KONFLIK DALAM ORGANISASI
Book Report
Disampaikan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat
Menempuh Mata Kuliah kepemimpinan dan
perilaku organisasi
Program Studi Magister Administrasi
Pendidikan
PPs FKIP Universitas Bengkulu Semester 3
Tahun Akademik 2013/1014
Dosen Pengampu
Dr. Osa Juarsa, M.Pd
Oleh
JON SASTRO
A2K012115
PROGRAM
STUDI
MAGISTER
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM
PASCA SARJANA FKIP
UNIVERSITAS
BENGKULU
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil
menyelesaikan makalah ini. Alhamdulillah penulis menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Teori Organisasi Umum 1, yang berjudul “Konflik Dalam Organisasi”.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada orangtua, teman-teman yang telah
memberikan dukungan moril, terutama kepada dosen pengasuh yaitu Ibu Ira Phajar
Lestari selaku dosen pengasuh mata kuliah Teori Organisasi Umum 1.
Makalah ini
berisikan mencakup tentang konflik dalam organisasi. Diharapkan makalah ini
dapat memberikan informasi dan ilmu pengetahuan kepada pembaca dalam menghadapi
konflik pada organisasi maupun individu.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata,
penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita. Aamiin.
Bengkuku,
1 Maret 2014
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
I.A. Latar Belakang
Organisasi
adalah suatu tempat di mana banyak orang berkumpul dan saling berinteraksi satu
sama lain. Organisasi bisa terbentuk karena adanya kesamaan misi dan visi yang
ingin dituju. Setiap anggota yang ada di dalam organisasi, secara langsung
ataupun tidak langsung harus yakin dengan apa yang menjadi prinsip di dalam
organisasi tersebut. Sehingga untuk mencapai visi dan menjalankan misi yang
ditentukankan dapat berjalan dengan baik. Tetapi seiring berjalannya waktu, di
dalam organisasi pasti pernah mengalami konflik. Baik konflik internal maupun
konflik eksternal antar organisasi atau anggota di dalamnya. Konflik yang
terjadi bisa karena permasalahan yang sangat sepele ataupun permasalahan yang
benar-benar penting.
Adanya sekelompok orang di dalam organisasi
tersebut pasti juga terdapat beberapa pemikiran dan pendirian yang
berbeda-beda. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan
menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu timbulnya konflik. Konflik
tidak muncul seketika dan langsung menjadi besar. Konflik itu berkembang secara
bertahap. Jadi, jika konflik sudah teridentifikasi sejak awal, dicarikan
langkah penyelesaian yang lebih dini, maka relatif lebih mudah dalam penanganan
konflik. Kebijakan-kebijakan dan cara anggota berkomunikasi yang diterapkan
pada suatu organisasi sangat mempengaruhi keberlangsungan sebuah organisasi
dalam mempertahankan anggota dan segenap unsurnya.
Konflik dalam
organisasi sering dilihat sebagai sesuatu yang negatif. Oleh sebab itu,
penanganan yang dilakukan pun diarahkan kepada pernyelesaian konflik. Sebuah
realita bahwa konflik merupakan sesuatu yang sulit dihindari karena berkaitan
erat dengan proses interaksi manusia. Karenanya, yang dibutuhkan bukan meredam
konflik, tapi bagaimana menanganinya sehingga bisa membawa dampak yang tidak
negatif bagi organisasi. Akan tetapi tidak semua konflik merugikan, asalkan
konflik tersebut ditata dengan baik maka dapat menguntungkan organisasi. Dan
semua anggota bisa menjadikan konflik dalam organisasi sebagai sebuah pembelajaran
dan bagian pertimbangan atas banyaknya pemikiran-pemikiran yang berbeda pada
setiap anggota organisasi.
I.B. Maksud dan Tujuan
Pola pikir setiap manusia bisa
dituangkan dalam sebuah tulisan, dimana tulisan tersebut bisa mewakili apa yang
ingin disampaikan. Maksudnya adalah untuk membagikan informasi kepada pembaca
tentang uraian konflik dalam organisasi. Agar ke depannya kita sebagai anggota
dari organisasi manapun, khususnya pembaca lebih memahami mengenai konflik
tersebut, dan juga mengakibatkan pembaca bisa menjadi lebih bertoleran dengan
sifat setiap individu dalam berkelompok. Tujuan terpenting dari penulisan
makalah ini ialah sebagai salah satu alternatif solusi konflik dalam organisasi
yang menyeluruh. Disisi lain agar pembaca dapat memaknai konflik yang biasa
terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Penulisan ini diharapkan dapat
menjadi saran atau pesan yang bisa diambil manfaatnya dalam menghadapi sebuah
konflik dalam organisasi sehingga organisasi yang ada dapat tetap hidup dengan
jati dirinya untuk mencapai tujuan. Sebagai mahasiswa dan pembaca yang baik,
semoga dapat membaca dan memahami tulisan ini. Hal tersebut juga merupakan
bentuk partisipasi untuk bertoleran dan menerima kekurangan sifat yang berada
satu lingkup bersama. Khususnya makalah ini baik dikonsumsi para kawula
muda-mudi untuk menyelesaikan permasalahan di dalam organisasi. Yang berakibat
menebalnya mental kita untuk ikut dalam memahami setiap manusia dengan segala
keterbatasaanya.
I.C.
Ruang Lingkup
Banyak sekali
bahasan mengenai konflik dalam organisasi. Namun tentunya tidak semua lingkup
akan dibahas dalam makalah ini. Ada beberapa sub bab yang akan dijabarkan
sebagai salah satu topik konflik dalam organisasi, antara lain adalah:
1. Apa itu konflik?
2. Apa jenis dan sumber konflik?
3. Bagaimana strategi penyelesaian
konflik?
4. Apa saja teori motivasi?
BAB
II
PEMBAHASAN
II.A. Konflik
Konflik berasal dari kata kerja configere yang artinya saling memukul.
Dilihat dari sisi sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial
antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa
individu. Hal itu lalu menimbulkan perbedaan yang menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Karena
ciri-ciri individu dibawa dalam hal interaksi sosial, konflik merupakan hal
yang wajar. Dalam kehidupan sehari-hari tidak satu masyarakat pun yang tidak
pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat
lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu
sendiri.
Definisi konflik menurut para ahli:
Nardjana (1994),
konflik adalah akibat situasi dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau
berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya
saling terganggu.
Killman dan
Thomas (1978), konflik adalah kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai
atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun
dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut
dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang
mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.
Wood, Walace,
Zeffane, Schermerhorn, Hunt, dan Osborn (1998), yang dimaksud dengan konflik
(dalam ruang lingkup organisasi) yaitu : Conflict is a situation which two or
more people disagree over issues of organisational substance and/or experience
some emotional antagonism with one another. Yang artinya, konflik adalah suatu
situasi dimana dua atau banyak orang saling tidak setuju terhadap suatu permasalahan
yang menyangkut kepentingan organisasi dan/atau dengan timbulnya perasaan
permusuhan satu dengan yang lainnya.
Stoner, konflik
organisasi ialah mencakup ketidaksepakatan soal alokasi sumberdaya yang langka
atau peselisihan soal tujuan, status, nilai, persepsi, atau kepribadian.
Daniel Webster,
mendefinisikan konflik sebagai:
Persaingan atau pertentangan antara
pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain.
Keadaan atau perilaku yang bertentangan.
Robbins,
merumuskan konflik sebagai sebuah proses dimana sebuah upaya sengaja dilakukan
oleh seseorang untuk menghalangi usaha yang dilakukan oleh orang lain dalam
berbagai bentuk hambatan yang menjadikan orang lain tersebut merasa frustasi
dalam usahanya mancapai tujuan yang diinginkan atau merealisasi minatnya.
Lebih jauh
Robbins menulis bahwa sebuah konflik harus dianggap ada oleh pihak-pihak yang
terlibat dalam konflik. Dengan demikian apakah konflik itu ada atau tidak ada,
adalah masalah persepsi dan bila tidak ada seorangpun yang menyadari bahwa ada
konflik, maka dapat dianggap bahwa konflik tersebut memang tidak ada. Tentu
saja ada konflik yang hanya dibayangkan ada sebagai sebuah persepsi ternyata
tidak riil. Sebaliknya dapat terjadi bahwa ada situasi-situasi yang sebenarnya
dapat dianggap sebagai bernuansa konflik ternyata tidak dianggap sebagai
konflik karena anggota-anggota kelompok tidak menganggapnya sebagai konflik.
Selanjutnya,
setiap konflik dalam organisasi konflik selalu diasosiasikan dengan antara
lain, oposisi (lawan), kelangkaan, dan blokade. Di asumsikan pula bahwa ada dua
pihak atau lebih yang tujuan atau kepentingannya tidak saling menunjang. Kita
semua mengetahui pula bahwa sumber daya dana, daya reputasi, kekuasaan, dan
lain-lain, dalam kehidupan dan dalam organisasi tersedianya terbatas. Setiap
orang, setiap kelompok atau setiap unit dalam organisasi akan berusaha
memperoleh sumber daya tersebut secukupnya dan kelangkaan tersebut akan
mendorong perilaku yang bersifat menghalangi oleh setiap pihak yang punya
kepentingan yang sama. Pihak-pihak tersebut kemudian bertindak sebagai oposisi
terhadap satu sama lain. Bila ini terjadi, maka status dari situasi dapat
disebut berada dalam kondisi konflik.
Cathy A
Constantino dan Chistina Sickles Merchant, menyatakan bahwa konflik pada
dasarnya adalah sebuah proses mengekspresikan ketidak puasan, ketidak setujuan,
atau harapan-harapan yang tidak terealisasi. Kedua penulis tersebut sepakat
dengan Robbins bahwa konflik pada dasarnya adalah sebuah proses.
II.B. Jenis dan Sumber Konflik
Jenis Konflik
Konflik antara
atau dalam (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau
profesi (konflik peran (role)).
Misalnya saat seseorang menerima
perintah yang berbeda dari dua atasannya. Atasan yang satu menyatakan harus
menjaga jarak antar karyawan supaya kinerja tidak terganggu, sementara atasan
yang lain meminta agar semua karyawan mengutamakan kerja tim, sehingga ia
kesulitan menjalankan perannya.
Konflik antara
kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
Misalnya tawuran yang terjadi antar sma
6 dan 70.
Konflik kelompok
terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
Misalnya segerombolan pendemo di depan
gedung dpr yang mengakibatkan timbulnya tawuran antar polisi yang bertugas
keamanan di sana.
Konflik antar satuan
nasional (kampanye, perang saudara).
Konflik antar
atau tidak antar agama.
Misalnya kita sering mendengar perbedaan
pendapat antar kelompok islam fpi dan muhammadiyah.
Konflik antar
politik.
Kubu anas dan kubu sby.
Sumber Konflik
Faktor komunikasi
Misalnya pegawai
lini memiliki wewenang dalam proses pengambilan keputusan sementara staff lebih
pada memberikan rekomendasi atau saran. Sering pegawai lini merasa lebih
penting, sementara staff merasa lebih ahli. Ujung-ujungnya miss understanding
di kalangan pelaku organisasi karena informasi yang diterima kurang jelas atau
bertentangan dengan tujuan yang sebenarnya.
Faktor struktur tugas maupun struktur
organisasi
Misalnya dalam
hubungan kerja, bagian pemasaran ingin agar produknya cepat laku. Kalau perlu
dijual murah dan dengan cara kredit. Sebaliknya, bagian keuangan menghendaki
pembayaran harus tunai agar posisi keuangan perusahaan tetap stabil.
Faktor yang bersifat personal
Misalnya di
waktu yang sama, seseorang harus membuat pilihan menerima promosi jabatan yang
sudah lama didambakan atau pindah tempat tugas ke tempat lain dengan
iming-iming gaji yang besar.
Faktor lingkungan
Misalnya
seseorang yang harus menjual produk dengan harga tinggi, padahal dia sadar
bahwa calon konsumennya membutuhkan keuangan untuk ongkos sekolahnya.
II.C. Strategi Penyelesaian Konflik
Kompetisi
Penyelesaian
konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain.
Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.
Akomodasi
Penyelesaian
konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan
keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan
tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.
Sharing
Suatu pendekatan
penyelesaian kompromi antara dominasi kelompok dan kelompok lain untuk
berdamai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima sesuatu. Kedua kelompok
berpikiran positif, dengan alasan yang tidak lengkap, tetapi memuaskan.
Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian
konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan
problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
Penghindaran
Menyangkut
ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan penarikan
kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.
Terdapat
juga cara bersikap untuk penyelesaian konflik:
Bersikap proaktif
Setiap anggota
tim harus turut
aktif dalam menyelesaian konflik secara proaktif.
Komunikasi
Komunikasi yang
lancar dapat menghindari diri dari
kesalahpahaman sehingga lebih mudah dalam menyelesaikan konflik yang timbul.
Keterbukaan
Setiap
anggota harus terbuka supaya konflik tidak berlarut-larut
dan dapat diselesaikan dengan baik. Dengan keterbukaan konflik yang terjadi
dapat ditangani sehingga menjadi konflik yang fungsional.
BAB
III
PENUTUP
III.A. Kesimpulan
Organisasi adalah suatu tempat di
mana banyak orang berkumpul dan saling berinteraksi satu sama lain. Tetapi
seiring berjalannya waktu, di dalam organisasi pasti pernah mengalami konflik.
Konflik tidak muncul seketika dan langsung menjadi besar. Konflik itu
berkembang secara bertahap. Yang
dibutuhkan bukan meredam konflik, tapi bagaimana menanganinya sehingga bisa
membawa dampak yang tidak negatif bagi organisasi. Dan semua anggota bisa
menjadikan konflik dalam organisasi sebagai sebuah pembelajaran dan bagian
pertimbangan atas banyaknya pemikiran-pemikiran yang berbeda pada setiap
anggota organisasi. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang
dibawa individu. Hal itu lalu menimbulkan perbedaan yang menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
Dari pembahasan yang telah
disampaikan, maka dapat disimpulkan bahwa kehadiran konflik dalam suatu
organisasi tidak dapat dihindarkan tetapi hanya dapat diminimalisir. Konflik
dalam organisasi dapat terjadi antara individu dengan individu, baik individu
pimpinan maupun individu karyawan, konflik individu dengan kelompok maupun konflik
antara kelompok tertentu dengan kelompok yang lain. Tidak semua konflik
merugikan organisasi. Konflik yang ditata dan dikendalikan dengan baik dapat
berujung pada keuntungan organisasi sebagai suatu kesatuan, sebaliknya apabila
konflik tidak ditangani dapat merugikan kepentingan organisasi. Yang terpenting
adalah mengembangkan pengetahuan yang cukup dan sikap yang positif terhadap
konflik, karena peran konflik yang tidak selalu negatif terhadap organisasi.
Dengan pengembalian yang cukup senang, pimpinan dapat cepat mengenal,
mengidentifikasi dan mengukur besarnya konflik serta akibatnya dengan sikap
positif dan kemampuan kepemimpinannya, seorang pimpinan akan dapat
mengendalikan konflik yang akan selalu ada, dan bila mungkin menggunakannya
untuk keterbukaan organisasi dan anggota organisasi yang dipimpinnya. Tentu
manfaatnya pun dapat dirasakan oleh dirinya sendiri. Penyeselaian dari konflik
adalah dengan cara menimbulkan sikap dalam diri masing-masing, yaitu rasa
saling menghormati, menghargai dan rasa toleransi yang bisa menghindarkan kita dari permasalahan yang
menyebabkan terjadinya suatu konflik.
III.B.
Saran
·
Menanggapi konflik dengan kepala dingin,
jangan emosi agar konflik dapat di selesaikan dengan baik.
·
Meminimalisir ego pada sifat alami diri
sendiri saat sedang ada dalam kelompok.
·
Mengutamakan kepentingan bersama, jika
mempunyai pendapat sosialisasikan bersama anggota kelompok yang lain.
·
Motivasi rekan atau bawahan dengan
apresiasi secara benar karena dukungan sangat penting dalam menyelesaikan
masalah.
·
Menghargai setiap pendapat yang
disampaikan atau yang diutarakan.
·
Selalu berfikir positif setiap ada
masukan pendapat.
·
Menyelesaikan setiap masalah yang timbul
sampai tuntas.
·
Menghindari konflik dengan berkomunikasi
baik sesama anggota.
·
Memanfaatkan setiap ide atau pendapat
yang masuk.
·
Keterbukaan pada setiap anggota kelompok
harus ada agar dapat menyelesaikan konflik dengan baik dan tidak
berlarut-larut.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://firmandut.blogspot.com/2013/05/konflik-dalam-organisasi-dan-sumber.html
http://safety-ramboyz.blogspot.com/2013/01/konflik-organisasi-dan-penyelesaiannya.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi
http://pengertianmanagement.blogspot.com/2013/03/manajemen-konflik-definisi-ciri-sumber.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar