STRATEGI
PEMBELAJARAN INOVATIF BERBASIS ICT
MAKALAH
Disampaikan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat
Menempuh Mata Kuliah Inovasi Pendidikan
Program Studi Magister/Manajemen
Pendidikan
PPs FKIP Universitas Bengkulu Semester 1
Tahun Akademik 2012/1013
Dosen Dr. Puspa Djuwita, M.Pd
Oleh
Jon
Sastro
PROGRAM STUDI
MAGISTER ADMINISTRASI/MANAJEMEN
PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA FKIP
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
KATA
PENGANTAR
Bismillahirramanirrahim
Assalamualaikum wr.wb
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Strategi
Pembelajaran Inovatif Berbasis ICT”
Makalah ini berisikan
informasi tentang inovasi pendidikan atau lebih rincinya tentang Strategi
Pembelajaran Inovatif Berbasis ICT. Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Strategi
Pembelajaran Inovatif Berbasis ICT.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Dalam
penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada dosen mata kuliah Dr. Puspa Djuwita, M.Pd serta rekan-rekan
seperjuangan di semester 1 Program Studi
Magister/Manajemen Pendidikan Tahun Akademik 2012/1013.
Akhir
kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin Ya robbal’Alamin.
Wassalamualaikum wr.mb
Bengkulu, April 2013
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ..................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C.
Tujuan .................................................................................................. 2
D.
Manfaat ................................................................................................ 3
BAB II. PEMBAHASAN
A.
Implikasi perkembangan
teknologi informasi dan internet .................. 4
B.
Teknologi informasi dan
pendidikan ................................................... 5
C.
Dasar pemikiran strategi
penerapan E-Learning................................... 6
a.
Tinjauan kondisi pembelajaran........................................................ 6
b.
Kondisi pembelajaran yang
berkualitas........................................... 7
c.
Tinjauan tentang E-Learning........................................................... 9
d.
Penggunaan ICT dan E-Learning................................................. 11
e.
Pengelolaan program E-Learning.................................................. 12
f.
Upaya memanfaatkan E-LLearning.............................................. 14
D.
Kendala dan solusi.............................................................................. 17
BAB III. PENUTUP
A.
Kesimpulan ........................................................................................ 19
B.
Saran................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 21
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kemajuan suatu bangsa salah satu indikatornya,
dapat dilihat dari perkembangan dunia pendidikan pada bangsa tersebut. Kemajuan
pendidikan juga menggambarkan tingkat tingginya kebudayaan suatu bangsa.
Kemajuan sektor pendidikan akan berpengaruh cukup signifikan terhadap kemajuan
suatu bangsa, khususnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian pula
sebaliknya kemajuan suatu bangsa berpengaruh yang cukup signifikan pula terhadap
sektor pendidikannya.
Sekarang
bagaimana halnya dengan perkembangan kemajuan pendidikan di negara kita. Kalau
kita amati secara kasustik perkembangan pendidikan di negara kita sebenarnya
cukup menggembirakan, seperti telah diraihnya prestasi juara I Olympiade Fisika
Internasional beberapa kali oleh putera- puteri Indonesia. Hanya saja prestasi
ataupun tingkat kemajuan pendidikan di negara kita justru menggambarkan hal
yang sebaliknya. Ini terungkap dari hasil penelitian yang oleh lembaga-lembaga
internasional yang berkompeten mengadakan penelitiandi bidang pendidikan.
Bahkan kita berada jauh di bawah Malaysia, dan Singapura, dan yang sangat
mengagetkan kita justru berada di bawah Vietnam.
Terlepas dari
kriteria-kriteria yang dijadikan acuan dari penelitian tersebut, yang jelas dari
hasil penelitian itu, sudah menggambarkan kondisi pendidikan di negara kita
saat ini. Hal ini tentunya akan menjadi pemicu bagi khususnya seorang guru yang
berkecimpung dalam dunia pendidikan untuk lebih meningkatkan kinerja dan
inovasi-inovasi dalam dunia pendidikan.
Salah satu
inovasi yang perlu dilakukan adalah model dari pelaksanaan pembelajaran. Hal
ini perlu dilakukan sebab dalam kegiatan pembelajaran inilah transfer berbagai
kompetensi berlangsung. Sesuai dengan kondisi saat ini di mana perkembangan
teknologi sangat pesat,khususnya di bidang teknologi informasi. Jadi sudah
merupakan keharusan untuk memanfaatkan teknologi informasi tersebut ke dalam
dunia pendidikan. Eksistensi pembelajaran yang ada di sekolah saat ini
khususnya di daerah pedesaan pada umumnya masih teacher sentries (berpusat pada
guru) dan belum memanfaatkan media pembelajaran secaraoptimal,serta
memanfaatkan media teknologi informasi, khususnya internet.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
hasil-hasil dari penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis ICT?
2. Seperti
apa hasil-hasil dari penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis ICT?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
Bagaimana hasil-hasil dari penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis
ICT
2. Mengetahui
Bagaimana hasil-hasil dari penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis
ICT
D.
Manfaat
Supaya
mengetahui tentang Strategi-strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis ICT, dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, serta bisa dijadikan sebagai
referensi tentang Strategi-strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis ICT atau
inovasi pendidikan berbasis TIK.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Implikasi
Perkembangan Teknologi Informasi dan Internet
Pada abad ke 21, komputer menjadi
suatu media yang sangat konvensional di dunia, terlebih dengan teknologi lain yang telah ditanamkan di dalamnya yaitu jaringan
internet. Jaringan internet adalah jaringan komputer yang mampu menghubungkan
komputer di seluruh dunia sehingga informasi, berbagai jenis dan dalam berbagai
bentuk dapat dikomunikasikan antar belahan dunia secara instan dan global. Teknologi
informasi telah membuka mata dunia akan sebuah dunia baru, interaksi baru, market
place baru, dan sebuah jaringan bisnis dunia yang tanpa batas. Disadari betul
bahwa perkembangan teknologi yang disebut internet, telah mengubah pola
interaksi masyarakat, yaitu; interaksi bisnis, ekonomi, sosial, dan budaya.
Internet telah memberikan kontribusi yang demikian besar bagi masyarakat,
perusahaan / industri maupun pemerintah. Hadirnya internet telah menunjang
efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan, terutama peranannya sebagai
sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi
yang dibutuhkan oleh sebuah badan usaha dan bentuk badan usaha atau lembaga
lainya.
Bahkan krisis ekonomi
ini tidak dapat menghalangi pengaruh dari globalisasi teknologi dunia ini.
Sebab dengan penerapan teknologi informasi maka semakin besar peluang
masyarakat untuk mengakses komputer dan jaringan internet beserta kandungan
informasi yang ada di dalamnya. Walaupun belum mampu melayani seluruh rakyat
Indonesia, tetapi prosentasi masyarakat yang akan terlayani akan jauh lebih
besar dari keadaan sekarang ini sebab di prediksikan oleh para ahli bahwa
teknologi informasi akan memiliki potensi yang besar di Indonesia
B. Teknologi Informasi
dan Pendidikan
Pengalaman empiris
bangsa kita telah membuktikan ketidakjelasan arah kebijakan pendidikan.
Pendidikan di Indonesia membawa kepada terjadinya involusi pendidikan.
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah kerapkali bersifat “Jalan pintas”,
semisalkan yang masih “hangat” adalah penetapan angka batas minimal kelulusan
Ujian Nasional (UN) dengan nilai sebesar 4,25. Kebijakan yang tidak bijak ini
adalah refleksi sikap pragmatis pemerintah yang tidak mau direpotkan oleh
faktor-faktor non-struktural dan menganakemaskan hasil daripada proses. Para
siswa justru akan mencari rumus-rumus “jalan pintas” untuk menjawab dengan soal
dengan paradigma “yang penting benar”, bukannya menjawab soal dengan uraian
yang sistematik dan rasional. Hakikat filosofis pendidikan sebagai “pencerah”
yang telah terlupakan menjadi semakin terkubur.
Apabila kita amati
dengan seksama, apa sebenarnya yang menjadi inti permasalahan pada dunia
pendidikan, mungkin jauh lebih sulit dari menggantang asap. Berbagai hal dapat
saja dipersalahkan sebagai pokok masalah yang menghambat kemajuan dunia
pendidikan di Indonesia. Namun demikian, yang jelas-jelas dapat kita temukan
sebagai suatu kecacatan ialah proses “belajar-mengajar konvensional” yang
mengandalkan tatap muka antara guru dan murid, dosen dengan mahasiswa, pelatih
dengan peserta latihan, bagaimanapun merupakan sasaran empuk yang paling mudah
menjadi sasaran bagi suara-suara kritis yang menghendaki peningkatan kualitas
pada dunia pendidikan.
Inefektifitas adalah kata yang cocok
untuk menggambarkan pola sistem pendidikan kita sekarang, sebab seiring dengan
perkembangan zaman, pertukaran informasi menjadi semakin cepat dan instan,
namun institusi yang masih menggunakan sistem tradisional ini mengajar (di
jenjang sekolah tinggi kita anggap memberikan informasi) dengan sangat lambat
dan tidak seiring dengan perkembangan teknologi dan mobilitas informasi itu
sendiri.
Sistem konvensional
ini seharusnya sudah ditinggalkan sejak ditemukannya media komunikasi
multimedia (internet). Karena sifat internet yang dapat dihubungi setiap saat,
artinya siswa dapat memanfaatkan program-program pendidikan yang disediakan di
jaringan internet kapan saja sesuai dengan waktu luang mereka sehingga kendala
ruang dan waktu yang mereka hadapi untuk mencari informasi sebagai sumber
belajar dapat teratasi. Dengan perkembangan pesat di bidang teknologi telekomunikasi,
multimedia, dan informasi; mendengarkan ceramah, mencatat di atas kertas sudah
tentu ketinggalan jaman.
C.
Dasar Pemikiran Strategi Penerapan E-Learning dalam Pembelajaran
a. Tinjauan Kondisi
Pembelajaran Saat Ini
E. Mulyasa, 2005
menyatakan bahwa guru, kreatif, profesional, dan menyenangkan harus memiliki
berbagai konsep dan cara untuk mendongkrak kualitas pembelajaran.Langkah untuk
mendongkrak kualitas pembelajaran antara lain dengan mengembangkan kecerdasan
emosi, mengembangkan kreatifitas dalam pembelajaran, mendisiplinkan peserta didik
dengan kasih sayang, membangkitkan nafsu belajar, memecahkan
masalah,mendayagunakan sumber belajar, dan melibatkan masyarakat dalam
pembelajaran.
Sumber belajar
untuk kegiatan pembelajaran harus lebih variatif, hal ini untuk meningkatkan
kualitas dari mutu pembelajaran itu sendiri. Salah satu sumber belajar yang sangat
sedikit disentuh adalah sumber belajar yang memanfaatkan media elektronika atau
komputer. Hal ini tidak terlepas dari minimnya penguasaan guru-guru di sekolah
terhadap media ini, disebabkan pula karena adanya beberapa sekolah di tanah air
kita yang belum memliliki alat tersebut dengan berbagai alasan, tidak ada dana,
tidak ada tenaga yangmampu mengoperasikan dan lain-lain. Sebagai akibatnya kegiatan
pembelajaran berlangsung dengan memanfaatkan sumber belajar yang itu- itu saja,
yaitu guru dan buku.Sebagai akibat dari kondisi ini siswa akan belajar dengan
situasi yang monoton dari hari ke hari.
Pada umumnya
yang terjadi di lapangan saat ini yaitu bahwa pembelajaran terjadi dengan
dominansi dari guru. Artinya pembelajaran berlangsung dengan peranan guru
yangsangat dominan dan umumnya metode yang sering digunakan adalah metode
ceramah.Dengan kondisi seperti ini pembelajaran berlangsung secara teacher
centris.
b. Kondisi Pembelajaran
yang Berkualitas
Istilah
pembelajaran sendiri mengacu pada segala daya dan upaya yang sengaja dikondisikan
untuk terjadinya proses belajar pada diri siswa. Sedangkan istilah belajar
sendiri memiliki pengertian suatu proses fisik dan psikis pada diri siswa. Di
mana seseorang yang mengalami peristiwa belajar akan berbeda keadaannya dengan
kondis sebelum dia mengalami belajar, seperti dia akan semakin memiliki banyak
pengetahuan (kognitif), memiliki sikap yang semakin dewasa (afektif), dan
memiliki beberapaketerampilan gerak, yang juga semakin bertambah (psikomotor).
Oemar Hamalik,
2001 menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahantingkah laku
individu melalui interaksi dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadiserangkaian
pengalaman belajar. Sedangkan William Burton mengemukakan bahwa a good learning
situation consist of a rich and varied series of learning experiences unified
around a vigorous purpose and carried on in interaction with a rich, varied and
provocative environment.
Sudjana, 1991 menyatakan bahwa kondisi
pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh faktor-faktor: Tujuan pengajaran
yang jelas, bahan pengajaran yang memadai, metodelogi pengajaran yang tepat,
dan cara penilaian yang baik. Bahan pengajaran adalah seperangkat materi
keilmuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu
pengetahuan yang bersumber dari kurikulum. Saat ini hal-haltersebut akan
merupakan suatu kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa. Di dalam metodelogi
pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yaitu metode mengajar danmedia
pengajaran, sebagai alat bantu mengajar, di mana media pengajaran ini merupakan
salah satu lingkungan belajar yang dikondisikan oleh guru.
Salah satu ciri
dari pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas adalahdimanfaatkannya media
pembelajaran dalam proses pembelajaran. Di zaman yangserbacanggih seperti
kondisi saat ini di mana teknologi berkembang sedemikian pesatnya,komputer
sudah bukan merupakan barang yang langka dan mewah. Dengan adanya mediakomputer
sebagai pengolah informasi sudah selayaknyalah apabila di tiap-tiap
sekolahdasar minimal memiliki satu unit komputer. Baik komputer sebagai sarana
pengolah administrsi sekolah dan akan lebih baik lagi apabila komputer dapat
berfungsi sebagaimedia pembelajaran bagi siswa.
c. Tinjauan tentang E-
Learning
Istilah e-learning
tergolong hal baru dan hal aktual dalam khasanah perkembanganilmu pengetahuan.
Istilah ini muncul seiring dengan perkembangan kemajuan duniaelektronika yang
berkembang saat ini. Artinya mencari literatur yang membahas tentang e-learning
ini untuk saat ini tergolong sulit.
Istilah e-learning muncul seiring dengan
dimanfaatkannya alat-alat elektronika dalam kehidupan manusia, terutama
teknologi yang berbasiskan komputer sebagai alat pengolah data dan informasi.
Dan terlebih lagi dengan dimanfaatkan atau munculnya internet dalam kehidupan
manusia. Istilah e-learning Muncul seiring
dengan munculnya istilah e-e yang lain, seperti: E-Goverment ( strategi pembangunan dan pengembangan sistem
pelayanan publik berbasis teknologi digital),
E-Tendering, dan lain-lain.
Istilah
E-Learning sebenarnya merupakan frase yang tersusun dari dua kata yaitu kata Electronic disingkat E, dan kata Learning yang dalam bahasa Indonesia berarti pembelajaran. Dengan
demikian, e-learning memiliki pengertian ‘Pembelajaran dengan memakai atau
memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi’.
Perkembangan
teknologi komunikasi saat ini semakin canggih. Kalau pada awalnya jaringan
sarana komunikasi masih memanfaatkan kabel, maka saat ini jaringan
komunikasisudah memanfaatkan gelombang elektromagnetik atau gelombang radio
yang tanpa kabel.Saat ini kebanyakan orang sudah memanfaatkan informasi dengan
memanfaatkan jaringandata pada komputer dengan cara mengadakan koneksi ke
komputer lain, hal ini dikenaldengan istilah internet. Dengan adanya jaringan
internet ini seseorang dapat mengakses data apa saja dengan melakukan browsing ke berbagai penyelia data (server) di berbagai
belahan bumi ini. Artinya dengan adanya internet ini masalah ruang tidak
menjadi halangan. Sebagai misal kita dapat mengakses data dari berbagai tempat
di Amerika dengan memanfaatkan layanan Yahoo, hanya dalam hitungan detik
berbagai data berhasil kita akses.
Data-data tersebut
sebenarnya dapat kita manfaatkan sebagai materi pembelajaran (learning) di
sekolah dasar. Tentunya dalam hal ini diperlukan suatu keterampilan khusus,yang
pertama keterampilan memanfaatkan atau mengoperasikan komputer dan yangterutama
penguasaan dalam menggunakan fasilitas internet. Di sini dibutuhkan guru yang terampil,
yang pertama terampil mengoperasikan komputer, dan yang selanjutnya harus terampil
pula memanfaatkan internet. Jika hal ini terpenuhi maka teknologi komunikasi
dan informasi yang ada pada internet dapat digunakan dalam pembelajaran.
d. Penggunaan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) dan e-Learning di
Dunia Pendidikan Pada Saat Ini
Arti teknologi
informasi bagi dunia pendidikan seharusnya berarti tersedianya saluran atau
sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program pendidikan. Namun mengenai
pemanfaatan teknologi informasi di Indonesia baru memasuki tahap pembelajaran
dan kecenderungan yang telah dikembangkan dalam pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK atau ICT) dalam pembelajaran adalah program e-learning.
Beragam istilah dan
batasan telah dikemukakan oleh para ahli teknologi informasi dan pakar
pendidikan. Secara sederhana e-learning dapat difahami sebagai
suatu proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi berupa komputer
yang dilengkapi dengan sarana telekomunikasi (internet, intranet, ekstranet)
dan multimedia (grafis, audio, video) sebagai media utama dalam penyampaian
materi dan interaksi antara pengajar (guru/dosen) dan pembelajar (siswa/mahasiswa).
Model pembelajaran
berbasis ICT dengan menggunakan e-learning berakibat pada perubahan budaya
belajar dalam kontek pembelajarannya. Setidaknya ada empat komponen penting
dalam membangun budaya belajar dengan menggunakan model e-learning di sekolah.
Pertama, siswa dituntut secara mandiri dalam belajar dengan berbagai pendekatan
yang sesuai agar siswa mampu mengarahkan, memotivasi, mengatur dirinya sendiri
dalam pembelajaran. Kedua, guru mampu mengembangkan pengetahuan dan
ketrampilan, memfasilitasi dalam pembelajaran, memahami belajar dan hal-hal
yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Ketiga tersedianya infrastruktur yang
memadai dan yang ke empat administrator yang kreatif serta penyiapan
infrastrukur dalam memfasilitasi pembelajaran.
e. Pengelolaan Program
e-learning
Menyiapkan
program e-learning tidaklah sesulit apa yang kita bayangkan,
selama kita memiliki kemauan dan komitmen yang kuat untuk menuju ke arah itu.
Tanpa komitmen dan dukungan secara teknis maka program e-learning di
sekolah tidak mungkin akan terealiasi. Terealisasinya program e-learning,
sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Bates, 2005) dalam journal of
e-learning volume 5 tahun 2005, yakni adanya perencanaan dan leadership yang
terarah dengan mempertimbangkan efektifitas dalam pembiayaan, integritas sistem
teknologi serta kemampuan guru dalam mengadapsi perubahan model pembelajaran
yang baru yang sudah barang tentu didukung kemampuan mencari bahan pembelajaran
melalui internet serta mempersiapkan budaya belajar bagi siswa.
Ada empat langkah
dalam manajemen pengelolaan model pembelajaran berbasis ICT dengan
program e-learning yakni pertama menentukan strategi yang
jelas tentang target audience, pembelajarannya, lokasi audience, ketersediannya
infrastruktur, budget dan pengembalian investasi yang tidak hanya berupa uang
tunai. Kedua menentukan peralatan misalnya hoste vs installed CMS, ketiga
adalah adanya hubungan dengan perusahan yang mengembangkan penelitian berkaitan
dengan program e-learning yang dikembangkan di sekolah. Keempat menyiapkan
bahan-bahan yang akan dibutuhkan bersifat spesifik. Kesemuanya itu, hendaknya
perlu dipikirkan masak-masak dalam konteks investasi jangka panjang.
Berkembangnya
teknologi pembelajaran berbasis ICT mulai tahun 1995 an, salah satu kendalanya
adalah menyiapkan peserta didik dalam budaya belajar berbasis teknologi
informasi serta kurang trampilnya dalam menggunakan perangkat komputer sebagai
sarana belajar, serta masih terbatasnya ahli dalam teknologi multimedia
khususnya terkait dengan model-model pembelajaran. Untuk mempersiapkan budaya
belajar berbasis ICT adalah keterlibatan orang tua murid dan kultur masyarakat
akan teknologi serta dukungan dari lingkungan merupakan faktor yang tidak bisa
diabaikan. Pembentukan kominitas ICT sangat mendukung untuk membudayakan anak
didik dengan teknologi.
Selain itu ada tiga
kompetensi dasar yang harus dimiliki guru untuk menyelenggarakan model
pembelajaran e-learning. Pertama kemampuan untuk membuat desain
instruksional (instructional design) sesuai dengan kaedah-kaedah
pendagogis yang dituangkan dalam rencana pembelelajaran. Kedua, penguasaan ICT
dalam pembelajaran yakni pemanfaatan internet sebagai sumber pembelajaran dalam
rangka mendapatkan materi ajar yang up to date dan berkualitas
dan yang ketiga adalah penguasaan materi pembelajaran (subject matter)
sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.
Langkah-langkah
kongkrit yang harus dilalui oleh guru dalam pengembangan bahan pembelajaran
adalah mengidentifikasi bahan pelajaran yang akan disajikan setiap pertemuan,
menyusun kerangka materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional
dan pencapainnya sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Bahan
tersebut selanjutnya dibuat tampilan yang menarik mungkin dalam bentuk power
point dengan didukung oleh gambar, video dan bahan animasi lainnya agar siswa
lebih tertarik dengan materi yang akan dipelajari serta diberikan
latihan-latihan sesuai dengan kaedah-kaedah evaluasi pembelajaran sekaligus
sebagai bahan evaluasi kemajuan siswa. Bahan pengayaan (additional matter)
hendaknya diberikan melalui link ke situs-situs sumber belajar yang ada di
internet agar siswa mudah mendapatkannya. Setelah bahan tersebut selesai maka
secara teknis guru tinggal meng-upload ke situs e-learning yang
telah dibuat.
Beberapa hal yang
perlu dicermati dalam menyelenggarakan program e-learning (digital
classroom) adalah guru menggunakan internet dan email untuk berinteraksi
dengan siswa untuk mengukur kemajuan belajar siswa, siswa mampu mengatur waktu
belajar, dan pengaturan efektifitas pemanfaatan internet dalam ruang multi
media.
f.
Upaya Memanfaatkan E-learning untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di
Sekolah
Tidak dapat
dipungkiri bahwa eksistensi sekolah-sekolah sangat beragam. Hal ini tidak
terlepas dari faktor geografis dan topografis di negara kita yang beragam pula.
Ditambah pula adanya faktor kultural yang ada pada berbagai suku juga beragam.
Terlepas dari
hal di atas telah kita ketahui bersama bahwa keberadaan seperangkatkomputer pada
suatu sekolah sampai saat ini secara garis besar masih cukup jarang,
artinyasekolah yang memiliki fasilitas komputer dengan sekolah yang belum
memiliki fasilitaskomputer masih banyak yang belum memiliki fasilitas komputer.
Hal ini
dikarenakan beberapa faktor, yaitu :
(1)
Faktor dana, artinya sekolah tidak cukup dana untuk membeli seperangkat
komputer,
(2)
Faktor kemampuan penguasaan teknologi, maksudnya masih banyak guru di sekolah
belum mampu mengoperasikan komputer (GAPTEK = Gagap Teknologi),
(3)
Faktor lain, misalnya faktor keamanan. Sekolah yang tidak aman enggan untuk
membeli computer.
Mengacu pada
sekolah-sekolah yang telah memiliki dan memanfaatkan komputer agar dapat
dimanfaatkan dalam pembelajaran harus memenuhi syarat. Syarat sebuah komputer
agar dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi
komunikasi dan informasi adalah komputer tersebut harus dapat dikoneksikan
keinternet. Tidak semua komputer dapat dikoneksikan ke internet.
Sebagai mana
yang dijelaskan Mico Pardosi (2000), komputer akan dapatdikoneksikan ke
internet apabila memiliki persaratan berikut:
1).
Komputer tersebut harus dilengkapi dengan modem, baik modem internalmaupun
modem eksternal.
2).
Komputer dengan prosessor Pentium 100 Mhz (minimal), lebih tinggi lebih baik.3)
Memiliki jaringan telepon atau wareless .
4).
Menginstall program Internet (browse) ke dalam komputer, misalnyaInternet
Explorer.
5).
Mendaftarkan diri ke ISP (Perusahaan Penyelia Jasa Internet) yang ada,misalnya
RADNET, INDONET, MEGANET, atau TELKOMNET).
Fasilitas
internet dapat dimanfaatkan sebagai media dalam pembelajaran atau e-learning
yaitu dengan memanfaatkan menu search, yaitu:
1) Hubungkan komputer ke ISP
2) Setelah komputer terhubung ke
ISP, klik ganda Internet Explorer,
3) Klik menu search,
4) Ketik web atau data yang akan
dicari pada kotak yang tersedia misalnya kata” pembelajaran inovatif ”, maka
kita akan kita dapatkan data-data yang berhubungan dengan pembelajaran
inovatif. Demikian pula apabila kita mengetikkan kata-kata yang lain tentu kita
akan memperoleh data-data yang kita inginkan.
Di sinilah letak
essensialnya internet sebagai teknologi komonikasi dan informasi yang dapat
dimanfaatkan dalam dunia pembelajaran, atau E-learning. Dengan kecanggihan internet,
apabila dapat dimanfaatkan dengan tepat, maka akan menjadi sumber belajar yang sangat
lengkap, ibarat sebuah perpustakaan yang menyediakan berbagai referensi.
D. Kendala Dan Solusi
Manfaat teknologi
informasi di bidang pendidikan memang menggiurkan bagi kaum akademisi yang haus
akan informasi, juga bagi mereka yang hendak memobilisasi bangsa Indonesia agar
lebih maju lagi dalam bidang ini. Namun ada beberapa kendala di Indonesia yang
menyebabkan teknologi informasi, program e-learning dan
Internet belum dapat digunakan seoptimal mungkin. Kesiapan pemerintah Indonesia
masih patut dipertanyakan dalam hal ini. Salah satu kendala utamanya :
kurangnya ketersediaan sumber daya manusia untuk melakukan proses transformasi
teknologi dan menyediakan infrastruktur telekomunikasi beserta perangkat
hukumnya yang mengaturnya.Sedangkan permasalahan di tingkat sekolah pada saat
ini adalah tingkat kesiapan peserta belajar, guru, infrastruktur sekolah, pembiayaan,
efektifitas pembelajaran, sistem penyelenggaraan dan daya dukung sekolah dalam
menyelenggarakan pembelajaran berbasis ICT. Untuk itu diperlukan adanya
sosialisasi dan pelatihan mengenai ICT baik untuk siswa maupun guru, sedangkan
untuk penyediaan sarana dan infrastruktur, sekolah dapat bekerja sama dengan
masyarakat (stake holder) dan juga dukungan serta partisipasi pemerintah
sangatlah diperlukan dalam hal ini.
Selain itu masih
terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur teknologi telekomunikasi,
multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat terselenggaranya teknologi
informasi untuk pendidikan sementara penetrasi komputer (PC) di Indonesia masih
rendah. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal bahkan jaringan
telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia. Untuk itu perlu
dipikirkan akses ke Internet tanpa melalui komputer pribadi di rumah. Sementara
itu tempat akses Internet dapat diperlebar jangkauannya melalui fasilitas di
kampus, sekolah, bahkan melalui warung Internet. Hal ini tentunya diperhadapkan
kembali kepada kesiapan pihak pemerintah maupun pihak swasta; Yang pada
akhirnya pemerintahlah yang memegang kunci keberhasilan penerapannya. Sebab
pemerintah merupakan pihak yang dapat menciptakan iklim kebijakan dan regulasi
yang kondusif bagi investasi swasta di bidang pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sistem pendidikan di
Indonesia yang kita lihat sekarang adalah siswa menjadi kaset yang menghafal
materi yang diberikan guru dan menjawab soal ulangan mirip dengan materi yang
telah direkamnya sebelumnya. Mengenalkan Teknologi Informasi (ICT) kepada dunia
pendidikan kita dapat menjadi stimulan untuk memutarbalik proses pemunduran
yang terjadi. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, informasi menjadi
semakin “berlimpah ruah” dan urgensi untuk mendapatkannya juga semakin
meningkat. Namun kekayaan informasi yang segudang ini apabila tidak disertai
dengan kunci gudangnya maka percuma saja. Maka diperlukan kunci untuk membuka
gudang informasi ini, yakni teknologi informasi. Kecenderungan yang telah
dikembangkan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK atau
ICT) dalam pembelajaran adalah program e-learning.
E-learning dapat difahami
sebagai suatu proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi berupa
komputer yang dilengkapi dengan sarana telekomunikasi (internet, intranet,
ekstranet) dan multimedia (grafis, audio, video) sebagai media utama dalam
penyampaian materi dan interaksi antara pengajar (guru/dosen) dan pembelajar
(siswa/mahasiswa).
Dengan adanya
teknologi informasi sebagai media pembelajaran di sekolah maka untuk mencegah
“kebanjiran” informasi, diperlukan tenaga edukatif sebagai pengontrol langsung
di lingkungan akademik dan orang tua di lingkungan rumah untuk bersama-sama
memberikan penjelasan secara gamblang / tidak ditutup-tutupi kepada peserta
didik. Sehingga dengan demikian mereka mendapatkan informasi yang tepat dan
berguna. Selain itupula permasalahan lain mengenai ICT atau program e-learningmerupakan
suatu pemikiran kita bersama agar kendala-kendala tersebut di atas dapat
teratasi dengan baik sehingga penerapan ICT dalam proses pembelajaran mempunyai
pengaruh yang signifikan dengan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
Serta
manfaat yang lain dari penerapan ICT ini adalah:
1) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
dengan pemanfaatan e-learning (pemanfaatan
teknologi komunikasi dan informasi dalam pembelajaran).
2) E-learning merupakan merupakan
inovasi yang sangat tepat untuk dikembangkan di sekolah saat ini sesuai dengan
perkembangan teknologi yang sedemikian pesat, demikian pula dengan perkembangan
informasi yang tak kalah pesatnya.
B.
Saran
Ada beberapa hal
agar penerapan e-learning (pemanfaatan internet), berjalan optimal:
1)
Seharusnya tiap sekolah memiliki komputer yang dapat diakseskan ke internet
(langkah ini perlu difasilitasi oleh pemerintah).
2)
Seluruh sekolah harus memiliki jaringan telepon.
3)
Perlu Diklat yang dapat melatih guru agar terampil menggunakan computer.
DAFTAR PUSTAKA
E,
Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. http://en.wikipedia.org/wiki/
E-learning.
Indrajit,
Richardus Eko. 2002. Electronic Goverment. Yokyakarta: Penerbit Andi.
Mico, Pardosi.
2001. Sistem Operasi Windows dan Internet Secara Cepat dan Mudah. Surabaya:
Penerbit Indah.
Hamalik, Oemar.
2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Juri, Mohamad.
2008. Penerapan E-learning dalam pembelajaran Inovatif. Madura.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar