TEORI, PERILAKU DAN BUDAYA ORGANISASI
(Drs.
Adam Ibrahim Indrawijaya, MPA.)
Book Report
Disampaikan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat
Menempuh Mata Kuliah kepemimpinan dan
perilaku organisasi
Program Studi Magister Administrasi
Pendidikan
PPs FKIP Universitas Bengkulu Semester 3
Tahun Akademik 2013/1014
Dosen Pengampu
Dr. Osa Juarsa, M.Pd
Oleh
JON SASTRO
A2K012115
PROGRAM
STUDI
MAGISTER
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM
PASCA SARJANA FKIP
UNIVERSITAS
BENGKULU
2014
Kata Pengantar
Bismillahirramanirrahim
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur penyusun
ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
sehingga penyusun berhasil menyelesaikan book
report ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya dengan buku yang berjudul. Teori, Perilaku Dan Budaya Organisasi. Mudah-mudahan sedikit banyaknya dapat menambah wawasan
mengenai kepemimpinan dan perilaku organisasi, khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi teman-teman dan parah pembaca lainnya.
Buku yang akan dikupas berjudul “Teori, Perilaku
Dan Budaya Organisasi.” merupakan buku yang
membahas sejumlah aspek yang secara teoritis dapat mempengaruhi perilaku yang
dikelompokan salah satunya yaitu membahas Manajemen
Konflik.
Penulis menyadari
bahwa book report ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, Penyusun
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan book report ini dari awal sampai akhir khususnya kepada dosen mata
kuliah Dr. Osa Juarsa, M.Pd, dan rekan-rekan seperjuangan di semester 3
Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Tahun Akademik 2013/1014. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita. Amin
Ya robbal’Alamin.
Wassalamualaikum
wr.wb
|
Bengkulu,
April 2014
Penyusun
|
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ........................................................................................... I
DAFTAR
ISI ........................................................................................................... II
BAB
I. PENDAHULUAN
A.
Buku
Sumber ................................................................................................ 1
B.
Latar
Belakang .............................................................................................. 1
C.
Rumusan
Masalah.......................................................................................... 2
D.
Tujuan............................................................................................................ 3
E.
Metode
.......................................................................................................... 3
BAB
II. GARIS BESAR ISI BUKU
Garis
Besar Isi Bahasan........................................................................................................................ 4
BAB
III. PEMBAHASAN
A.
Definisi
Konflik ............................................................................................ 6
B.
Sebab
Terjadinya Konflik ............................................................................. 7
C.
Bentuk
Konflik.............................................................................................. 8
D.
Strategi
Penanggulangan Konflik.................................................................. 9
E.
Proses
Pemecahan Persoalan ......................................................................... 10
BAB
IV. SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan........................................................................................................ 11
B.
Saran
............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULAUAN
A. Identitas
Buku
Judul buku
Penulis
Penerbit
Email
Cetakan
ISBN
Halaman
|
: Teori, Perilaku dan
Budaya Organisasi
: Drs. Adam Ibrahim
Indrawijaya, MPA
: PT. Refika Aditama
Jl. Mengger Girang
No. 98, Bandung 40254
Telp (022) 5205985
Fax. (022) 5205984
Website: www.refika_aditama.com
: Kesatu Juli 2010
: 978-602-8650-20-5
: 260 halaman
|
B. Latar
Belakang
Organisasi
adalah suatu tempat di mana banyak orang berkumpul dan saling berinteraksi satu
sama lain. Organisasi bisa terbentuk karena adanya kesamaan misi dan visi yang
ingin dituju. Setiap anggota yang ada di dalam organisasi, secara langsung
ataupun tidak langsung harus yakin dengan apa yang menjadi prinsip di dalam
organisasi tersebut. Sehingga untuk mencapai visi dan menjalankan misi yang
ditentukankan dapat berjalan dengan baik. Tetapi seiring berjalannya waktu, di
dalam organisasi pasti pernah mengalami konflik. Baik konflik internal maupun
konflik eksternal antar organisasi atau anggota di dalamnya. Konflik yang
terjadi bisa karena permasalahan yang sangat sepele ataupun permasalahan yang
benar-benar penting.
Adanya
sekelompok orang di dalam organisasi tersebut pasti juga terdapat beberapa
pemikiran dan pendirian yang berbeda-beda. Pemikiran dan pendirian yang berbeda
itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu
timbulnya konflik. Konflik tidak muncul seketika dan langsung menjadi besar.
Konflik itu berkembang secara bertahap. Jadi, jika konflik sudah
teridentifikasi sejak awal, dicarikan langkah penyelesaian yang lebih dini,
maka relatif lebih mudah dalam penanganan konflik. Kebijakan-kebijakan dan cara
anggota berkomunikasi yang diterapkan pada suatu organisasi sangat mempengaruhi
keberlangsungan sebuah organisasi dalam mempertahankan anggota dan segenap
unsurnya.
Konflik dalam
organisasi sering dilihat sebagai sesuatu yang negatif. Oleh sebab itu,
penanganan yang dilakukan pun diarahkan kepada pernyelesaian konflik. Sebuah
realita bahwa konflik merupakan sesuatu yang sulit dihindari karena berkaitan
erat dengan proses interaksi manusia. Karenanya, yang dibutuhkan bukan meredam
konflik, tapi bagaimana menanganinya sehingga bisa membawa dampak yang tidak
negatif bagi organisasi. Akan tetapi tidak semua konflik merugikan, asalkan
konflik tersebut ditata dengan baik maka dapat menguntungkan organisasi. Dan semua
anggota bisa menjadikan konflik dalam organisasi sebagai sebuah pembelajaran
dan bagian pertimbangan atas banyaknya pemikiran-pemikiran yang berbeda pada
setiap anggota organisasi.
Oleh sebab itu
penulis tertarik mengupas buku Drs. Adam Ibrahim Indrawijaya, MPA yang berjudul
Teori, Prilaku dan Budaya Organisasi, karena pada bab VIII buku ini membahas
masalah Konflik, sesuai dengan latar belakang diatas bahwa konflik merupakan
sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan. Bahkan sepanjang kehidupan,
manusia senantiasa dihadapkan dan bergelut dengan konflik. Demikian halnya
dengan kehidupan organisasi. Anggota organisasi senantiasa dihadapkan pada
konflik. Sehingga ketertarikan penulis mengupas buku ini trutama pada bab VIII,
yang membahas masalah penyebab dari konflik, bentuk konflik yang seperti apa
serta membahas masalah strategi penanggulangan konflik dan proses pemecahan
persoalan tersebut.
C. Rumusan
Masalah
1.
Apa
Definisi Konflik?
2.
Apa
Sebab Terjadinya Konflik?
3.
Bagaimana
Bentuk Konflik?
4.
Bagaimana
Strategi Penanggulangan Konflik?
5.
Bagaimana
Proses Pemecahan Persoalan?
D. Tujuan
1.
Untuk
Mengetahui Apa Definisi Konflik
2.
Untuk
Mengetahui Apa Sebab Terjadinya Konflik
3.
Untuk
Mengetahui Bagaimana Bentuk Konflik
4.
Untuk
Mengetahui Bagaimana Strategi Penanggulangan Konflik
5.
Untuk
Mengetahui Bagaimana Proses Pemecahan Persoalan
E. Metode
Dalam
penulisan Book Report ini penulis menggunakan metode studi pustaka, yang mana
penulis memaparkan secara garis besar isi dari buku Drs. Adam Ibrahim Indrawijaya, MPA yang berjudul “Teori,
Perilaku dan Budaya Organisasi”,
tepatnya membahas masalah Konflik dan strategi penanganannya serta memberikan
penjelasan lebih lanjut dengan buku-buku dan literature lainnya.
BAB II
GARIS BESAR ISI BAHASAN
Konflik
dalam suatu organisasi atau dalam hubungan antar kelompok adalah sesuatu yang
tidak dapat dihindari. Malah dalam batas-batas tertentu justru akan sangat
bermanfaat bagi penciptaan perilaku organisasi yang efektif.
Drs.
Adam Ibrahim Indrawijaya, MPA
Bahasan Pertama menjelaskan tentang Pengertian Konflik.
Konflik dalam pengertian yang sangat luas dapat dikatakan sebagai segala macam
bentuk hubungan antarmanusia yang bersifat berlawanan (antagonistik). Ia dapat
terlihat secara jelas dan dapat pula tersembunyi.
Bahasan Kedua menjelaskan tentang sebab terjadinya
konflik. Para manejer perlu memahami beberapa sebab yang dapat menimbulkan
konflik. Sebab-sebabnya itu dapat kita telusuri dari situasi dan bentuk
konflik. Seperti, unsure pertama yaitu situasi dari konflik, unsur kedua adalah
bidang konflik, unsure ketiga adalah the dynamics of the situation. Unsur yang
terakhir adalah management, control, or resolution of conflict.
Bahasan Ketiga menjelaskan tentang bentuk konflik. Secara
umum dapat dikatakan bahwa ada tiga bentuk konflik, yaitu konflik dalam
kelompok sendiri(within group conflict), konflik antar kelompok(conflict
between groups in a particular organization), dan konflik antar
organisasi(conflict between organization).
Bahasan Keempat menjelaskan strategi penanggulangan
konflik. Secara garis besar dapat dikemukakan beberapa strategi
penanggulangannya, yaitu: pemecahan persoalan, perundingan atau musyawarah,
mencari lawan yang sama, memina bantuan pihak ketiga, mensubordinasikan
kepentingan dan tujuan pihak-pihak yang sedang konflik kepada kepentingan dan
tujuan yang lebih tinggi, peningkatan interaksi dan komunikasi, latuhan
kepekaan serta koordinasi.
Bahasan Terakhir ini menjelaskan proses pemecahan
persoalan. Pemecahan persoalan merupakan suatu hal yang penting. Penting, bukan
saja karena kita selalu dihadapkan untuk mengambil keputusan, tetapi juga
karena menentukan tindakan dan perilaku berikutnya. Oleh sebab itu, walaupun
cukup banyak literature yang ditulis mengenai pemecahan persoalan dengan segala
prosesnya, masih tetap juga perlu kita bahas, terutama dalam hubungannyadengan
perilaku organisasi.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Definisi Konflik
Konflik berasal
dari kata kerja configere yang artinya saling memukul. Dilihat dari sisi
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi
oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu. Hal itu lalu menimbulkan
perbedaan yang menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat,
keyakinan, dan lain sebagainya. Karena ciri-ciri individu dibawa dalam hal
interaksi sosial, konflik merupakan hal yang wajar. Dalam kehidupan sehari-hari
tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya
atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Robbins (1996)
dalam “Organization Behavior” menjelaskan bahwa konflik adalah suatu proses
interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut
pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif
maupun pengaruh negatif. Sedang menurut
Luthans (1981) konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan yang saling bertentengan.
Kekuatan-kekuatan ini bersumber pada
keinginan manusia. Istilah konflik sendiri diterjemahkan dalam beberapa
istilah yaitu perbedaan pendapat,
persaingan dan permusuhan.
Perbedaan
pendapat tidak selalu berarti perbedaan keinginan. Oleh karena konflik bersumber pada keinginan, maka perbedaan
pendapat tidak selalu berarti konflik.
Persaingan sangat erat hubungannya denga konflik karena dalam
persaingan beberapa pihak menginginkan
hal yang sama tetapi hanya satu yang mungkin
mendapatkannya. Persaingan tidak sama dengan konflik namun mudah menjurus
kearah konflik, terutuma bila ada persaingan yang menggunakan cara-cara yang bertentengan dengan aturan yang disepakati.
Permusuhan bukanlah konflik karena orang
yang terlibat konflik bisa saja tidak memiliki rasa permusuhan. Sebaliknya orang yang saling bermusuhan bisa saja tidak
berada dalam keadaan konflik. Konflik sendiri tidak selalu harus dihindari
karena tidak selalu negatif akibatnya.
Berbagai konflik yang ringan dan dapat dikendalikan (dikenal dan
ditanggulangi) dapat berakibat positif
bagi mereka yang terlibat maupun bagi organisasi.
B.
Sebab
Terjadinya konflik
Faktor-faktor
yang dapat menimbulkan adanya konflik dalam suatu organisasi antara lain adalah
:
1.
Berbagai
sumber daya yang langka
Karena sumber
daya yang dimiliki organisasi terbatas / langka maka perlu dialokasikan. Dalam
alokasi sumber daya tersebut suatu kelompok mungkin menerima kurang dari
kelompok yang lain. Hal ini dapat menjadi sumber konflik.
2.
Perbedaan
dalam tujuan
Dalam suatu
organisasi biasanya terdiri dari atas berbagai macam bagian yang bisa mempunyai
tujuan yang berbeda-beda. Perbedaan tujuan dari berbagai bagian ini kalau
kurang adanya koordinasi dapat menimbulkan adanya konflik. Sebagai contoh :
bagian penjualan mungkin ingin meningkatkan valume penjualan dengan memberikan
persyaratan-persyaratan pembelian yang lunak, seperti kredit dengan bunga rendah,
jangka waktu yang lebih lama, seleksi calon pembeli yang tidak terlalu ketat
dan sebagainya. Upaya yang dilakukan oleh bagian penjualan semacam ini mungkin
akan mengakibatkan peningkatan jumlah piutang dalam tingkat yang cukup tinggi.
Apabila hal ini dipandang dari sudut keuangan, mungkin tidak dikehendaki karena
akan memerlukan tambahan dana yang cukup besar.
3.
Saling
ketergantungan dalam menjalankan pekerjaan
Organisasi
merupakan gabungan dari berbagai bagian yang saling berinteraksi. Akibatnya
kegiatan satu pihak mungkin dapat merugikan pihak lain. Dan ini merupakan
sumber konflik pula. Sebagai contoh : bagian akademik telah membuat jadwal
ujian beserta pengawanya, setapi bagian tata usaha terlambat menyampaikan surat
pemberitahuan kepada para pengawas dan penguji sehingga mengakibatkan
terganggunya pelaksanaan ujian.
4.
Perbedaan
dalam nilai atau persepsi
Perbedaan dalam
tujuan biasanya dibarengi dengan perbedaan dalam sikap, nilai dan persepsi yang
bisa mengarah ke timbulnya konflik. Sebagai contoh : seorang pimpinan muda
mungkin merasa tidak senang sewaktu diberi tugas-tugas rutin karena dianggap
kurang menantang kreativitasnya untuk berkembang, sementara pimpinan yang lebih
senior merasa bahwa tugas-tugas rutin tersebut merupakan bagian dari pelatihan.
5.
Sebab-sebab
lain
Selain
sebab-sebab di atas, sebab-sebab lain yang mungkin dapat menimbulkan konflik
dalam organisasi misalnya gaya seseorang dalam bekerja, ketidak jelasan
organisasi dan masalah-masalah komunikasi.
C.
Bentuk
Konflik
Konflik yang
terjadi dalam suatu organisasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
1. Dari
segi pihak yang terlibat dalam konflik. Dari segi ini konflik dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu :
a.
Konflik individu dengan individu
Konflik semacam
ini dapat terjadi antara individu pimpinan dengan individu pimpinan dari
berbagai tingkatan. Individu pimpinan dengan individu karyawan maupun antara
inbdividu karyawan dengan individu karyawan lainnya.
b.
Konflik individu dengan kelompok
Konflik semacam
ini dapat terjadi antara individu pimpinan dengan kelompok ataupun antara
individu karyawan dengan kempok pimpinan.
c.
Konflik kelompok dengan kelompok
Ini bisa terjadi
antara kelompok pimpinan dengan kelompok karyawan, kelompok pimpinan dengan
kelompok pimpinan yang lain dalam berbagai tingkatan maupun antara kelompok
karyawan dengan kelompok karyawan yang lain.
D.
Strategi
Penanggulangan Konflik
Menurut Wijono
(1993) Strategi Mengatasi Konflik Organisasi (Organizational Conflict) ada
beberapa strategi yang bisa dipakai untuk mengantisipasi terjadinya konflik
organisasi diantaranya adalah:
1)
Pendekatan Birokratis (Bureaucratic Approach)
Konflik muncul
karena adanya hubungan birokratis yang terjadi secara vertikal dan untuk
menghadapi konflik vertikal model ini, manajer cenderung menggunakan struktur
hirarki (hierarchical structure) dalam hubungannya secara otokritas. Konflik
terjadi karena pimpinan berupaya mengontrol segala aktivitas dan tindakan yang
dilakukan oleh bawahannya. Strategi untuk pemecahan masalah konflik seperti ini
biasanya dipergunakan sebagai pengganti dari peraturan-peraturan birokratis
untuk mengontrol pribadi bawahannya. Pendekatan birokratis (Bureaucratic
Approach) dalam organisasi bertujuan mengantisipasi konflik vertikal (hirarkie)
didekati dengan cara menggunakan hirarki
struktural (structural
hierarchical).
2)
Pendekatan Intervensi Otoritatif Dalam Konflik Lateral (Authoritative
Intervention in Lateral Conflict)
Bila terjadi
konflik lateral, biasanya akan diselesaikan sendiri oleh pihak-pihak yang
terlibat konflik. Kemudian jika konflik tersebut ternyata tidak dapat
diselesaikan secara konstruktif, biasanya manajer langsung melakukan intervensi
secara otoratif kedua belah pihak.
3)
Pendekatan Sistem (System Approach)
Model pendekatan
perundingan menekankan pada masalah-masalah kompetisi dan model pendekatan
birokrasi menekankan pada kesulitan-kesulitan dalam kontrol, maka pendekatan
sistem (system Approach) adalah mengkoordinasikan masalah-masalah konflik yang
muncul.
Pendekatan ini menekankan pada
hubungan lateral dan horizontal antara fungsi-fungsi pemasaran dengan produksi
dalam suatu organisasi.
4)
Reorganisasi Struktural (Structural Reorganization)
Cara pendekatan
dapat melalui mengubah sistem untuk melihat kemungkinan terjadinya reorganisasi
struktural guna meluruskan perbedaan kepentingan dan tujuan yang hendak dicapai
kedua belah pihak, seperti membentuk wadah baru dalam organisasi non formal
untuk mengatasi konflik yang berlarut-larut sebagai akibat adanya saling
ketergantungan tugas (task interdependence) dalam mencapai kepentingan dan
tujuan yang berbeda sehingga fungsi organisasi menjadi kabur.
E.
Proses
Pemecahan Persoalan
Menurut Stevenin
(2000), terdapat lima langkah meraih kedamaian dalam konflik. Apa pun sumber
masalahnya, lima langkah berikut ini bersifat mendasar dalam proses pemecahan
masalah:
1.
Pengenalan
Kesenjangan
antara keadaan yang ada diidentifikasi dan bagaimana keadaan yang seharusnya.
Satu-satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan dalam mendeteksi (tidak mempedulikan
masalah atau menganggap ada masalah padahal sebenarnya tidak ada).
2.
Diagnosis
Inilah langkah
yang terpenting. Metode yang benar dan telah diuji mengenai siapa, apa,
mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil dengan sempurna. Pusatkan perhatian pada
masalah utama dan bukan pada hal-hal sepele.
3.
Menyepakati suatu solusi
Kumpulkanlah
masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari orang-orang yang terlibat
di dalamnya. Saringlah penyelesaian yang tidak dapat diterapkan atau tidak
praktis. Jangan sekali-kali menyelesaikan dengan cara yang tidak terlalu baik.
Carilah yang terbaik.
4.
Pelaksanaan
Ingatlah bahwa
akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Hati-hati, jangan biarkan pertimbangan
ini terlalu mempengaruhi pilihan dan arah kelompok.
5.
Evaluasi
Penyelesaian itu sendiri dapat melahirkan
serangkaian masalah baru. Jika penyelesaiannya tampak tidak berhasil,
kembalilah ke langkah-langkah sebelumnya dan cobalah lagi.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari pembahasan
yang telah disampaikan, maka dapat disimpulkan bahwa kehadiran konflik dalam
suatu organisasi tidak dapat dihindarkan tetapi hanya dapat diminimalisir.
Konflik dalam organisasi dapat terjadi antara individu dengan individu, baik
individu pimpinan maupun individu karyawan, konflik individu dengan kelompok
maupun konflik antara kelompok tertentu dengan kelompok yang lain. Tidak semua
konflik merugikan organisasi. Konflik yang ditata dan dikendalikan dengan baik
dapat berujung pada keuntungan organisasi sebagai suatu kesatuan, sebaliknya
apabila konflik tidak ditangani dapat merugikan kepentingan organisasi. Yang
terpenting adalah mengembangkan pengetahuan yang cukup dan sikap yang positif
terhadap konflik, karena peran konflik yang tidak selalu negatif terhadap
organisasi.
Dengan pengendalian
yang cukup tenang, pimpinan dapat cepat mengenal, mengidentifikasi dan mengukur
besarnya konflik serta akibatnya dengan sikap positif dan kemampuan
kepemimpinannya, seorang pimpinan akan dapat mengendalikan konflik yang akan
selalu ada, dan bila mungkin menggunakannya untuk keterbukaan organisasi dan
anggota organisasi yang dipimpinnya. Tentu manfaatnya pun dapat dirasakan oleh
dirinya sendiri. Penyeselaian dari konflik adalah dengan cara menimbulkan sikap
dalam diri masing-masing, yaitu rasa saling menghormati, menghargai dan rasa
toleransi yang bisa menghindarkan kita
dari permasalahan yang menyebabkan terjadinya suatu konflik.
B.
Saran
1. Menanggapi
konflik dengan kepala dingin, jangan emosi agar konflik dapat di selesaikan
dengan baik.
2. Meminimalisir
ego pada sifat alami diri sendiri saat sedang ada dalam kelompok.
3. Mengutamakan
kepentingan bersama, jika mempunyai pendapat sosialisasikan bersama anggota
kelompok yang lain.
4. Motivasi
rekan atau bawahan dengan apresiasi secara benar karena dukungan sangat penting
dalam menyelesaikan masalah.
5. Menghargai
setiap pendapat yang disampaikan atau yang diutarakan.
6. Selalu
berfikir positif setiap ada masukan pendapat.
7. Menyelesaikan
setiap masalah yang timbul sampai tuntas.
8. Menghindari
konflik dengan berkomunikasi baik sesama anggota.
9. Memanfaatkan
setiap ide atau pendapat yang masuk.
10. Keterbukaan
pada setiap anggota kelompok harus ada agar dapat menyelesaikan konflik dengan
baik dan tidak berlarut-larut.
DAFTAR PUSTAKA
Badeni. 2013. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.
Bandung: Alfabeta
Ibrahim Indrawijaya, Adam. 2010. Teori,
Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: PT. Refika Aditama
Fahmi, Irham. 2013. Perilaku Organisasi.
Bandung: CV. Alfabeta
Robbins, Stephen P. 2006. Organization Behevior.
New Jersey: Prentice-Hall
Thoha, Miftah. 2011. Perilaku organisasi.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Wahyudi. 2011. Manajemen Konflik dalam Organisasi.
Bandung: CV. Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar