MODEL
MENAJEMEN MADRASAH BERBASIS LINGKUNGAN HIDUP UNTUK MENGATASI KEKURANGSTANDARAN
KESISWAAN
DI
MI AL-ISLAM KOTA BENGKULU
LAPORAN INDIVIDU
Disampaikan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat
Menempuh Mata Kuliah Manajemen Satuan
Pendidikan
Program Studi Magister Administrasi
Pendidikan
PPs FKIP Universitas Bengkulu Semester 3
Tahun Akademik 2013/1014
Dosen Pengampu
Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko
Dr. Zakaria, M.Pd
Oleh
JON SASTRO
A2K012115
PROGRAM
STUDI
MAGISTER
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM
PASCA SARJANA FKIP
UNIVERSITAS
BENGKULU
2014
KATA PENGANTAR
Bismillahirramanirrahim
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil
menyelesaikan Laporan ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Model
Menajemen Madrasah Berbasis Lingkungan hidup Untuk Mengatasi Kekurangstandaran
Kesiswaan, Di Mi Al-Islam Kota Bengkulu.”
Laporan
ini berisikan tentang bagaimana solusi untuk mengatasi
kekurangstandaran kesiswaan, melalui model manajemen madrasah berbasis
lingkungan hidup. Diharapkan
laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Manajemen
Satuan Pendidikan.
Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Dalam
penulisan laporan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini,
khususnya kepada dosen mata kuliah Prof. Dr. Rambat
Nur Sasongko dan Dr. Zakaria, M.Pd serta
rekan-rekan seperjuangan di semester 3 Program Studi Magister Manajemen
Pendidikan Tahun Akademik 2013/1014 serta keluarga besar Mi Al-Islam Kota Bengkulu.
Akhir
kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan laporan Ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin Ya robbal’Alamin.
Wassalamualaikum
wr.wb
|
Bengkulu, April 2014
Penulis
|
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ........................................................................................... I
DAFTAR
ISI ........................................................................................................... II
BAB
I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang .............................................................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah ......................................................................................... 3
C.
Tujuan
Pembahasan....................................................................................... 3
D.
Manfaat
Pembahasan..................................................................................... 3
BAB
II. KAJIAN PUSTAKA
A.
Deskripsi Teoritik..................................................................................................................... 5
B.
Pengembangan
Model Manajemen................................................................ 9
BAB
III. METODE PENERAPAN PENGEMBANGAN INOVASI
A.
Rancangan
.................................................................................................... 12
B.
subyek
........................................................................................................... 12
C.
Langkah-langkah
Penerapan.......................................................................... 12
D.
Teknik
Pengumpulan Data............................................................................. 13
E.
Teknik
Analisis Data ..................................................................................... 14
BAB
IV. SIMPULAN DAN SARAN
A.
Hasil
Penerapan Manjemen............................................................................ 15
B.
Pembahasan
.................................................................................................. 16
BAB
V. SIMPULAN DAN SARAN
C.
Simpulan........................................................................................................ 19
D.
Saran
............................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 21
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan
merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab
dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai
pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Dalam rangka mewujudkan potensi diri
menjadi multiple kompetensi harus melewati proses pendidikan yang
diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Berlangsungnya proses pembelajaran
tidak terlepas dengan lingkungan sekitar. Sesungguhnya pembelajaran tidak
terbatas pada empat dinding kelas. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan
menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta didik yang cinta lingkungan yang bersih.
Karakter
terbentuk dari kebiasaan hidup sehari-hari, agar terbina karakter yang lebih
baik, perlu membiasakan/menanamkan nilai-nilai kebaikan terhadap warga sekolah.
Program Jum’at Bersih adalah salah satu upaya membiasakan perilaku yang positif
sehingga setiap warga sekolah peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Sekolah harus merasa terpanggil untuk membina seluruh warga sekolahnya agar
saling peduli terhadap lingkungannya sehingga suasana yang asri, bersih, sejuk
dapat terpelihara untuk mendukung berlangsungnya proses pembelajaran dengan
baik”. Lebih lanjut program ini, jika di terapkan di sekolah-sekolah, tidak
mustahil akan tercipta generasi Bangsa Indonesia yang cinta lingkungan, sadar
lingkungan dan memiliki budaya peduli akan sampah dengan segala akibat yang
ditimbulkan oleh sampah, seperti Banjir, bau busuk, penyakit dan timbunan
sampah.
Dengan
sendirinya, program Jum’at bersih ini menumbuh kembangkan karakter anak ataupun
peserta didik agar peduli akan lingkungan sehat, sehingga motto yang pernah
saya baca-pun terwujud, “Hari Ini Lebih Baik dari Hari Kemarin dan Hari Esok
Lebih Cerah dari Hari Ini,” adapun tujuan Jum’at Bersih di lingkungan sekolah,
jika benar-benar diterapkan disetiap sekolah adalah : peduli akan sampah,
membiasakan peserta didik untuk tidak malu mengutip sampah, mendidik siswa/I
agar tidak membuang sampah sembarangan, tetapi membuang sampah pada tempatnya,
mengajarkan siswa/I agar membuang sampah pada tong sampah sesuai dengan jenis
sampahnya dan yang lebih penting, mengajarkan peserta didik memiliki kesabaran
dan kerendahan hati serta kemauan untuk membuang sampah pada tempatnya sesuai
dengan jenis sampah yang akan dibuang, apakah sampah berjenis organic,
anorganik dan sampah kertas yang dapat didaur ulang.
Perilaku
yang baik akan tumbuh dari lingkungan sekolah, tujuan pendidikan harus merambah
kearah pendidikan karakter yang berbasis lingkungan hidup. Sikap yang baik,
menghargai lingkungan sekitar terutama saling menghargai sesama teman terutama
menghargai guru harus ditumbuh kembangkan dari lingkungan sekolah, caranya
sederhana : peserta didik kita arahkan, kita bina untuk mau menghargai
lingkungan sekolah dengan cara membuat program Jum’at Bersih..
Program
Jum’at Bersih dilakukan setiap hari Jum’at, kegiatan Kebersihan yang tujuan
utamanya untuk membersihkan lingkungan sekolah ini di pimpin langsung oleh
guru. Para sisiwa dikelompokkan sesuai dengan pembagian yang dilaksanakan oleh
Tim Kebersihan, dimana kelompok tersebut terdiri dari 10 orang dan disebarkan
di tempat-tempat yang rawan sampah. Di dalam sekolah, peserta didik di arahkan
untuk membersihkan pekarangan sekolah, ruang kelasnya masing-masing, jendela,
whiteboard, selokan air, WC, dan peserta didik diajarkan untuk memilah mana
sampah organic dan mana sampah anorganik, peserta didik harus mampu membuang
sampah sesuai dengan jenisnya pada tong sampah yang telah disediakan.
Buah dari proses
pendidikan dan pembelajaran akhirnya akan bermuara pada lingkungan. Manfaat
keberhasilan pembelajaran akan terasa manakala apa yang diperoleh dari
pembelajaran dapat diaplikasikan dan diimplementasikan dalam realitas
kehidupan. Inilah salah satu sisi positif yang melatarbelakangi model manajemen
sekolah berbasis lingkungan hidup
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka dapat dirumuskan hal-hal yang akan menjadi bahan
pembahasan dari makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana
model menajemen madrasah berbasis lingkungan hidup untuk mengatasi
kekurangstandaran kesiswaan di sekolah?
2. Bagaimanakah
implementasi model menajemen madrasah berbasis lingkungan hidup terhadap
terwujudnya sekolah berbasis lingkungan hidup untuk mengatasi kekurangstandaran
kesiswaan di sekolah?
C.
Tujuan
Pembahasan
Sesuai dengan rumusan masalah, maka
tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk
merumuskan bagaimana model menajemen madrasah berbasis lingkungan hidup untuk
mengatasi kekurangstandaran kesiswaan di sekolah.
2. Untuk
merumuskan bagaimana implementasi model menajemen madrasah berbasis lingkungan
hidup terhadap terwujudnya sekolah berbasis lingkungan hidup untuk mengatasi
kekurangstandaran kesiswaan di sekolah.
D.
Manfaat
Pembahasan
Bagi Mahasiswa
1. Untuk
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di
Administrasi Pendidikan UNIB dengan membuat laporan penenlitian secara ilmiah
dan sistematis
2. Menambah
pengetahuan dan wawasan mengenai model manajemen madrasah berbasis lingkungan
hidup, serta untuk memperoleh pengalaman terhadap masalah manajemen pengelolaan
sekolah yang di temukan dalam sekolah/madrasah
Bagi
sekolah
1.
Terciptanya program 7 K yaitu kebersihan,
keindahan, kenyamanan, ketertiban, kerindangan, kesehatan dan keamanan.
Bagi
Siswa
1.
Tertanamnya cinta terhadap
lingkungan
2.
Kenyamanan siswa dalam proses
belajar dan pembelajaran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Deskripsi
Teoritik
a.
Lingkungan
Hidup
Kehidupan
manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun
lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita
makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Lingkungan adalah
segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan
kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung (Pratomo, 2008).
Lingkungan
bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika berada di sekolah,
lingkungan biotiknya siswa, guru, dan semua orang yang ada di sekolah, juga
berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di
sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis,
gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.Seringkali
lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan
sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar
peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
Secara
khusus, sering digunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala
sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di
bumi.Adapun menurut UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya
manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lainnya (Pratomo, 2008)
Unsur-unsur
lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.
Unsur
Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup
yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan
jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya
didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan
hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
2.
Unsur
Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan
budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan
dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai
keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh
segenap anggota masyarakat.
3.
Unsur
Fisik (Abiotik)
Unsur
fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak
hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan
fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di
bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara
yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung
secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan
mati,perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan
lain-lain.
b. Kebijakan Sekolah Peduli Lingkungan hidup
Sehubungan dengan pengelolaan lingkungan hidup, paling
tidak ada 2 aspek yang perlu diperhatikan yaitu infrastruktur sekolah dan
kultur sekolah. Pertama,
infrastruktur sekolah meliputi konstruksi bangunan yang berventilasi, jalan,
listrik dan daya penerangan, telepon/fax, sumber dan instalasi air bersih,
sarangan dan sarana pembuangan air limbah. Kedua, kultur sekolah, antara lain ;
- Menerapkan 7 K yaitu kebersihan, keindahan, kenyamanan,
ketertiban, kerindangan, kesehatan dan keamanan
- Memiliki budaya yang ramah dan santun dengan nuansa
kekeluargaan
- Memenuhi standar sekolah sehat
- Melaksanakan trias UKS (penyelenggaraan pendidikan kesehatan,
penyelenggaraan pelayanan kesahatan dan pembinaan lingkungan kehidupan
sekolah)
Untuk mewujudkan sekolah peduli lingkungan hidup, maka diperlukan
partisipasi seluruh komponen dan stakeholders pendidikan untuk bersama-sama
berikhtiar dan berkampanye peduli lingkungan hidup. Dimulai dari aspek ontology
(keberadaan) sekolah yang sehat, epistemologis (bagaimana manajemen pengelolaan
sekolah berbasis lingkungan hidup) dan aksiologis (kegunaan) lingkungan sekolah
sebagai ruang belajar yang bertujuan untuk membangun kesadaran manusia
berperilaku sehat dan peduli lingkungan hidup.
c. Manajemen
Lingkungan Hidup di Sekolah
Sekolah sebagai salah satu ruang pendidikan dan pembelajaran,
tentu untuk melakukan upaya sadar dan penyadaran menjadi manusia seutuhnya,
yang berakhlak mulia/beradab dan berbudaya, manusia yang berarti/berguna atau
bermakna. Proses penyadaran tersebut memerlukan prakondisi lingkungan hidup
yang kondusif bagi kesehatan baik secara lahiriah maupun batiniah.
Secara lahiriah berarti adanya sanitasi lingkungan hidup
yaitu usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada penguasaan terhadap
berbagai faktor lingkungan hidup yang mempengaruhi derajat kesehatan. Sarana sanitasi antara lain ; ventilasi, suhu, kelembaban,
kepadatan hunian, penerangan alami, konstruksi bangunan, sarangan pembuangan,
sarana pembuangan kotoran manusia dan penyediaan air bersih (Azwar, 1990) . Dan
secara batiniah dapat diukur dengan aspek perilaku peduli lingkungan hidup
sehingga diperoleh suasana kenyamanan dalam melakukan proses pendidikan dan
pembelajaran.
Derajat kesehatan berkaitan erat dengan hubungan timbal balik
antara pembangunan ekologi, sosial dan ekonomi. Untuk itu perlu dikembangkan
parameter, metode analisis dan sistem monitoring dampak kesekatan akibat
pencemaran air. Penyediaan air bersih, sarana dan sarangan pembuangan air
limbah merupakan sarana prasarana penting yang memerlukan standar kesehatan
untuk menghindari pencemaran, penyakit dan bahan beracun/berbahaya.
Oleh karena itu, sanitasi di lingkungan sekolah perlu
dipantau dan dikendalikan sedemikian rupa sesuai dengan manajemen pengelolaan
yang memadai yaitu dengan teknologi pengelolaan air limbah sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
Dan untuk melakukan pemantauan atau pengendalian dampak kegiatan,
produk dan jasa aspek-aspek lingkungan dalam penerapan manajemen lingkungan
hidup di sekolah, maka paling tidak ada 2 (dua) sistem manajemen lingkungan
hidup yang perlu diperhatikan dengan seksama yaitu manajemen strategi
pengelolaan lingkungan hidup dan manajemen personalianya.
d. Sekolah Berbasis Lingkungan
Hidup
Sekolah berbasis
lingkungan hidup merupakan salah satu
program Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya
pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan
hidup. Dalam pelaksanaannya Kementrian Negara Lingkungan Hidup bekerjasama
dengan para steakholder, menggulirkan program sekolah berbasis lingkungan hidup
dengan harapan dapat mengajak warga sekolah melaksanakan proses belajar
mengajar materi lingkungan hidup dan turut berpartisipasi melestarikan serta
menjaga lingkungan hidup di sekolah dan sekitarnya.
Tujuan sekolah berbasis
lingkungan hidup adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk
menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian
hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam upaya-upaya
penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Kegiatan utama
sekolah berbasis lingkungan hidup adalah mewujudkan kelembagaan sekolah yang
peduli dan berbasis lingkungan hidup bagi sekolah dasar dan menengah di
Indonesia.
Keuntungan
sekolah berbasis lingkungan hidup adalah :
1. Meningkatkan
efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan operasional sekolah dan penggunaan
berbagai sumber daya;
2. Meningkatkan
penghematan sumber daya melalui pengurangan konsumsi berbagai sumber daya dan
energi;
3. Meningkatkan
kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif bagi semua warga
sekolah;
4. Menciptakan
kondisi kebersamaan bagi semua warga sekolah;
5. Meningkatkan
upaya menghindari berbagai resiko dampak lingkungan negatif dimasa yang akan
datang;
6. Menjadi
tempat pembelajaran bagi generasi muda tentang nilai-nilai pemeliharaan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar;
7. Mendapat
penghargaan dari pemerintah dalam bentuk Adiwiyata.
B.
Pengembangan
Model Manajemen
a)
Latar
Belakang
·
Pengelolaan kesiswaan, yang
kurang memenuhi SPM(Sekolah Kurang Standar)
·
Sekolah yang Kurang
Standar dalam kesiswaanan menyebabkan kurangnya kesadaran siswa terhadap
lingkungan
·
Keterpenuhan SPM
memerlukan Manajemen Pendidikan yang Khas dengan manajemen berbasis lingkungan
hidup
·
Diduga menajemen
Sekolah Berbasis Lingkungan hidup adalah solusi yang tepat dalam mengatasi
kekurangstandaran kesiswaan,
b)
Definisi
Model Manajemen madrasah
Berbasis Lingkungan hidup dalam mengatasi kekurangstandaran dalam pengelolaan kesiswaan,
adalah suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan,
memonitoring, dan memberikan evaluasi adanya informasi yang diberikan kepada
seluruh warga sekolah dengan melibatkan lingkungan yang dampaknya dapat merubah
sikap dan tindakan guru, komite sekolah, dan siswa terhadap lingkungan sekolah
serta memberikan sesuatu untuk perbaikan pendidikan untuk kemudian mengambil
tindak lanjut agar pengelolaan sekolah dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien.
c)
Tujuan
Pembahasan dan Manfaat
·
Model ini ditunjukan
untuk mengatasi permasalahan ketidaksetaraan kesiswaan
·
Manfaat:
1. SPM
Sekolah dapat Terpenuhi
2. Sekolah
memiliki Potensi untuk meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan
3. Sekolah
mampu bersaing dengan sekolah negeri untuk merebut penghargaan ADIWIYATA
d)
Langkah-Langkah
Kegiatan
1. Perencanaan
·
Analisis kebutuhan dan
permasalahan yang dihadapi serta perumusan program pengatasan masalah
ketidakstaraan kesiswaan
·
Mengemukakan
program-program yang dapat dijadikan sebagai alternatif pemecahan masalah yang
dihadapi oleh sekolah.
2. Pengorganisasian
·
Membentuk tim kerja
yang disertai dengan tupoksi yang jelas dan tegas.
·
Masing-masing unit
kerja membuat program kerja dengan model manajemen berbasis lingkungan hidup
dan disertai mekanisme dan jadwal pelaksanaan.
·
Sosialisasi program
oleh tim pelaksana kepada warga sekolah
3. Pelaksanaan
·
menerapkan pengatasan
masalah (ketidakpenuhan SPM) melalui model manajemen berbasis lingkungan hidup dengan memperdayakan siswa secara opimal
4. Monev
·
Pengumpulan data
/informasi tentang program yang sedang dan akhir
5. Refeklsi
dan Modifikasi
·
Analisis monev,
perbaikan, dan peningkatan program berikutnya
e)
Sistem
Sosial
·
Pelaksana : Guru
·
Subyek : Siswa
f)
Prinsip
Penerapan
·
Orientasi Kepada
Pengatasaan Masalah (Memenuhi SPM) tentang model manajemen berbasis lingkungan
hidup
·
Pemberdayaan siswa terhadap
kepedulian lingkungan
·
Jaminan Mutu
·
Terbuka,akuntabilitas,efektif
dan Efisien
g)
Sistem
Pendukung
·
SK Tim Pegentasan
·
Penyediaan Fasilitas
(Sarana Tulis)
h)
Evaluasi
·
Prosedur: awal(evaluasi
terhadap kondisi awal)akhir(evaluasi terhadap kondisi akhir setelah diberikan
perlakuan/bantuan)
·
Jenis: Penelitian
Tindakan
·
Pedoman Evaluasi : (terlampir)
·
Indikator Keberhasilan:
keterpenuhan standar kesiswaan terpenuhi 90%
BAB III
METODE
PENERAPAN PENGEMBANGAN INOVASI
Pada hakekatnya penelitian tindakan merupakan suatu
kegiatan yang meliputi : Perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi serta
refleksi. Tujuannya untuk memecahkan masalah yang ada dan memperbaiki proses
belajar mengajar yang kurang tepat serta meningkatkan prestasi belajar siswa
khususnya dan mutu pendidikan pada umumnya.
A.
Rancangan
Penelitian
ini menggunakan metode penelitian tindakan. Menurut Arikunto (2006) penelitian
tindakan merupakan kegiatan perbaikan, digarap secara sistemik untuk
meningkatkan yang sudah ada, bukan teoritik tetapi berpijak kepada kondisi.
B.
Subyek
Subyek
penelitian ini adalah seluruh siswa yang ada di sekolah tersebut terutama yang
melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar di pagi hari.
C.
Langkah-langkah
Penerapan
1.
Perencanan ( Planning )
Pada tahap perencanaan peneliti
menyusun pencanaan tindakan penelitian yaitu :
a. Mengadakan sosialisasi tentang
pentingnya lingkungan sehat.
b. Membuat instrument penelitian
c. Mempersiapkan jadwal kegiatan untuk observasi
d. Membuat lembar observasi untuk memantau
kegiatan proses penelitian.
2. Pelaksanaan tindakan ( Acting )
Penelitian tindakan ini dilaksanakan
sesuai dengan perencanaan yang telah dipersiapkan. Pelaksanaan penelitian ini
dilaksanakan guna mengatasi kekurangstandaran kesiswaan.
Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama
dilaksanakan guna mengatasi kekurangstandaran kesiswaan. Sedangkan siklus kedua
dilaksanakan untuk memperbaiki segala sesuatu yang berhasil pada siklus
pertama.
3. Observasi ( observing )
Kegiatan observasi dilaksanakan secara
bersama dengan guru – guru yang bertindak sebagai observer. Dalam kegiatan
observasi yang diamati adalah aktivitas siswa selama berada di lingkungan
sekolah.
4. Refleksi ( Reflecting )
Pada tahap refleksi peneliti mengkaji
dan menganalisa proses kegiatan jum’at bersih berlangsung, aktivas guru dalam mengarahkan
siswa, aktivitas siswa dan mengevaluasi dari hasil penelitian dan memberikan
solusi agar hasil yang belum baik menjadi lebih optimal.
D.
Teknik
Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah:
a. Kuesioner
(angket)
kuesioner diberikan kepada guru tertentu seperti
kepala sekolah dan wakil-wakil kepala sekolah MI AL-Islam Kota Bengkulu. Jenis
kuisioner yang di berikan adalah kuisioner tertutup. Setiap jawaban disediakan
alternative jawaban yang terdiri dari (a) tidak setuju, (b) setuju, (c) sangat
setuju, (ragu-ragu)
b. Observasi
Observasi dilakukan
sebagai salah satu teknik untuk melengkapi data mengenai Model Menajemen
Madrasah Berbasis Lingkungan hidup Untuk Mengatasi Kekurangstandaran Dalam
Kesiswaan, Di Mi Al-Islam Kota Bengkulu.
Menurut Arikunto (2006) menjelaskan observasi merupakan proses menatap
kejadian, gerak atau proses.
c. Wawancara
Moleong
(2002) menjelaskan pengertian wawancara yaitu merupakan percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan dua orang fihak yaitu pewancara yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan
itu.
E.
Teknik
Analisis Data
Teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Analisis
data sebelum di lapangan
2. Analisis
data selama di lapangan
3. Analisis
data setelah di lapangan
4. Dan
analisis data melalui hasil dari kuisioner dan wawancara
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Penerapan Model Manajemen Berbasis Lingkungan hidup
dalam menerapkan
model menajemen madrasah berbasis lingkungan hidup untuk mengatasi
kekurangstandaran kesiswaan, Program Jum’at Bersih sukses di
laksanakan di Sekolah MI Al-Islam Kota Bengkulu, karena telah mampu menciptakan
sekolah maupun warga sekolah MI Al-Islam Kota Bengkulu menjadi sekolah yang
mampu bersaing dengan sekolah lainnya untuk merebutkan penghargaan ADIWIYATA
tingkat Provinsi maupun tingkat Nasional. Program Jum’at Bersih dilakukan
setiap hari Jum’at, kegiatan Kebersihan yang tujuan utamanya untuk membersihkan
lingkungan sekolah ini di pimpin langsung oleh guru-guru. Dan sekolah ini dapan
mewujudkan program 7 K yaitu kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban, kerindangan, kesehatan
dan keamanan
Para sisiwa
dikelompokkan sesuai dengan pembagian yang dilaksanakan oleh Tim Kebersihan,
dimana kelompok tersebut terdiri dari beberapa orang dan disebarkan di
tempat-tempat yang rawan sampah, mulai dari lingkungan sekolah hingga lingkungan
luar sekolah. Kebetulan sekolah kami berada di pemukiman warga, jadi lingkungan
luar sekolah juga menjadi prioritas
utama dalam hal Jum’at bersih, dimana siswa/I atau peserta didik diarahkan
untuk memungut sampah. Di dalam sekolah, peserta didik di arahkan untuk
membersihkan pekarangan sekolah, ruang kelasnya masing-masing, jendela,
whiteboard, selokan air, WC, dan peserta didik diajarkan untuk memilah mana
sampah organic dan mana sampah anorganik, peserta didik harus mampu membuang
sampah sesuai dengan jenisnya pada tong sampah yang telah disediakan.
Kegiatan ini
terbukti mampu memupuk kesadaran warga sekolah untuk membuang sampah tepat pada
tempatnya, tidak malu membuang sampah yang dilihat atau dijumpai saat jalan
kaki. Attitude seperti ini otomatis akan meningkatkan IQ peserta didik dan EQ
peserta didik terhadap lingkungan yang berimbas pada sikap sopan santun
terhadap guru, sikap menghargai guru dan sikap saling mengingatkan teman agar
tidak membuang sampah pada tempatnya.
B.
Pembahsan
a.
Penerapan
model menajemen madrasah berbasis lingkungan hidup
Penerapan
model menajemen madrasah berbasis lingkungan hidup di sekolah didasari oleh
kebijakan lingkungan hidup, yakni pernyataan lembaga sekolah tentang keinginan
dan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan kinerja lingkungan hidup secara
keseluruhan. Kebijakan tersebut merupakan kerangka tindakan dan penentuan
sasaran serta target (objectives and targets). Menajemen puncak, dalam hal ini
kepala sekolah, menetapkan kebijakan pendidikan lingkungan sekolah, struktur,
dan tanggung jawab. Kebijakan pendidikan lingkungan di sekolah dilakukan
melalui penerapan manajemen pendidikan lingkungan yang mengacu pada prinsip
plan, do, check, dan action.
1. Perencanaan
(plan)
Dalam
melakukan perencanaan pengelolaan lingkungan di sekolah diperlukan identifikasi
aspek lingkungan, identifikasi peraturan perundang-undangan, penetapan tujuan
dan sasaran lingkungan sekolah, dan penetapan program lingkungan untuk
pencapaiannya.
2. Pelaksanaan
(do)
Untuk
melaksanakan pendidikan lingkungan hidup pada sistem ini, sekolah mengembangkan
kemampuan dan mekanisme yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan, dan
sasaran dapat dibuat untuk membentuk pola pengembangan pendidikan lingkungan
hidup di sekolah. Mekanisme prinsip penerapan yang dibangun seperti
disyaratkan, terdiri dari tujuh elemen, yaitu: (1) struktur dan tanggungjawab;
(2) pelatihan, kepedulian dan kompetensi, (3) komunikasi; (4) dokumentasi dan
pengendaliannya; (5) kesiagaan dan tanggap darurat.
3. Pemeriksaan
dan Tindakan Perbaikan
Pemeriksaan
dan tindakan koreksi dilaksanakan oleh organisasi untuk mengukur, memantau dan
mengevaluasi kinerja lingkungan hidup sekolah. Prinsip pemeriksaan dan tindakan
koreksi terdiri dari empat elemen, yaitu pemantauan dan pengukuran,
ketidaksesuaian, tindakan koreksi/pencegahan, rekaman, dan audit.
4. Tinjauan
Ulang Manajemen
Hasil
dari proses pemeriksaan dan tindakan koreksi tersebut dijadikan masukan bagi
manajemen dalam menerapkan prinsip pengkajian dan penyempurnaan, yaitu berupa
kajian ulang manajemen yang dilaksanakan organisasi setiap enam bulan/ satu
tahun sekali, atau bila dianggap perlu.
b.
implementasi
model menajemen madrasah berbasis lingkungan hidup terhadap terwujudnya sekolah
berbasis lingkungan hidup
1.
Pengembangan Kebijakan Sekolah
Untuk
mewujudkan sekolah yang berbasis lingkungan hidup maka diperlukan beberapa
kebijakan sekolah yang mendukung dilaksanakannya kegiatan pendidikan lingkungan
hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar sekolah berbasis
lingkungan hidup yaitu partisipatif dan berkelanjutan. Visi dan misi sekolah berbasis
lingkungan hidup memiliki indikator :
Ø Mengembangkan
pembelajaran pendidikan lingkungan;
Ø Mendukung
terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat;
Ø Pengalokasian
dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan masalah lingkungan hidup.
2.
Adanya Kinerja Manajemen Lingkungan hidup di
Sekolah
Kinerja
Manajemen lingkungan hidup di sekolah dapat diukur melalui pengintegrasian
materi lingkungan hidup dalam berbagai kegiatan, diantaranya :
a. Memperingati
dan berpartisipasi pada hari-hari besar lingkungan hidup, seperti :
Ø Hari
Pencanangan Satu Juta Pohon
Ø Hari
Kehutanan Sedunia
Ø Hari
Lingkungan Hidup Sedunia
Ø Hari
Sampah
3.
Penampilan
Sekolah
Dalam
mewujudkan sekolah berbasis lingkungan hidup (sekolah yang menanamkan
nilai-nilai lingkungan hidup kepada seluruh warga dan masyarakat sekitarnya)
dapat dikembangkan untuk mengantisipasi berbagai macam persoalan lingkungan,
khususnya kegiatan yang memiliki dampak atau akibat aktivitas kegiatan belajar
mengajar yang ada di sekolah.
Penampilan
sekolah berbasis lingkungan hidup secara umum dapat dinilai dari adanya :
Ø Manajemen/
pengelolaan pemisahan sampah
Ø Penyediaan
tempat sampah yg terpisah organik dan anorganik (sampah basah-kering)
Ø Sistim
pengangkutan sampah (tersedia gerobak, TPS dll)
Ø Ada
kegiatan pengomposan dan pemanfaatan sampah (3R)
Ø Ada
tenaga kebersihan dan keterlibatan siswa dan guru dalam kebersihan sekolah
Ø Green
house, kebun sekolah, taman, hutan sekolah, dan tanaman penghijauan sebagai
paru-paru sekolah
4.
Sikap
dan Perilaku Warga Sekolah
Sikap
dan perilaku warga sekolah terhadap lingkungan hidup merupakan nilai yang
paling penting dalam mewujudkan sekolah berbasis lingkungan hidup. Pelaksanaan
pendidikan lingkungan hidup disekolah mempunyai sasaran meningkatkan kepedulian
seluruh warga sekolah (kepala sekolah, tenaga administrasi, guru, dan siswa)
terhadap lingkungan. Standar penilaian dapat dibuat sesuai kebutuhan sekolah.
Sebagai contoh untuk menilai sikap dan perilaku siswa dengan kategori baik atau
jelek dapat dilihat dari penampilan kelasnya. Jika kelas siswa kelihatan kotor,
apakah akibat banyak kertas berserakan dan banyak coretan di dinding, kelasnya
dapat dinilai bahwa siswa tersebut belum memiliki kepedulian terhadap
lingkungan. Demikian juga bagi guru, tenaga administrasi, dan kepala sekolah
dapat dinilai dari ruang kerja masing-masing unit. Sedangkan mengukur
keberhasilan (sikap dan perilaku) sekolah dalam mewujudkan sekolah berbasis lingkungan
hidup dapat dinilai seluruh unsur (warga) yang ada di sekolah
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Penelitian
ini menunjukan bahwa Model Manajemen Pendidikan Berbasis Lingkungan hidup dapat di
implementasikan di sekolah madrasah untuk menunjang keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan sehingga Standar Pendidikan Minimum dapat terpenuhi
salah satunya yaitu standar kesiswaan. Model Manajemen Pendidikan Berbasis Lingkungan
hidup melibatkan partisipasi siswa dalam menciptakan lingkungan yang sehat
dengan melakukan kegiatan jum’at bersih.
Dalam
menerapkan model menajemen madrasah berbasis lingkungan hidup untuk mengatasi
kekurangstandaran kesiswaan, Program Jum’at Bersih sukses di
laksanakan di Sekolah MI Al-Islam Kota Bengkulu, karena telah mampu menciptakan
sekolah maupun warga sekolah MI Al-Islam Kota Bengkulu menjadi sekolah yang
mampu bersaing dengan sekolah lainnya untuk merebutkan penghargaan ADIWIYATA
tingkat Provinsi maupun tingkat Nasional.
Sehingga
kegiatan ini terbukti mampu memupuk kesadaran warga sekolah untuk membuang
sampah tepat pada tempatnya, tidak malu membuang sampah yang dilihat atau
dijumpai saat jalan kaki. Attitude seperti ini otomatis akan meningkatkan IQ
peserta didik dan EQ peserta didik terhadap lingkungan yang berimbas pada sikap
sopan santun terhadap guru, sikap menghargai guru dan sikap saling mengingatkan
teman agar tidak membuang sampah pada tempatnya.
B.
Saran
Berdasarkan
simpulan di atas, maka penulis memberikan saran kepada pihak terkait:
Pertama
untuk sekolah agar mampu menambah fasilitas yang berhubungan dengan lingkungan
hidup, seperti menambah tong sampah, mengadakan mesin pembuatan pupuk kompos
serta mampu memanfaatkan lahan kosong untuk membuat TOGA
Kedua
untuk guru, diharapkan guru mampu membimbing atau memberi contoh kepada siswa
tentang pentingnya lingkungan sehat, serta guru secara rutin memberikan
sosialisasi kepada siswa tentang bagaimana cara hidup sehat, dan pentingnya
mencintsi lingkungan sekolah.
Ketiga untuk
siswa, jadi sebagai siswa mulailah tanamkan nilai budaya lingkungan sehat
sehingga siswa jangan malu saat memungut sampah dan membuangnya sesuai dengan
jenis sampahnya pada tong sampah yang telah disediakan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2007. Pendidikan Berbasis Lingkungan. Online: Tersedia.
http://tabloid_info.sumenep.go.id. di browsing tanggal 4 April 2014
Arikunto,
Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta. Rinika
Cipta
http://www.al-alauddin.com/2012/05/manajemen-lingkungan-pembelajaran.
html#sthash. Xd9ywbAp.dpuf. di browsing tanggal 4 April 2014
Pratomo,
Suko. 2008. Pendidikan Lingkungan. Bandung : Sonagar Press.
Sasongko,
Rambat Nur dan Zakaria. 2014. Panduan Perkuliahan Manajemen Satuan
Pendidikan. Bengkulu: Prodi MAP PPs FKIP Universitas Bengkulu
KUESIONER
Nama Guru : Nurhayati, A.Ma
Jabatan : Guru
Hari dan tanggal : 23 April 2014
v Setelah Menerapkan Kegiatan Jum’at
Bersih Apa Tanggapan Saudara
NO
|
PERTANYAAN
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Apakah
menurut anda,lingkungan sekolah anda adalah lingkungan sekolah yang bersih ?
|
||
2
|
Apakah
siswa anda sadar akan pentingnya kebersihan ?
|
||
3
|
Apakah
masih ada siswa yang membuang sampah sembarangan ?
|
||
4
|
Apakah
ada pemisahan antara sampah organik dan anorganik di sekolah anda ?
|
||
5
|
Apakah
kebersihan lingkungan sekolah anda mempengaruhi konsentrasi belajar siswa ?
|
||
6
|
Apakah
ada kebijakan sekolah terkait terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan
sehat ?
|
||
7
|
Apakah
ada upaya pengelolaan fasilitas sanitasi untuk menunjang kebersihan dan
kesehatan lingkungan sekolah anda ?
|
||
8
|
Apakah
ada sanksi yang di berikan jika ada warga sekolah yang membuang sampah
sembarangan ?
|
||
9
|
Apakah
siswa anda pernah makan di kelas dan membuang bungkusnya di bangku ?
|
||
10
|
Apakah
di sekolah anda ada kegiatan pengolahan sampah menjadi pupuk ?
|
||
11
|
Apakah toilet di
sekolah anda terjaga kebersihannya ?
|
||
12
|
Apakah
ada petugas khusus yang bertugas untuk mengolah sampah di sekolah anda ?
|
||
13
|
Apakah ada kegiatan penghijauan lingkungan di sekolah anda
?
|
||
14
|
Apakah
ada petugas khusus yang membersihkan ruang kelas setiap hari ?
|
||
15
|
Apakah
di sekolah anda ada fasilitas khusus untuk menunjang kebersihan dan kesehatan
lingkungan ?
|
KUESIONER
Nama Guru : Misna Paneti,
S.Pd.I
Jabatan : Guru
Hari dan tanggal : 23 April 2014
v Setelah Menerapkan Kegiatan Jum’at
Bersih Apa Tanggapan Saudara
NO
|
PERTANYAAN
|
Ya
|
Tidak
|
1
|
Apakah
menurut anda,lingkungan sekolah anda adalah lingkungan sekolah yang bersih ?
|
||
2
|
Apakah
siswa anda sadar akan pentingnya kebersihan ?
|
||
3
|
Apakah
masih ada siswa yang membuang sampah sembarangan ?
|
||
4
|
Apakah
ada pemisahan antara sampah organik dan anorganik di sekolah anda ?
|
||
5
|
Apakah
kebersihan lingkungan sekolah anda mempengaruhi konsentrasi belajar siswa ?
|
||
6
|
Apakah
ada kebijakan sekolah terkait terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan
sehat ?
|
||
7
|
Apakah
ada upaya pengelolaan fasilitas sanitasi untuk menunjang kebersihan dan
kesehatan lingkungan sekolah anda ?
|
||
8
|
Apakah
ada sanksi yang di berikan jika ada warga sekolah yang membuang sampah
sembarangan ?
|
||
9
|
Apakah
siswa anda pernah makan di kelas dan membuang bungkusnya di bangku ?
|
||
10
|
Apakah
di sekolah anda ada kegiatan pengolahan sampah menjadi pupuk ?
|
||
11
|
Apakah toilet di
sekolah anda terjaga kebersihannya ?
|
||
12
|
Apakah
ada petugas khusus yang bertugas untuk mengolah sampah di sekolah anda ?
|
||
13
|
Apakah ada kegiatan penghijauan lingkungan di sekolah anda
?
|
||
14
|
Apakah
ada petugas khusus yang membersihkan ruang kelas setiap hari ?
|
||
15
|
Apakah
di sekolah anda ada fasilitas khusus untuk menunjang kebersihan dan kesehatan
lingkungan ?
|
CATATAN HASIL WAWANCARA
Nama Guru : Nurhayati, A.Ma
Jabatan : Guru
Hari dan tanggal : 23 April 2014
1.
Apa tanggapan anda terhadap kegiatan
jum’at bersih di sekolah anda dalam menerapkan model menajemen madrasah berbasis lingkungan hidup
untuk mengatasi kekurangstandaran kesiswaan?
Saya
sangat setuju dengan program kegiatan jum’at bersih ini karena yang saya lihat
anak-anak sudah mulai antusias terhadap kebersihan lingkungan, dan ada
perubahan pada sekolah ini, yang pada mulanya sampah-sampah hanya di pungut
oleh petugas kebersihan sekolah saja, sekarang semua warga sekolah terutama
siswa turut peduli terhadap kebersihan lingkungan sekolah dengan membuang
sampah sesuai dengan jenis sampahnya sehingga mereka tidak malu lagi untuk
memungut sampah yang terlihat.
2.
Apakah
dengan kegiatan jum’at bersih ini masalah yang dihadapi sekolah tentang
kekurangstandaran kesiswaan sudah dapat teratasi?
Ya, sudah
teratasi, karena program ini mampu
membentuk karakter anak untuk mencintai lingkungan, dan tidak perlu lagi
menunggu petugas kebersihan untuk memungut sampah, sehingga program ini juga
mempengaruhi proses belajar dan mengajar, guru dan siswa lebih nyaman berada di
dalam kelas maupun di luar kelas dan sebagian besar sekarang anak-anak sudah
mulai bisa membedakan mana sampah organic dan mana sampah anorganik
CATATAN
HASIL WAWANCARA
Nama Guru : Misna Paneti, S.Pd.I
Jabatan : Guru
Hari dan tanggal : 23 April 2014
1.
Apa tanggapan anda terhadap kegiatan
jum’at bersih di sekolah anda dalam menerapkan model menajemen madrasah berbasis lingkungan hidup
untuk mengatasi kekurangstandaran kesiswaan?
Yaa, setuju sekali ibu, karena sekolah
kan jadi bersih jadi ibu mengajarnya enak dan lebih nyaman, anak-anak pun juga menyukai kelasnya bersih dan halaman
sekolahnya bersih. Siswa ibu pun sekarang sudah rajin membuang sampah pada
tempatnya, jadi tidak perlu lagi kita teriak-teriak untuk menyuruh anak
memungut sampah, kalau bisa program ini setiap hari saja kita lakukan.
2.
Apakah
dengan kegiatan jum’at bersih ini masalah yang dihadapi sekolah tentang
kekurangstandaran kesiswaan sudah dapat teratasi?
Ya tentu, karena dengan sendirinya, program Jum’at bersih ini menumbuh
kembangkan karakter anak ataupun peserta didik agar peduli akan lingkungan
sehat, walaupun program ini cuma
seminggu sekali tetapi setelah ibu lihat sepertinya program ini sudah setiap
hari karena sekarang anak-anak telah
melakukannya setiap hari, walaupun masih ada beberapa yang lupa sehingga
membuang sampah sembarangan tetapi mereka langsung di tegur oleh guru yang
melihatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar