SOAL
UAS
METODOLOGI
PENELITIAN
Disampaikan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat
Menempuh Mata Metodologi Penelitian
Program Studi Magister/Manajemen
Pendidikan
PPs FKIP Universitas Bengkulu Semester 1
Tahun Akademik 2012/1013
Dosen Prof. Dr. Bambang Sahono, M.Pd
Oleh
JON
SASRTO
NIM
A2K012116
PROGRAM STUDI
MAGISTER ADMINISTRASI/MANAJEMEN
PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA FKIP
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
1.
JELASKAN PERBEDAAN ANTARA PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
BERKAITAN DENGAN:
a. Perbedaan
Aksioma
Aksioma dalah pandangan dasar.
Aksioma penelitian kuantitatif dan kualitatif meliputi aksioma tentang
realitas, hubungan penelii dengan yang diteliti, hubungan variable, kemungkinan
generalisasi, dan peranan nilai.
Aksioma dasar
|
Metode kuantitatif
|
Metode kualitatif
|
Sifat realitas
|
Dapat diklasifikasikan, konkrit,
teramati, terukur
|
Ganda, holistic, dinamis, hasil
konstruksi, dan pemahaman
|
Hubungan peneliti dengan yang
diteliti
|
Independent, supaya terbangun
objektifitas
|
Interaktif dengan sumber
data supaya memperoleh makna
|
Hubungan variable
|
Sebab-akibat (kausal)
|
Timbale-balik/interaktif
|
Kemungkinan generalisasi
|
Cenderung membuat generalisasi
|
Transferability (hanya mungkin
dalam ikatan konteks dan waktu)
|
Perana nilai
|
Cenderung bebas nilai
|
Terikat nilai-nilai yang dibawa
peneliti dan sumber data
|
b. Karakteristik Penelitian
KARAKTERISTIK METODE KUANTITATIF DAN KUALITATIF
No
|
Metode
Kuantitatif
|
Metode
Kualitatif
|
1.
|
A. Desain
a. Spesifik,
jelas, rinci
b. Ditentukan
secara mantap sejak awal
c. Menjadi
pegangan langkah demi langkah
|
a. Umum
b. Fleksibel
c. Berkembang
danmuncul dalam proses penelitian
|
2.
|
B. Tujuan
a. Menunjukkan
hubungan antar variabel
b. Menguji
Teori
c. Mencari
generalisasi yang mempunyai nilai prediktif
|
a. Menemukan
pola hubungan yang bersifat interaktif
b. Menemukan
Teori
c. Menggambarkan
realitas yang kompleks
d. Memperoleh
pemahaman makna
|
3.
|
C. Teknik Pengumpulan Data
a. Kuesioner
b. Observasi
dan wawancara tersruktur
|
a. Participant
observation
b. In
depth interview
c. Dokumentasi
d. Tringulasi
|
4.
|
D. Instrumen Penelitian
a. Test,
angket, wawancara tersruktur
b. Instrumen
yang telah terstandar
|
a. Peneliti
sebagai instrumen
b. Buku
catatan, tape recorder, camera, handcam dan lain-lain
|
5.
|
E. Data
a. Kuantitatif
b. Hasil
pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen
|
a. Deskriptif
kualitatif
b. Dokumen
pribadi, catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden, dokumen dan
lain-lain
|
6.
|
F.
Sampel
a. Besar
b. Representatif
c. Sedapat
mungkin random
d. Ditemukan
sejak awal
|
a. Kecil
b. Tidak
Representatif
c. Purposive.snowball
d. Berkembang
selama proses penelitian
|
7.
|
G. Analisis
a. Setelah
slesai pengumpulan data
b. Deduktif
c. Menggunakan
statistik untuk menguji hipotesis
|
a. Terus
menerus sejak awal sampai akhir penelitian
b. Induktif
c. Mencari
pola, model, thema, teori
|
8.
|
H. Hubungan dengan Responden
a. Dibuat
berjarak, bahkan sering tanpa kontak supaya objektif
b. Kedududkan
peneliti lebih tinggi dari responden
c. Jangka
pendek sampai hipotesis dapat dibuktikan
|
a. Empati,
akrab supaya memperoleh pemahaman yang mendalam
b. Kedudukan
sama bahkan sebagai guru, konsultan
c. Jangka
lama, sampai datanya penuh, dapat ditemukan hipotesis atau teori
|
9.
|
I. Usulan Desain
a. Luas
dan rinci
b. Literarur
yang berhubungan dengan masalah, dan variabel yang diteliti
c. Prosedur
yang spesifik dan rinci langkah-langkanya
d. Masalah
dirumuskan dengan spesifik dan jelas
e. Hipotesis
dirumuskan dengan jelas
f. Ditulis
secara rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan
|
a. Singkat,
umum bersifat sementara
b. Literatur
yangdigunakan bersifat sementara, tidak menjadi pegangan utama
c. Prosedur
bersifat umum, seperti akan merencanakan tour atau piknik
d. Masalah
bersifat sementara dan akan ditemukan setelah studi pendahuluan
e. Tidak
dirumuskan hipotesis, karena justru akan menemukan hipotesis
f. Fokus
penelitian ditetapkan setelah diperoleh data awal dari lapangan
|
10.
|
J. Kapan penelitian dianggap
selesai?
Setelah semua kegiatan yang
direncanakan dapat terselesaikan
|
Setelah tidak ada data yang
dianggap baru atau jenuh
|
11.
|
K. Kepercayaan terhadap hasil
penelitian
Pengujian validitas dan
realiabilitas instrumen
|
Pengujian kredibilitas,
depenabilitas, proses dan hasil penelitian
|
c.
Perbedaan dalam Proses Penelitian
a.
Proses penelitian kuantitatif
Langkah awal dalam penelitian ini
adalah menentukan masalah. Untuk menggali masalah dengan baik
maka peneliti harus menguasai teori melalui membaca berbagai referensi. Agar
masalah itu dijawab maka harus dirumuskan secara spesifik dan dibentuk dalam
kalimat Tanya. Rumusan itu yang nantinya akan menjadi hipotesis.
Dalam pengujian hipotesis peneliti dapat memilih metode/strategi/pendekatan
penelitian yang sesuai. Langkah selanjutnya adalah menyusun instrumenpenelitian
yang digunakan untuk pengumpul data. Setelah data terkumpul maka selanjutnya
dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan
dengan teknik statistik tertentu. Langkah terakhir adalah kesimpulan.
b. Proses
penelitian kualitaif
Dalam metode penelitian ini walaupun peneliti belum memiliki
masalah tapi peneliti dapat memasuki obyek/lapangan .setelah memasuki obyek,
peneliti nakan melihat segala sesuatu yang ada didalam tempat itul secara umum.
Tahap selanjutnya disebut sebagai tahap reduksi/focus. Pada tahap ini peneliti
menyortir data dengan cara memilih mana data yang menarik, penting, berguna,
dan baru. Tahap selanjutnya selection.pada tahap ini peneliti menguraikan focus
yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci. Selanjutnya peneliti dapat menemukan
tema dengan cara mengkonstruksikan data yang diperoleh menjadi sesuatu
bangunanpengetahun , hipotesis atau ilmu yang baru. Proses memperoleh data atau
informasi pada setiap tahapan (deskripsi, reduksi, seleksi) dilakukan secara
sirkuler, berulang-ulang dengan berbagai cara dan berbagai sumber. Ada 5
tahapan dalam proses pengumpulan data setelah peneliti memasuki objek
penelitian atau situasi social (tempat, pelaku/aktivitas). 1. Peneliti berfikir
apa yang akan ditanyakan 2. Bertanya pada orang yang dijumpai pada tempat
tesebut. 3. Menganalisi apakah jawaban yang diberikan betul atau tidak.
4.apabila jawabanya benar maka dibuat kesimpulan
2. JELASKAN
HAL-HAL BERIKUT DAN BERIKAN CONTOHNYA!
A. Masalah dalam
penelitian kualitatif
Setiap penelitian baik penelitian
kuantitatif maupun kualitatif selalu berangkat dari masalah. Namun terdapat
perbedaan yang mendasar antara “masalah “ dalam penelitian kualitatif “masalah
“ yang akan di pecahkan melalui penelitian harus jelas, spestik, yang di bawa
oleh peneliti masih remang-remang, bahkan gelap kompleks dan dinamis. Oleh
karena itu, “masalah “ dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara.
Tentative dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di
lapangan.
Dalam penelitian kualitatif, akan
terjadi tiga kemungkinan terhadap “masalah “ yang di bawa oleh peneliti dalam
penelitian. Yang pertama masalah yang di bawa oleh peneliti tetap, sehingga
sejak awal sanpai akhir penelitian sama. Yang kedua “masalah” yang di bawa
peneliti setelah memesuki penelitian berkembang yaitu memperluas atau
memperdalam masalah yang telah di siapkan. Dengan demikian tidak terlalu banyak
perubahan, sehingga judul penelitian cukup di sempurnakan. Yang ketiga sehingga
harus di “ganti” masalah. Dengan denikian judul proposal dengan
judul penelitian tidak sama dengan judulnya dig anti. Dalam institusi tertentu,
judul yang diganti ini sering mengalami kesulitas administrasi. Oleh karena itu
institusi yang menangani penelitian kualitatif, harus mau dan mampu menyesuaikan
dengan karakteristik masalah kualitatif ini.
Peneliti
kualitatif yang merubah masalah atau ganti judul penelitiannya setelah memasuki
lapangan penelitian atau setelah selesai,merupakan peneliti kualitatif yang
lebih baik, karena ia di pandang mampu melepaskan apa yang telah di pikirkan
sebelumnya, dan selanjudnya mampu melihat fenomena secara lebih luas dan
mendalam sesuai dengan apa yang terjadi dan berkembang pada situasi social yang
di teliti. Kemungkinan masalah sebelum dan sesudah ke lapangan dalam penelitian
kualitatif dapat di gambarkan sebagai berikut:
Terdapat perbedaan antara masalah dan rumusan masalah.
Seperti telah di kemukakan bahwa, masalah adalah merupakan penyimpangan antara
yang seharusnya dengan yang terjadi. Sedangkan rumusan masalah adalah
pertanyaan penelitian yang di susun di dasarkan masalah yang harus di carikan
jawabannya melalui pengumpulan data. Dalam usulan penelitian, sebaiknya masalah
tersebut perlu di tunjukan dengan data. Misalnyy ada masalah tentang kualitas
SDM yang masih rendah, maka perlu di tunjukan data kualitas SDM tersebut,
melelui Human Developmen Index misalnya. Masalah kemiskinan perlu di
tunjukan data tentang jumkah penduduk yang miskin, masalah korupsi perlu di
tunjukan jumlah koruptor,dsb.
Data
tentang masalah bisa berasal dari dokumentasi hasil penelitian, pengawasan,
evaluasi, pengamatan pendahuluan, dan pertanyaan orang-orang yang patut di
percaya.
B. Fokus Penelitian
Salah satu asumsi tentang gejala dalam penelitian kuantitatif
adalah bahwa gejala dari suatu objek itu sifat tunggaldan parsial. Dengan
demikian berdasarkan gejala tersebut peneliti kuantitatif dapat menemukan
variable-variabel yang akan di teliti. Dalam pandangan penelitian kualitatif,
gejala itu bersifat holistic ( Mnyeluruh tidak dapat di pisah-pisahkan ),
sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya
berdasarkan fariabel penelitian , tetapi keseluruhan situasi social yang di
teliti yang meliputi aspek tempat (plase), peleku (actor) dan aktivitas
(activity) tang berinteraksi secara sinergis.
Karena
terlalu luasnya masalah, maka dalam rangka penelitian kuantitatif, peneliti
akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variable. Dengan demikien dalam
penelitian kuantitatif ada yang di sebut batasan masalah. Batasan masalah dalam
penelitian kualitatif di sebut dengan focus, yang berisi pokok masalah yang
masih bersifat umum. Batasan masalah dan focus dapat di gambarkan seperti
gambar 10.1 a dan 10.1 b berikut.
Pembatasan
dalam penelitian kualitatif lebih di dasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi
feabilitas masalah yang akan di pecahkan selain juga factor keterbarasan tenaga
, dana dan waktu. Suatu masalah di katakana penting apabila masalah tersebut
tidak di pecahkan mekalui penelitian, maka akan semakin menimbulkan masalah
baru. Masalah dikatakan urgen (mendesak) apabila masalah tersebut tidak segera
di pecahkan melelui penelitian, maka akan semakin kehilangan berbagai
kesempatan untuk mengatasi. Masalah dikatakan fasible apabila
terdapat berbagai sumber daya untuk memecahkan masalah tersebut. Untuk menilai
masalah tersebut penting, urgen, dan feasible,maka perlu dilakukan
melalui analisa masalah.
Dalam
mempertajam penelitian, peneliti kualitatif menentapkan focus.
Spradley menyatakan bahwa “A focused refer to single cultural domain or a
few related dominains” maksudnya adalah bahwa, focus itu merupakan domain
yang terkait dari situasi social. Dalam pemelitian kualitatif, penentuan focus
dalam proposal lebih di dasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan di
peroleh dari situasi social (lapangan).
Kebaruan
informasi itu bias berupa upaya untuk memahami secara lebih luas dan mendalam
tentang situasi social, tetapi juga ada keinginan untuk menghasilkan hipotesis
atau ilmu baru dari situasi social yang di teliti. Fokus yang sebenarnya dalam
penelitian kualitatif di peroleh setelah peneliti melakukan grand tour
observation dan grand tour question atau yang di sebut dengan penjelajahan
umun. Dari penjelajahan umum ini peneliti akan memperoleh gambaran umum
menyeluruh yang masih pada tahap permukaan tentang situasi social. Untuk dapat
memehami secarah lebih luas dan mendalam, Maka di perlukan pemilihan fokus
penelitian.
Spladley
dalam sanapiah faisal (1988) mengemukakan empat alternative untuk menetapkan
fokus yaitu :
1. Menetapkan
fokus pada permasalahan yang di sarankan oleh informal
2. Menetapkan
fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain
3. Menetapkan
fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek
4. Menetapkan
fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada
C. Bentuk Rumusan Masalah
Berdasarkan level of explanation , suatu gejala,
maka secara umum terdapat tiga bentuk rumusan masalah, yaitu rumusan masalah
deskriptif, komparatif dan assosiatif.
1.
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti
untuk mengekslorasi dan atau memotret situasi social yang akan di teliti secara
menyeluruh, luas dan mendalam.
2.
Rumusan masalah komperatif adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk
membandingkan antara konteks social atau domain satu di bandingkan dengan yang
lain.
3.
Rumusan masalah assosiatif atau hubungan adalah rumusan masalah yang memandu
peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi social atau domain satu
dengan yang lainnya. Rumusan masalah assosiatif di bagi menjadi tiga yaitu,
hubungan simetris, kausal dan reciprocal atau interaktif. Hubungan
kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Selanjutnya
hubungan reciprocal adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Dalam
penelitian kualitatif hubungan yang di amati atau di temukan adalah hubungan
yang bersifat reciprocal atau interaktif.
Dalam penelitian kuantitatif, ketiga rumusan masalah
tersebut terkait dengan variable penelitian, sehingga rumusan masalah peneleti
sangat spesifik, dan akan digunakan sebagai panduan bagi peneliti untuk
menentukan landasan teori, hipotesis, insrumen, dan teknik analisis data.
Dalam
peneleti kualitatif seperti yang teleh di kemukakan, rumusan masalah yang
merupakan fokus penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
peneliti masuk lapangan atau situasi social tertantu. Namun demikian setiap
peneliti baik peneliti kuantitatif mau pun kualitatif harus membuat rumusan
masakah. Pertanyaan penelitian kualitatif di rumuskan dengan maksud untuk
memahami gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain (in
context). Peneliti yang meggunakan pendekatan kualitatif, pada tahap awal
penelitiannya. Ia akan mengembqangkan fokus penelitian sambil mengumpulkan
data. Proses seperti ini di sebut “emergent desingn” (Loncoln dan Guba,
1985:102).
Dalam
penelitian kualitatif, pertanyaan penelitian tidak di rumuskan atas dasar
definisi operasional penelitian tidak di rumuskan atas dasar definisi
operasional dari suatu variable penelitian. Pertanyaan penelitian kualitatif di
rumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks, intiraksi social
yang terjadi, dan kemungkinan di temukan hipotesis atau teori baru.
Contoh:
1.Apakah
pemahaman orang-orang yang ada dalam organisasi
itu tentang arti dan makna manajemen (masalah deskriptif)
2.Bagaimana
iklim kerja atau suasana kerja pada kerja pada organisasi tersebut? (masalah
deskriptif)
D. Kegunaan
Teori dalam penelitian kualitatif
• Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh
karena itu semua peneliti harus berbekal
teori.
• Dalam penelitian kuantitatif, teori
yang digunakan harus sudah jelas, karena teori di sini akan berfungsi untuk memperjelas
masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai
referensi untuk menyusun instrumen penelitian.
• Oleh karena itu landasan teori dalam
proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.
• Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh
karena itu semua peneliti harus berbekal
teori.
• Dalam penelitian kuantitatif, teori
yang digunakan harus sudah jelas, karena teori di sini akan berfungsi untuk memperjelas
masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai
referensi untuk menyusun instrumen penelitian.
• Oleh karena itu landasan teori dalam
proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.
3. URAIKAN DENGAN SINGKAT DAN
JELAS APA HAL-HAL BERIKUT:
a. rancangan
kualitatif
·
Metode induktif
yang berusaha menyusun pengetahuan tentang arti fenomena atau konsep tertentu jika sedikit informasi yang
diketahui
·
Memerlukan
keterlibatan peneliti dalam mengindetifikasi pengertian fenomena tertentu pada
individu
·
Analisa dan
interprestasi hasil tidak tergantung pada kuantitatif pengamatan
·
Tujuan mencoba
untuk menggali ,menggambarkan atau mengembangkan pengetahuan seperti yang
dialami
·
Metode historis
:Fenomologi yang menekankan subyektifitas pengalaman manusia.
b. subyek
penelitian
Subjek penelitian
adalah individu, benda, atau organisme yang dijadikan sumber informasi yang
dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Istilah lain yang digunakan untuk
menyebut subjek penelitian adalah responden, yaitu orang yang memberi respon
atas suatu perlakuan yang diberikan kepadanya.
C. teknik pengumpulan
data
Dalam metode penelitian
kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan beberapa teknik pengumpulan data
kualitatif, yaitu; 1). wawancara, 2). observasi, 3). dokumentasi, dan 4).
diskusi terfokus (Focus Group Discussion). Pada pendekatan ini, peneliti
membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan
responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami.
d.
langkah-langkah penyusunan instrument
penelitian wawancara dan observasi.
Langkah yang ditempuh
dalam membuat pedoman observasi (observasi langsung) adalah
sebagai berikut:
a. Lakukan
terlebih dahulu observasi langsung terhadap suatu proses tingkah laku, misalnya
penampilan guru dikelas.
b. Berdasarkan
gambaran dari langkah (a) di atas peneliti menentukan segi-segi mana dari
perilaku guru tersebut yang akan diamati sehubungan dengan keperluannya.
Urutkan segi-segi tersebut sesuai dengan apa yang seharusnya berdasarkan
khasanah pengetahuan ilmiah.
c. Tentukan
bentuk pedoman observasi tersebut apakah bentuk bebas (tak perlu ada jawaban,
tapi mencatat apa yang nampak) atau pedoman yang berstruktur (pakai kemungkinan
jawaban).
d. Sebelum
observasi dilaksanakan diskusikan dahulu pedoman observasi yang telah dibuat
dengan calon observas, agar setiap segi yang diamati dapat dipahami maknanya,
dan bagaimana cara mengisinya sesuai dengan harapan dan tujuan penelitian.
e. Bila
adahal khusus yang menarik tapi tidak ada dalam pedoman observasi, sebaiknya
disediakan catatan khusus/komentar pengamat di bagian akhir pedoman observasi.
Langkah-langkah menyusun instrumen non-tes wawancara
1.
Perumusan
tujuan
2.
Perumusan
kegiatan atau aspek-aspek yang akan dinilai
3.
Penyusunan
kisi- kisi
4.
Penyusunan
panduan wawancara
5.
Pelaksanaan
4.
JELASKAN TEKNIK ANLISIS DATA DALAM PENELITIAN KUAITATIF BERIKUT INI:
1) Analisis Sebelum di Lapangan
Penelitian kualitatif telah
melakukan analisis data sebelum kita melakukan penelitian sebenarnya atau
dengan kata lain sebelum kita terjun untuk mengumpulkan data di lapangan.
Analisis dilakukan terhadap data hasil dari studi pendahuluan atau data sekunder
yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian.
Namun demikian fokus penelitian ini
masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama
di lapangan. Sebagai contoh, jika seseorang ingin mencari pohon mahoni di suatu
hutan. Berdasarkan karakteristik tanah dan iklim, maka dapat diduga bahwa di
dalam hutan tersebut terdapat pohon mahoni. Oleh karena itu, peneliti kemudian
mengajukan usulan penelitian, di mana fokusnya adalah ingin menemukan pohon
mahoni pada hutan tersebut lengkap dengan karakteristiknya.
Begitu peneliti memasuki lapangan,
dalam hal ini adalah hutan, ternyata tidak ada pohon mahoninya. Jika penelitian
kuantitatif, tentu akan membatalkan penelitiannya. Tetapi dalam penelitian
kualitatif tidak demikian, karena fokus penelitian bersifat sementara, dan akan
berkembang setelah di lapangan. Karena itu tepat sekali jika analisis data
dalam penelitian kualitatif berlangsung selama proses penelitian.
2) Analisis Selama dan Setelah di Lapangan
Analisis data dalam penelitian
kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah
selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti
sudah melakukan analisis terhadap jawaban dari informan. Apabila jawaban yang
diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan
melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu sehingga diperoleh data yang
kredibel.
Secara umum, penelitian kualitatif
dalam melakukan analisis data banyak menggunakan model analisis yang dicetuskan
oleh Miles dan Huberman yang sering disebut dengan metode analisis data
interaktif. Mereka mengungkapkan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas,
sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data kualitatif ada
tiga, yaitu tahap reduksi data, display data, dan kesimpulan atau verifikasi.
1) Reduksi Data
Data
yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga perlu dicatat secara
teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, semakin lama peneliti
ke lapangan, maka jumlah data yang diperoleh akan semakin banyak, kompleks, dan
rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi
data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, serta dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya apabila
diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan, seperti komputer,
notebook, dan lain sebagainya.
Dalam
mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai.
Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu,
apabila peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang
dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus
dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.
Reduksi
data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan,
keleluasaan, dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru,
dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan dengan teman atau orang lain
yang dipandang cukup menguasai permasalahan yang diteliti. Melalui diskusi itu,
wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang
memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.
2) Display Data
(Penyajian Data)
Setelah
data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam
penelitian kuantitatif, penyajian data dapat dilakukan dengan menggunakan
tabel, grafik, pictogram, dan sebagainya. Melalui penyajian data tersebut, maka
data terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin
mudah dipahami.
Beda
halnya dalam penelitian kualitatif, di mana penyajian data dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, dan sejenisnya. Menurut
Miles dan Huberman, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Dengan
adanya penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
Selanjutnya oleh Miles dan Huberman disarankan agar dalam melakukan display
data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik,
network (jaringan kerja), dan chart.
3) Penarikan Kesimpulan
dan Verifikasi
Langkah
ketiga dalam analisis data dalam penelitian kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan mengalami perubahan apabila
tidak ditemukan buktibukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya.
Tetapi
apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti
yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan
demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan
masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Mengapa bisa
demikian? Karena seperti telah dikemukakan di atas bahwa masalah dan rumusan masalah
dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang
setelah peneliti berada di lapangan.
Kesimpulan
dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah
ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya
masih remang-remang atau bahkan gelap, sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
Kesimpulan ini dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, maupun hipotesis
atau teori.
Untuk
lebih jelasnya, tahapan analisis data dalam penelitian kualitatif menurut Miles
dan Huberman ini akan diilustrasikan dalam bagan yang disajikan oleh Sugiyono
seperti berikut ini.
5.
JELASKAN PENGUJIAN KEABSAHAN DATA DALAM PENELITIAN KUALITATIF BERIKUT INI :
a.
Uji Credibility ((validitas Internal)
Uji
kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif
antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan
dalam penelitian, triangulasi, analisis kasus negatif, menggunakan bahan
referensi, dan member check”.,
B.
Uji Transferability(valisitas eksternal)
Transferability
merupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas eksternal
menunjukan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke
populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer berkenaan dengan
kenyataan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam
situasi lain.
C.
Uji
Dependability (Reliabilitas)
Dependability
disebut reliabilitas. Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain
dapat mengulangi/merepleksi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian
kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap
keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses
penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data. Penelitian seperti ini
perlu diuji dependability.
D.
Uji Confirmability (Objektivitas)
Pengujian
konfirmability dalam penelitian kuantitatif disebut dengan uji obyektivitas
penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah
disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip
dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara
bersamaan. Konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan
proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses
penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar
konfirmability.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar