qolbu,
daya pisik dan pemutakhiran penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi malalui
pelatihan/workshop, magang, internship, dan cara-cara lain yang relevan.
7.
Bagaimana
caranya mengevaluasi tenaga kerja agar hasilnya benar-benar otentik?
Cara
mengevaluasi tenaga kerja agar hasilnya benar-benar otentik yaitu dengan cara dibuatkan
kriteria evaluasi tenaga kerja berdasarkan tugas pokok dan fungsi pekerja yang
dievaluasi dan dilaksanakan dengan cara-cara yang fair/adil. Kriteria evaluasi
tenaga kerja: valid, reliabel, dan objektif (otentik).
8.
Bagaimana
caranya merumuskan kriteria dan pelaksanaan imbal jasa karyawan agar dirasakan
adil oleh semua karyawan?
Cara
merumuskan kriteria dan pelaksanaan imbal jasa karyawan agar dirasakan adil
oleh semua karyawan yaitu dengan cara disusunnya struktur pengupahan
berdasarkan nilai kerja. Setiap tugas dan fungsi pada posisi tertentu dihitung
nilai kerjanya dan ditetapkan unit cost nya setiap nilai kerja tersebut. Nilai
kerja dikalikan unit cost akan ditemukan besarnya imbal jasa yang proporsional.
9.
Bagaimana
caranya membangun hubungan kerja yang harmonis antara pihak pekerja dengan
pihak manajemen (pemilik pekerjaan)?
Cara
membangun hubungan kerja yang harmonis antara pihak pekerja dengan pihak
manajemen yaitu dibentuknya paguyuban yang terdiri dari pihak pekerja dan pihak
manajemen melalui pembentuan serikat pekerja atau dengan memperbaiki hubungan
kerja melalui cara-cara lain yang dianggap cocok bagi kedua belah pihak yaitu
pekerja dan manajemen.
10. Model dokumentasi tenaga
kerja yang seperti apa agar mudah diakses penggunaannya?
Agar mudah diakses penggunaan model
dokumentasi tenaga kerja maka perlu diterapkan e-document atau e-administration tentang pendataan tenaga kerja
melalui penggunaan information and
communication technology (ICT).
11. Model informasi pasar
kerja yang seperti apa agar pertemuan antara pencari kerja dan pekerjaan yang
ditawarkan mudah diakses?
Agar pertemuan antara pencari kerja dan
pekerjaan yang ditawarkan mudah diakses dalam model informasi pasar kerja
diperlukan Penerbitan informasi pasar kerja melalui jaringan internet yang
dibangun berdasarkan sistem informasi pasar kerja (labor market information system). Selain itu, penerbitan
informasi pasar kerja juga dapat dilakukan melalui publikasi tertulis.
12. Model link & match
yang seperti apa agar hubungan antara dunia pendidikan dan dunia kerja erat?
Agar hubungan antara dunia pendidikan
dan dunia kerja erat perlu Model link
& match seperti menerapkan model
pendidikan sistem ganda (PSG) yang dirumuskan secara bersama antara Depdiknas
dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN), baik pusat maupun daerah. Selain itu,
pendidikan berbasis kompetensi diterapkan dalam pengembangan pendidikan
kejuruan.
13. Bagaimana caranya
memobilisasi dan memanfaatkan tenaga kerja ke seluruh tanah air agar mereka
bekerja penuh?
Caranya memobilisasi dan memanfaatkan
tenaga kerja ke seluruh tanah air agar mereka bekerja penuh yaitu dengan cara pendistribusian lapangan kerja yang
merupakan motor penggerak utama mobilisasi tenaga kerja untuk menghindari
menumpuknya pekerjaan disatu tempat dan diusahakan penerbitan informasi pasar
kerja lintas daerah di seluruh tanah air agar perpindahan/likuiditas tenaga
kerja antar daerah berlangsung lancar.
TUGAS
4
Isu 1 :
Bagaimanakah caranya
merencanakan tenaga kerja agar seimbang antara permintaan dan persediaan tenaga
kerja?
Solusi
1:
Perencanaan
tenaga kerja menyangkut penyeimbangan permintaan dan persediaan tenaga kerja
dilihat dari dimensi berikut: jenis pekerjaan (primer, sekunder, tersier,
kuarter), jumlah tenaga kerja (berapa banyak), tempat pekerjaan (dimana
pekerjaan dibutuhkan), waktu (kapan dibutuhkan), dan apa persyaratan untuk
memasuki pekerjaan (kualifikasi dan kompetensi). Untuk itu perlu diterapkan
pendekatan perencanaan tenaga kerja yang tepat. Manpower approach adalah
pendekatan perencanaan tenaga kerja yang paling tepat untuk digunakan.
Perencanaan tenaga kerja dengan menggunakan manpower approach memerlukan syarat yaitu tersedianya data
tentang supply dan demand tenaga kerja.
Tanggapan
1:
Saya sangat
setuju dalam merencanakan tenaga kerja agar seimbang antara permitaan dan
persediaan tenaga kerja diperlukan manpower approach dimana tersdianya data
tentang supply (persediaan tenaga kerja) dan demand (permintaan tenaga kerja)
sehingga dapat melakukan perencanaan yang sedemikian rupa.
Isu 2:
Kriteria
rekrutmen dan seleksi yang seperti apa agar memperoleh the right person in
the right place?
Solusi
2:
Perlu disusun
cara-cara melakukan rekruitmen dan kriteria seleksi tenaga kerja yang
memperhatikan potensi dan pengalaman yang diperlukan oleh dunia kerja. Potensi
meliputi daya pikir, daya qolbu, daya pisik, penguasaan disiplin ilmu, dan
pengalaman kerja yang dimaksud adalah yang relevan dengan persyaratan kerja
yang dibutuhkan. Kriteria utama: trainable, educable, and faster learner.
Tanggapan
2 :
Cara melakukan
rekrutmen diperlukan perencanaan dan criteria-kriteria tertentu agar tidak
mengalami kesalahan yang fatal maka di perlukan pemimpin yang bijak dalam
menentukan pekerjanya, seperti melakukan seleksi. Dan di butuhkan criteria
seperti trainable, educable, and
faster learner.
Isu 3:
Bagaimana
caranya mengalokasi-kan/menempatkan tenaga kerja agar distribusinya merata
secara jenis pekerjaan, bidang pekerjaan, dan geografis?
Solusi
3:
Perlu disusun
program-program yang dirancang untuk menstimulasi mobilitas kerja secara geografis
dan perlu diupayakan persebaran DU/DI yang merata diseluruh tanah air dan
jangan mengumpul di satu lokasi geografis.
Tanggapan
3:
Kembali lagi
bagaimana manajemen atau seorang pemimipin itu sendiri dalam pengambilan
keputusan, jika pemimpin mampu merancang program-program dalam mengalokasian
atau menempatkan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan, jangan ada sifat
kawanisme, yang kenal dia di tempatkan di tempat strategies, yang tidak kenal
di tempatkan yang jauh-jauh, ini bukan seorang pemimpin yang bagus.
Isu 4:
Bagaimana
caranya mengembangkan tenaga kerja agar tetap produktif di tempat kerjanya?
Solusi
4:
Tenaga kerja
perlu dikembangkan daya pikirnya, daya qolbunya, daya pisiknya, dan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta seninya sesuai dengan tuntutan di tempat
kerjanya. Cara-cara pengembangan dapat dilakukan melalui pendidikan formal,
pelatihan, pemagangan, dsb.
Tanggapan
4:
Dari solusi di
atas saya sangat setuju bahwa Tenaga kerja perlu dikembangkan daya pikirnya,
daya qolbunya, daya pisiknya, dan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Cara-cara pengembangan dapat dilakukan melalui
pendidikan formal, pelatihan, pemagangan, dan sebagainya.
Isu 5:
Bagaimana
caranya memanfaatkan tenaga kerja yang ada agar maksimum penggunaannya?
Solusi
5:
Dilakukan
melalui penugasan kerja sesuai dengan kemampuannya, mengurangi ketidakhadiran,
mereduksi angka kecelakaan, meningkatkan program-program keselamatan kerja dan
kesehatan, mengurangi diskriminasi, memformulasikan kebijakan hubungan kerja
untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Tanggapan
5:
Sangat jelas
sekali bahwa untuk memanfaatkan tenaga kerja yang maksimum harus sesuai dengan
kemampuannya, tapi ingat bahwa setiap pekerja harus mendapatkan kebahagiaan dan
asuransi kesehatan serta gaji yang memadai atau sesuai dengan kemampuan tenaga
kerja sehingga tenaga kerja merasa sangat dihargai.
Isu 6:
Bagaimana
caranya memelihara tenaga kerja yang sudah ada agar tetap produktif?
Solusi
6:
Dilakukan
pembinaan daya pikir, daya qolbu, daya pisik dan pemutakhiran penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi malalui pelatihan/workshop, magang, internship, dan
cara-cara lain yang relevan.
Tanggapan
6:
Ya benar
sekali caranya memelihara tenaga kerja yang sudah ada agar tetap produktif perlu dilakukan pembinaan daya pikir, daya
qolbu, daya pisik dan pemutakhiran penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
malalui pelatihan/workshop, magang, internship, dan cara-cara lain yang relevan.
Isu 7:
Bagaimana
caranya mengevaluasi tenaga kerja agar hasilnya benar-benar otentik?
Solusi
7:
Dibuat kriteria evaluasi tenaga kerja
berdasarkan tugas pokok dan fungsi pekerja yang dievaluasi dan dilaksanakan
dengan cara-cara yang fair/adil. Kriteria evaluasi tenaga kerja: valid,
reliabel, dan objektif (otentik)
Tanggapan
7:
Dalam
mengevaluasi tenaga kerja agar hasilnya benar-benar otentik di perlukan suatu criteria
yaitu sesuai dengan TUPOKSI pekerja yang dievaluasi dan dilaksanakan dengan cara-cara
yang fair/adil. Kriteria evaluasi tenaga kerja
Isu 8:
Bagaimana
caranya merumuskan kriteria dan pelaksanaan imbal jasa karyawan agar dirasakan
adil oleh semua karyawan?
Solusi
8:
Disusun struktur
pengupahan berdasarkan nilai kerja. Setiap tugas dan fungsi pada posisi
tertentu dihitung nilai kerjanya dan ditetapkan unit cost nya setiap nilai
kerja tersebut. Nilai kerja dikalikan unit cost akan ditemukan besarnya imbal
jasa yang proporsional.
Tanggapan
8:
Sangat perlu merumuskan kriteria dan pelaksanaan imbal jasa karyawan agar dirasakan adil oleh
semua karyawan seperti perlu disusunnya struktur
pengupahan berdasarkan nilai kerja. Setiap tugas dan fungsi pada posisi
tertentu dihitung nilai kerjanya dan ditetapkan unit cost nya setiap nilai kerja
tersebut
Isu 9:
Bagaimana
caranya membangun hubungan kerja yang harmonis antara pihak pekerja dengan
pihak manajemen (pemilik pekerjaan)?
Solusi
9:
Dibentuk
paguyuban yang terdiri dari pihak pekerja dan pihak manajemen melalui
pembentuan serikat pekerja atau dengan memperbaiki hubungan kerja melalui
cara-cara lain yang dianggap cocok bagi kedua belah pihak yaitu pekerja dan
manajemen.
Tanggapan
9:
Yang jelasnya
seorang pemimin harus mampu menciptakan komunikasi aktif terhadap karyawan
sehingga terjalin hubungan kerja yang
harmonis antara pihak pekerja dengan pihak manajemen.
Isu 10:
Model
dokumentasi tenaga kerja yang seperti apa agar mudah diakses penggunaannya?
Solusi
10:
Perlu diterapkan
e-document atau e-administration tentang pendataan tenaga kerja melalui
penggunaan information and communication technology (ICT).
Tanggapan 10:
Sangat perlu
diterapkan e-document atau
e-administration tentang pendataan tenaga kerja melalui penggunaan information and communication technology
(ICT) agar muda di akses oleh penggunanya.
Isu 11:
Model
informasi pasar kerja yang seperti apa agar pertemuan antara pencari kerja dan
pekerjaan yang ditawarkan mudah diakses?
Solusi
11:
Penerbitan
informasi pasar kerja melalui jaringan internet yang dibangun berdasarkan
sistem informasi pasar kerja (labor market information system). Selain
itu, penerbitan informasi pasar kerja juga dapat dilakukan melalui publikasi
tertulis.
Tanggapan
11:
Informasi pasar kerja sangat perlu karena merupakan informasi para
ppencari kerja untuk mendapatkan kerja yang menyenangkan atau sesuai dengan
keinginan, seperti melalui publikasi tertulis, dalam bentuk Koran, majalah,
maupun internet.
Isu 12:
Model
link & match yang seperti apa agar hubungan antara dunia pendidikan dan
dunia kerja erat?
Solusi
12:
Terapkan model
pendidikan sistem ganda (PSG) yang dirumuskan secara bersama antara Depdiknas
dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN), baik pusat maupun daerah. Selain itu,
pendidikan berbasis kompetensi diterapkan dalam pengembangan pendidikan
kejuruan.
Tanggapan
12:
Dalam menerapkan model pendidikan sistem ganda
(PSG) yang dirumuskan secara bersama antara Depdiknas dan Kamar Dagang dan
Industri (KADIN), baik pusat maupun daerah merupakan model link & match mempererat hubungan antara dunia pendidikan dan
dunia kerja.
Isu 13:
Bagaimana
caranya memobilisasi dan memanfaatkan tenaga kerja ke seluruh tanah air agar
mereka bekerja penuh?
Solusi
13:
Pendistribusian lapangan kerja merupakan motor
penggerak utama mobilisasi tenaga kerja untuk menghindari menumpuknya pekerjaan
disatu tempat dan diusahakan penerbitan informasi pasar kerja lintas daerah di
seluruh tanah air agar perpindahan/likuiditas tenaga kerja antar daerah
berlangsung lancar.
Tanggapan
13:
memobilisasi dan memanfaatkan tenaga kerja ke seluruh tanah air agar
mereka bekerja penuh perlu dilakukan pendistribusian
lapangan kerja yang merupakan motor
penggerak utama mobilisasi tenaga kerja untuk menghindari menumpuknya pekerjaan
disatu tempat. Sehingga pengalokasian/penempatan
tenaga kerja merata secara jenis pekerjaan, bidang pekerjaan, dan geografis
serta mampu bekerja penuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar