KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI
Disampaikan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat
Menempuh Mata Kuliah kepemimpinan dan
perilaku organisasi
Program Studi Magister Administrasi
Pendidikan
PPs FKIP Universitas Bengkulu Semester 3
Tahun Akademik 2013/1014
Dosen Pengampu
Dr. Aliman, M.Pd
Oleh
JON SASTRO
A2K012115
PROGRAM
STUDI
MAGISTER
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM
PASCA SARJANA FKIP
UNIVERSITAS
BENGKULU
2014
1.
Fungsi kepemimpinan dan kaitannya dengan
efektifitas organisasi pendidikan.
Kepemimpinan
dalam organisasi pendidikan menaruh perhatian pada aspek institusi sebagai mana
organisasi dan masyarakat, dengan menaruh perhatian pada proses internal dan
hubungan eksternal. Kepala sekolah yang efektif akan mendorong terciptanya
institusi pendidikan untuk berfungsi sebagai masyarakat pembelajar professional
untuk mendukung dan menopang kinerja seluruh karyawan, termasuk di dalamnya
guru dan juga siswa.
Dalam
mengembangkan efektivitas organisasi, seorang kepala sekolah dapat berfungsi
sebagai (Leithwood & Riehl, 2003): Pertama, strengthening school culture; kepala sekolah sebagai pemimpin
efektif berfungsi untuk mengembangkan budaya sekolah (institusi pendidikan)
yang mewujudkan norma, nilai, kepercayaan, dan sikap bersama yang menggambarkan
kepedulian bersama dan kepercayaan diantara pada anggota. Sebagai suatu
organisasi, sekolah menunjukkan kekhasan sesuai dengan core bisnis yang
dijalankan, yaitu pembelajaran. Budaya sekolah semestinya menunjukkan kapabilitas
yang sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan.
Kedua,
modifying organizational structure;
pemimpin dalam institusi pendidikan melakukan pengawasan dan penyesuaian
mengenai struktur organisasi dalam institusinya, termasuk bagaimana tugas
dilaksanakan, penggunaan waktu untuk menyelesaikannya, pengalokasian
perlengkapan, penawaran dan sumber-sumber lainnya, dan segala prosedur
operasional rutin yang ada di dalam institusi. Pemimpin efektif dalam institusi
pendidikan membuat perubahan struktural langsung yang dapat menghasilkan
kondisi positif bagi proses belajar dan membelajarkan.
Ketiga,
building collaborative processes;
kepala sekolah sebagai pemimpin dalam institusi pendidikan akan berusaha
meningkatkan kinerja dari institusi yang dipimpinnya dengan menyediakan
kesempatan kepada seluruh staf untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan
berkaitan dengan isu yang mempengaruhi mereka dimana kapasitas mereka sangat
penting. Dengan cara ini, pemimpin membantu membentuk institusi pendidikan
dengan cara menyempurnakan tujuan yang dirumuskan secara bersama.
Keempat,
managing the environment; kepala
sekolah efektif akan bekerja dengan perwakilan orang-orang yang berasal dari
lingkungan disekitarnya, termasuk orang tua, anggota masyarakat, pemerintah,
industri dan lainnya. Kemampuan untuk berkolaborasi dengan masyarakat sekitar
atau stakeholder pada umumnya merupakan kekuatan tersendiri dari sekolah untuk
menghimpun kekuatan dalam rangka peningkatan kekuatan kelembagaan
Sedangkan
menurut James M. Kouzes (1995) dan David W. Johnson (1997) dalam buku Badeni
(2013) mengemukakan beberapa fungsi kepemimpinan dalam memaksimumkan
efektivitas organisasi adalah:
1.
Menantang
Proses dan Status quo
Dalam organisasi atau kelompok ,pada
satu pihak ,sering kali terdapat kelompok status quo yaitu adanya sekelompok
orang tetap berkeinginan untuk emmpertahankanpola-pola lama ,di pihak lain,
tuntutan untuk perubahan dibutuhkan dalam berbagai aspek, misalnya pola
kerja,sikap, dan keahlian. Oleh karna itu pemimpinan harus berjuang untuk
mempengaruhi perubahan dengan cara yang benar.
2.
menyamakan
Visi Bersama
Kesamaan
Visi ,misi dan tujuan sangat diperlukan dalam mengarahkan perilaku semua
anggota .dalam kaitan ini menjadi tugas pemimpin harus berjuang untuk membangun
visi dan misi yang dipahami semua anggota, sehingga mereka menjadi commit
terhadap visi tersebut. Agar terjadinya komitmen anggota, pemimpin harus:
a)
mempunyai
visi organisasi yang rasional (didasarkan oleh teori,hasil penelitian dan
proses pencapaian yang tepat.)dan relevan dengan harapan masa depan.
b)
Mengomunikasikan
visi secara komit dan antusias yang tinggi.
c)
Mengupayakan
visi itu diterima semua anggota.
3.
Memberdayakan
anggota melalui tim Kerja yang Kooperatif
hal
yang dapat dilakukan dengan cara menstrukturkan organisasi secara hati-hati
sehingga tercipta positive interdependence, face to face promotive interaction,
individual accountabi;ity, social skill, dan group processing.
4.
Memberikan
Contoh
Sebagaimana
konsepkepemimpinan kihajardewantoro”ingngarsosung tulodo” dimana menjadi
pemimpn harus bisa dicontoh perilakunya dan bagaimana cara untuk mencapai
tujuan.
5.
Membangkitkan
Jiwa untuk Terus memperbaiki Keahlian Konseptual,teknis, dan Keahlian
Interpersonal
2. Fungsi
Kepemimpinan
Fungsi
kepemimpinan menurut Rivai (2012), bahwa kepemimpinan berhubungan langsung
dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing yang
mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi
itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam
interaksi antar individu di dalam situasi sosial suatu kelompok/organisasi.
Rivai
menegaskan bahwa fungsi kepemimpinan sendiri dikelompokkan dalam dua dimensi
berikut :
1.
Dimensi yang berkenaan
dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction)
dalam tindakan atau aktivitas pemimpin.
2.
Dimensi yang berkenaan
dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin
dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/organisasi.
Menurut
Hamdani Nawawi menyebutkan ada lima fungsi kepemimpinan. Kelima fungsi
kepemimpinan itu adalah:
1)
Fungsi instruktif
Fungsi ini
berlangsung dan bersifat komunikasi satu arah, pemimpin sebagai pengambil
keputusan berfungsi memerintahkan pelaksanaannya pada orang-orang yang
dipimpin. Pemimpin sebaga komunikator merupakan pihak yang menentukan apa (isi
perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai,
melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah)
agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Fungsi orang yang dipimpin
hanyalah melaksanakan perintah. Inisiatif tentang segala sesuatu yang ada
kaitannya dengan perintah itu, sepenuhnya merupakan fungsi pemimpin.
2)
Fungsi konsultatif
Fungsi ini
berlangsung dan bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha
menetapkan keputusan, fungsi pemimpin sebagai konsultan untuk mendengarkan
pendapat, saran serta pertanyaan dari
bawahannya, mengenai keputusan yang akan diambil oleh pemimpin.
3)
Fungsi partisipasi
Dalam fungsi ini
pemimpin menjalankan serta mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik
dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap
anggota kelompoknya memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam
melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan
posisi atau jabatan masing-masing. Pemimpin juga tidak hanya ikut dalam proses
pembuatan keputusan dalam fungsi ini pemimpin ikut serta dalam proses pelaksanaannya.
Fungsi partisipasi
ini bukan berarti pemimpin memberikan kebebasan semaunya, tetapi dilakukan
secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau
mengambil tugas pokok orang lain.
4)
Fungsi delegasi
Fungsi ini pemimpin
sebagai pemegang wewenang tertinggi harus bersedia dan dapat mempercayai
oran-orang lain, sesuai dengan posisi atau jabatannya, apabila diberi atau
mendapat pelimpahan wewenang.
5)
Fungsi pengendalian
Fungsi pengendalian
bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses dan efektif mampu mengatur aktivitas
anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Sehubungan dengan itu
bahwa fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi dan
pengawasan.
Dengan bimbingan dan
pengarahan, koordiansi dan pengawasan, pemimpin berusaha mencegah terjadinya
kekeliruan atau kesalahan setiap unit atau perseorangan dalam melaksanakan
volume dan beban kerjanya atau perintah dari pimpinannya. Pengendalian
dilakukan dengan cara mencegah anggota berfikir dan berbuat sesuatu yang
cenderung merugikan kepentingan bersama.
3. Perilaku
Organisasi
Stephen
P. Robins (2006) menjelaskan perilaku organisasi merupakan bidang yang
menyelidiki pengaruh yang di timbulkan oleh individu dan kelompok, Dan struktur
terhadap tingkah laku manusia secara individu maupun secara kelompok di dalam
organisasi dengan tujuan Menerapkan pengetahuan yang dapat untuk meningkatkan
efektivitas organisasi.
Sedangkan
menurut Miftah Toha (2011) Perilaku organisasi adalah suatu studi yang
menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu
kelompok tertentu. Serentetan Defenisi tentang perilaku organisasi selalu titik
awal dimulai dari perilaku manusia dan atau lebih banyak menekankan pada
aspek-aspek psikologi dari tingkah laku individu maupun tingkah laku kelompok
Hal-hal
lain yang kiranya bisa dipertimbangkan, seperti yang dijelaskan oleh duncan,
antara lain : 1. Studi perilaku organisasi termasuk di dalamnya bagian-bagian
yang relevan dari semua ilmu tingkah laku yang berusaha menjelaskan
tindakan-tindakan manusia di dalam organisasi. 2. Perilaku organisasi
sebagaimana suatu disiplin mengenal bahwa individu dipengaruhi oleh bagaimana
pekerjaan diatur dan siapa yang bertanggung jawab untuk pelaksanaannya. 3.
Walaupun dikenal adanya keunikan pada individu, namun perilaku organisasi masih
memusatkan pada kebutuhan manajer untuk menjamin bahwa keseluruhan tugas
pekerjaan bisa dijalankan.
Sehingga
dari pembahasan tentang perilaku organisasi diatas pada dasarnya mencakup tiga
bidang yaitu, tingkah laku individu, tingkah laku kelompok serta tingkah laku
organisasi yang merupakan gabungan antara tingkah laku individu dan tingkah
laku kelompok.
Sumber
Badeni. 2013. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.
Bandung: Alfabeta
http://www.e-jurnal.com/2013/09/fungsi-fungsi-kepemimpinan.html
(di akses tanggal 16 April 2014)
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132310875/Kepemimpinan-di-Sekolah.Jurnal-Administrasi-Pendidikan.pdf
(di akses tanggal 16 April 2014)
Rivai,
Veithzal dan Mulyadi, Deddy. 2012. Kepemimpinan dan prilaku Organisasi.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Robbins, Stephen P. 2006. Organization Behevior.
New Jersey: Prentice-Hall
Thoha,
Miftah. 2011. Perilaku organisasi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar