MANAJEMEN SDM PENDIDIKAN
Disampaikan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat
Menempuh Mata Kuliah Manajemen SDM
Pendididkan
Program Studi Magister/Manajemen
Pendidikan
PPs FKIP Universitas Bengkulu Semester 2
Tahun Akademik 2013/1014
Dosen Dr. Aliman, M.Pd
Oleh
JON SASTRO
PROGRAM
STUDI
MAGISTER
ADMINISTRASI/MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM
PASCASARJANA FKIP
UNIVERSITAS
BENGKULU
2013
SOAL
1. Factor
lingkungan eksternal maupun internal sangat berpengaruh dalam
pengimplementasikan manajemen SDM pendidikan
Faktor
lingkungan internal dan eksternal sangat berpengaruh terhadap
pengimplementasian manajemen SDM pendidikan. Dampak lingkungan eksternal
diprioritaskan pada tantangan yang datang dari luar diri atau lembaga yang
berpotensi mempengaruhi proses dan hasil kerja. Sementara factor lingkungan
internal terkonsentrasi pada tantangan yang bersumber dari dalam diri dan
lembaga. Sehingga factor lingkungan ekternal maupun internal mempengaruhi
pergerakan, mobilitas dan kegiatan rutin suatu pekerjaan trutama dibidang
pendidikan.
Contoh
dari faktor lingkungan ekternal dan internal tersebut yaitu:
1.Faktor Eksternal
a.Pengaruh kondisi ekonomi terhadap SDM,
terindikasi melalui: perluasan dan kemajuan perekonomian, desakan terhadap
nilai mata uang nasional, desakan benefit yang tinggi, desakan kondisi kerja
yang lebih baik dan resesi ekonomi.
b.Pengaruh tuntutan dunia Internasional,
terindikasi melalui: ethnosentisme, sentralisasi dan desentralisasi, hak-hak pekerja,
repatriasi, kantor transfer internasional dan benefit internasional.
c.Pengaruh nilai budaya dan norma social,
terindikasi melalui: sikap dan perilaku, penggunaan obat terlarang, kebebasan
seksual, tingkat partisipasi wanita, keagamaan, kasta atau suku bangsa
tertentu.
d.Pengaruh demografi,
terindikasi meliputi: tingkat pendidikan, perbedaan etnis/ras, usia, jenis
kelamin, persentase populasi, pertumbuhan migrant/migrasi
e.Pengaruh tuntutan profesionalitas,
terindikasi melalui: keahlian dan ketrampilan, kelayakan profesi,
interdisipliner bidang ilmu, kepemimpinan dan keahlian masyarakat.
f.Pengaruh teknologi,
terindikasi melalui: kemampuan artificial, renivasi industry, otonomisasi.
g.Pengaruh geografis,terindikasi
melalui: tingkat konpensasi, jaminan keamanan, sarana dan prasarana pendukung.
2.Faktor Internal
a.Serikat kerja,dimana
menjadi wadah yang megakomodir semua kepentingan, hak-hak pekerja dan juga
kewajiban manajerial lembaga.
b.Sistem Informasi,sebagai
wahana dan alat pekerja untuk mengakses semua hal yang berkaitan kerja yang
menjadi tanggung jawabnya, termasuk juga pemanfaatan kompetensi dan sumber daya
pekerja yang mampu menunjang pelaksanaan tugas rutinnya.
c.Budaya Kerja/Etos Kerja lembaga,
menjadi sentral tampilan kualitas diri yang dimiliki pekerja yang mencakup :
perubahan sikap ( attitude),motivasi kerja dan apresiasi yang diberikan pihak
manajerial sebagai sebuah stimulasi bagi pekerja.
d.Konflik Internal lembaga,
merupakan dampak negative yang menjadi kendala bagi keolangsungan kegiatan
lembaga secara baik.Pemanfaatan SDM disini lebih diarahkan pada kapabilitas
seorang pimpinan lembaga/organisasi dalam menetralisir semua konflik yang
terjadi dalam organisasi, baik konflik horizontal maupun konflik vertical.
Contohnya
jika SDM pendidikan mengalami permasalahan, seperti factor-faktor diatas itu
mempengaruhi kualitas hasil kerjanya, misalnya ada SDM pendidikan tidak
semangat kerja, malas, suka korupsi, tidak menghargai orang lain, tersandung
narkoba sudah jelas bahwa itu menurunkan kinerja mereka. Sebaliknya ada SDM
pendidikan yang rajin, tekun, kerja keras, dan jujur pasti menghasilkan kinerja
yg bagus.
2.
Analisis
jabatan merupakan dasar dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen SDM
pendidikan
Analisis
jabatan memberikan informasi yang berguna untuk menentukan syarat-syarat tenaga
kerja secara kualitatif. Analisis jabatan menunjukkan jenis-jenis jabatan dan
karyawan-karyawan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas itu, akan
tetapi fungsi penyusunan tenaga kerja belum jelas karena kuantitas (jumlah)
pegawai yang diperlukan belum dihitung. Dalam perencanaan kepegawaian, di
lingkungan pemerintah pun, perlu dilaksanakan analisis jabatan. Melalui
analisis jabatan akan diperoleh diperoleh data/informasi tentang jabatan sebagai
dasar penyusunan formasi, penerimaan, seleksi, penempatan, pengembangan dan
penilaian. Dua hal penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan kebutuhan
PNS adalah formasi dan Analisis jabatan.
Analisis jabatan
merupakan dasar dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen SDM pendidikan,
fungsi fungsi tersebut dapat dijabarkan yaitu:
1. Perencanaan Tenaga Kerja
Perencanaan
tenaga kerja merupakan operasi dari manajemen
sumber daya manusia. Dengan perencanaan tenaga kerja dimaksudkan ada
upaya untuk merencanakan jumlah dan
jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan guna
mencapai tujuan organisasi ini. Apabila sudah memenuhi syarat, maka tenaga
kerja tersebut dapat ditempatkan sesuai dengan keahliannya masing-masing.
2. Pengembangan Tenaga Kerja
Pengembangan
tenaga kerja merupakan suatu kondisi yang menunjukkan adanya
peningkatan–peningkatan kualitas tenaga kerja sehingga dapat mengurangi
ketergantungan organisasi untuk menarik karyawan baru. Pengembangan tenaga kerja
dapat dilakukan dengan mengadakan pendidikan dan latihan yang rutin, promosi
dan mutasi.
3. Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian
prestasi kerja merupakan salah satu aspek yang penting dalam pengelolaan sumber
daya manusia. Dengan adanya penilaian prestasi kerja, maka dapat diketahui
karyawan yang mempunyai prestasi kerja yang baik maupun yang kurang. Hal ini
akan berdampak pada pemberian kompensasi.
4. Pemberian Kompensasi
Fungsi
pemberian kompensasi meliputi kegiatan pemberian balas jasa kepada para
karyawan. Kompensasi ini dapat berupa finansial maupun non finansial. Kegiatan
disini meliputi penentuan sistem kompensasi yang mampu mendorong prestasi
karyawan, dan juga menentukan besarnya kompensasi yang akan diterima oleh
masing–masing pekerja secara adil.
5. Pemeliharaan Tenaga Kerja
Di dalam pemeliharaan
tenaga kerja ada pelaksanaan aspek ekonomis dan non ekonomis yang diharapkan
dapat memberikan ketenangan kerja dan konsentrasi penuh bagi pekerja guna
menghasilkan prestasi kerja yang di harapkan oleh organisasi. Aspek ekonomis
berhubungan dengan pemberian kompensasi yang berupa gaji dan bonus yang
sebanding dengan hasil kerjanya. Aspek nonekonomis berupa adanya jaminan kesehatan, kesejahteraan dan
keamanan serta kenyamanan dalam bekerja.
6. Pemberhentian
Pemberhentian
adalah fungsi operatif terakhir manajemen sumber daya manusia. Istilah
pemberhentian atau separation, pemisahan adalah putusnya hubungan kerja
seseorang dari organisasi (perusahaan) yang disebabkan oleh keinginan karyawan,
keinginan organisasi, pensiun, atau sebab-sebab lain yang diatur oleh
undang-undang.
Jadi
untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, diperlukan sumber daya manusia
yang tepat, yang memiliki kemampuan sesuai dengan beban tugas yang harus
dilaksanakan supaya tugasnya dilaksanakan secara efektif dan efisien. Contohnya dalam perencanaan tenaga
kerja untuk mengangkat atau mempromosikan seorang guru untuk menjadi kepala
sekolah harus terlebih dahulu melakukan analisis jabatan, apakah dia sudah
memenuhi syarat untuk menjadi seorang kepala sekolah apa belum. Sehingga
penempatannya sesuai dengan kemampuan yang dia miliki. Begitu jga dengan
seterusnya dalam Pengembangan, Penilaian Prestas, Pemberian Kompensasi,
Pemeliharaan, dan Pemberhentian.
3.
Peningkatan
kinerja SDM pendidikan amatlah penting, hal ini dmulai dengan sikap yang
demokratis sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan secara komprehensif.
Sehingga strategi yang harus dilakukan seorang pemimpin yaitu,
Strategi seorang
kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja guru dapat dilakukan melalui beberapa
terobosan. Kepala Sekolah harus memahami dan melakukan fungsi sebagai penunjang
peningkatan kinerja guru antara lain:
1.
Membantu guru memahami, memilih dan merumuskan
tujuan pendidikan yang dicapai.
2.
Mendorong guru agar mampu memecahkan
masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi dan dapat melihat hasil kerjanya.
3.
Memberikan pengakuan atau penghargaan terhadap
prestasi kerja guru secara layak, baik yang diberikan oleh kepala sekolah
maupun yang diberikan semasa guru, staf tata usaha, siswa, dan masyarakat umum
maupun yang diberikan pemerintah.
4.
Mendelegasikan tanggung jawab dan kewenangan
kerja kepada guru untuk mengelola proses belajar mengajar dengan memberikan
kebebasan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil belajar.
5.
Membantu memberikan kemudahan kepada guru
dalam proses pengajuan kenaikan pangkatnya sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
6.
Membuat kebijakan sekolah dalam pembagian
tugas guru, baik beban tugas mengajar, beban administrasi guru maupun beban
tugas tambahan lainnya harus disesuaikan dengan kemampuan guru itu sendiri.
7.
Melaksanakan tehnik supervisi yang tepat
sesuai dengan kemampuannya dan sesuai dengan keinginan guru-guru secara
berkesinambungan dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam
proses pembelajaran.
8.
Mengupayakan selalu meningkatkan
kesejahteraannya yang dapat diterima guru serta memberikan pelayanan
sebaik-baiknya.
9.
Menciptakan hubungan kerja yang sehat dan
menyenangkan dilingkungan sekolah baik antara guru dengan kepala sekolah, guru
dengan guru, guru dengan siswa, guru dengan tata usaha maupun yang lainnya.
10. Menciptakan dan
menjaga kondisi dan iklim kerja yang sehat dan menyenangkan di lingkungan
sekolah, terutama di dalam kelas, tempat kerja yang menyenangkan, alat
pelajaran yang cukup dan bersifat up to date, tempat beristirahat di sekolah
yang nyaman, kebersihan dan keindahan sekolah, penerangan yang cukup dan masih
banyak lagi.
11. Memberiukan peluang
pada guru untuk tumbuh dalam meningkatkan pengetahuan, meningkatkan keahlian
mengajar, dan memperoleh keterampilan yang baru.
12. Mengupayakan adanya
efek kerja guru di sekolah terhadap keharmonisan anggota keluarga, pendidikan
anggota keluarga, dan terhadap kebahagiaan keluarganya.
13. Mewujudkan dan menjaga
keamanan kerja guru tetap stabil dan posisi kerjanya tetap mantap sehingga guru
merasa aman dalam pekerjaannya.
14. Memperhatikan
peningkatan status guru dengan memenuhi kelengkapan status berupa perlengkapan
yang mendukung kedudukan kerja guru, misalnya tersediahnya ruang khusus untuk
melaksanakan tugas, tempat istirahat khusus, tempat parkis khusus, kamar mandi
khusus dan sebagainya.
15. Menggerakkan
guru-guru, karyawan, siswa dan anggota masyarakat untuk mensukseskan program-program
pendidikan di sekolah.
16. Menciptakan sekolah
sebagai lingkungan kerja yang harmonis, sehat, dinamis dan nyaman sehingga
segenap anggota dapat bekerja dengan penuh produktivitas dan memperoleh
kepuasan kerja yang tinggi.
Langkah lain yang
dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkan kinerja guru melalui peningkatan
pemanfaatan teknologi informasi yang sedang berkembang sekarang ini dan
mendorong guru untuk menguasainya. Melalui teknologi informasi yang dimiliki
baik oleh daerah maupun oleh individual sekolah, guru dapat melakukan beberapa
hal diantaranya : (1) melakukan penelusuran dan pencarian bahan pustaka, (2)
membangun Program Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) untuk memodelkan
sebuah rencana pengajaran, (3) memberi kemudahan untuk mengakses apa yang
disebut dengan virtual clasroom ataupun virtual university, (4) pemasaran dan
promosi hasil karya penelitian.
Dengan memanfaatkan
teknologi informasi maka guru dapat secara cepat mengakses materi pengetahuan
yang dibutuhkan sehingga guru tidak terbatas pada pengetahuan yang dimiliki dan
hanya bidang studi tertentu yang dikuasai tetapi seyogyanya guru harus mampu
menguasai lebih dari bidang studi yang ditekuninya sehingga bukan tidak mungkin
suatu saat guru tersebut akan mendalami hal lain yang masih memiliki hubungan
erat dengan bidang tugasnya guna meningkatkan kinerja ke arah yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar